HaiBunda

KEHAMILAN

Perkembangan Berat Janin Tidak Sesuai Usia Kehamilan: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Rabu, 31 Jul 2024 22:10 WIB
Perkembangan Berat Janin Tidak Sesuai Usia Kehamilan: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya/Foto: PRImageFactory
Jakarta -

Bunda, mengetahui bahwa berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Ada berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan janin dan kondisi yang dikenal sebagai intrauterine growth restriction (IUGR). Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai IUGR dan bagaimana cara menghadapinya.

Mengenal intrauterine growth restriction (IUGR)

Intrauterine growth restriction (IUGR) adalah kondisi janin tumbuh lebih lambat jika dibandingkan dengan usia kehamilan yang seharusnya. Kondisi ini bisa menyebabkan janin memiliki berat badan yang lebih kecil daripada seharusnya. Menurut Cleveland Clinic, IUGR dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu IUGR Simetris dan IUGR Asimetris.

1. IUGR Simetris

IUGR Simetris terjadi ketika seluruh tubuh janin tumbuh dengan proporsi yang sama, namun tetap lebih kecil dari ukuran normal. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau infeksi yang terjadi pada awal kehamilan. Dalam kasus ini, perkembangan semua organ tubuh janin terpengaruh, sehingga sulit untuk mencapai pertumbuhan optimal meskipun diberi perawatan tambahan.


2. IUGR Asimetris

IUGR Asimetris terjadi ketika pertumbuhan kepala dan otak janin tetap normal, tetapi pertumbuhan tubuhnya tertinggal. Kondisi ini sering disebabkan oleh masalah plasenta yang mengganggu pasokan nutrisi dan oksigen ke janin. Biasanya, IUGR asimetris terdeteksi pada trimester ketiga kehamilan, saat pertumbuhan tubuh janin mulai tertinggal, tetapi kepala dan otaknya tetap berkembang normal.

Penyebab janin tidak sesuai usia kehamilan

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan janin tidak sesuai usia kehamilan, termasuk IUGR. Faktor-faktor ini meliputi kondisi kesehatan ibu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan plasenta. Selain itu, faktor lingkungan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kekurangan gizi juga dapat berperan.

Menurut KidsHealth, kasus IUGR juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan kelainan kromosom. Kondisi ini membuat janin tidak menerima cukup nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Beberapa infeksi yang dialami ibu selama kehamilan, seperti rubella dan toksoplasmosis, juga dapat menyebabkan IUGR.

Gejala intrauterine growth restriction (IUGR)

Gejala IUGR tidak selalu terlihat jelas, tetapi ada beberapa tanda yang dapat diidentifikasi oleh dokter melalui pemeriksaan rutin. Hasil USG yang menunjukkan berat janin turun atau tidak sesuai dengan usia kehamilan bisa menjadi indikasi awal adanya IUGR. Janin kecil tapi aktif juga dapat menjadi salah satu tanda, meskipun aktivitas janin mungkin tidak berkurang.

Selain itu, pengukuran tinggi fundus (jarak dari tulang kemaluan hingga puncak rahim) yang lebih kecil dari perkiraan usia kehamilan dapat menjadi tanda adanya IUGR. Pemeriksaan Doppler juga dapat mengungkapkan aliran darah yang tidak normal di plasenta, yang menunjukkan bahwa janin tidak menerima cukup nutrisi dan oksigen.

Janin sehat/ Foto: Dwi Rachmi/ HaiBunda

Cara mendeteksi intrauterine growth restriction (IUGR)

Deteksi dini IUGR sangat penting untuk memastikan janin menerima perawatan yang tepat. Beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi IUGR antara lain:

1. USG: Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mengukur ukuran janin dan memantau pertumbuhannya dari waktu ke waktu. Melalui USG, dokter dapat memeriksa ukuran kepala, perut, dan tulang paha janin untuk menentukan apakah pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.

2. Doppler: Teknik ini digunakan untuk mengukur aliran darah dalam tali pusar dan plasenta, yang dapat membantu menentukan apakah janin menerima cukup oksigen dan nutrisi. Doppler juga dapat membantu mengidentifikasi masalah pada aliran darah ibu yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin.

3. Tes non stres: Tes ini mengukur detak jantung janin sebagai respons terhadap gerakan, yang dapat memberikan indikasi tentang kesejahteraan janin. Tes non-stress sering dilakukan setelah minggu ke-28 kehamilan untuk memastikan bahwa janin tetap dalam kondisi sehat.

Cara mengatasi intrauterine growth restriction (IUGR)

Mengatasi IUGR memerlukan pendekatan yang holistik dan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Perawatan pranatal yang intensif: Memastikan Bunda mendapatkan perawatan medis secara rutin untuk memantau kesehatan janin dan mendeteksi IUGR sejak dini. Pemeriksaan rutin ini meliputi USG berkala dan pemantauan kondisi ibu.

2. Nutrisi yang adekuat: Mengonsumsi makanan yang bergizi dan mengikuti saran dokter mengenai suplemen nutrisi yang diperlukan. Nutrisi yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin dan mengurangi risiko IUGR.

3. Menghindari faktor risiko: Menghindari merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Mengurangi paparan faktor risiko lingkungan juga penting untuk mencegah IUGR.

4. Pengawasan ketat: Dalam beberapa kasus, Bunda mungkin perlu menjalani pemeriksaan lebih sering dan lebih intensif untuk memantau perkembangan janin. Pengawasan ini termasuk pemantauan aktivitas janin dan pemeriksaan USG lebih sering.

5. Persalinan dini: Jika janin mengalami IUGR yang parah dan kondisi dalam rahim tidak mendukung, dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan persalinan dini. Persalinan dini sering kali dilakukan melalui operasi caesar untuk memastikan keselamatan janin dan ibu.

Bunda, menjaga kesehatan selama kehamilan sangat penting untuk memastikan Si Kecil tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika Bunda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan janin, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan perawatan yang baik dan pengawasan yang ketat, banyak kasus IUGR dapat dikelola dengan baik, sehingga Si Kecil dapat lahir sehat dan selamat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

6 Cara Mengatasi Kaki Sakit Pasca Melahirkan, Coba Ganti Sepatu yang Nyaman

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Atlet Voli Megawati Hangestri Resmi Menikah dengan Dio Novandra, Intip 7 Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

Kabar Halimah Cisse Bunda yang Melahirkan 9 Bayi Empat Tahun Lalu, Kini Jadi Glowing

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Gejala dan Peta Persebaran Virus Hanta yang Terdeteksi di Indonesia

Mom's Life Annisa Karnesyia

Nikita Willy Ajak Issa dan Nael Liburan Naik Phinisi di Labuan Bajo, Ini Potret Keseruannya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Perempuan Resmi Dilarang, Ternyata ini Bahayanya Bun!

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kabar Halimah Cisse Bunda yang Melahirkan 9 Bayi Empat Tahun Lalu, Kini Jadi Glowing

Gejala dan Peta Persebaran Virus Hanta yang Terdeteksi di Indonesia

Atlet Voli Megawati Hangestri Resmi Menikah dengan Dio Novandra, Intip 7 Potretnya

7 Pilihan Kotak Bekal Anak, Temukan yang Pas untuk Si Kecil

Nikita Willy Ajak Issa dan Nael Liburan Naik Phinisi di Labuan Bajo, Ini Potret Keseruannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK