KEHAMILAN
Peneliti Uji Coba Obat Baru untuk Hindari Operasi Darurat pada Kehamilan Ektopik
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Sabtu, 14 Sep 2024 07:40 WIBKehamilan ektopik merupakan komplikasi kehamilan yang dapat mengancam nyawa. Pada kehamilan ektopik, janin tidak dapat bertahan hidup dan mesti dikeluarkan dari tubuh ibu.
Banyak peneliti mencoba mencari cara untuk menyematkan janin pada kehamilan ektopik, termasuk kontroversi reimplantasi, Bunda. Baru-baru ini, peneliti kembali menemukan terobosan baru untuk mengurangi kebutuhan operasi darurat pada kehamilan ektopik melalui uji coba obat.
Para peneliti di Skotlandia tengah menguji coba obat baru yang dapat membantu perempuan dengan kehamilan ektopik terhindar dari tindakan operasi darurat. Uji coba rencananya akan dilakukan kepada ratusan perempuan di Inggris yang memenuhi syarat untuk perawatan medis kehamilan ektopik di 40 rumah sakit di sana.
Penelitian yang dipimpin oleh University of Aberdeen akan menggunakan obat mifepristone. Mereka akan menyelidiki apakah obat ini lebih efektif dalam mengobati kehamilan ektopik dibandingkan pengobatan medis yang tersedia saat ini.
"Kehamilan ektopik adalah keguguran yang sangat menyakitkan, yang berdampak signifikan pada fisik dan psikologis perempuan dan keluarganya. Penanganan medis kehamilan ektopik pada dasarnya tidak mengalami kemajuan dalam lebih dari 20 tahun," ungkap pemimpin penelitian, Dr. Andrea Woolner, dilansir Independent.
"Ini adalah kesempatan yang sangat menarik untuk menguji coba obat tambahan di samping pengobatan standar untuk penanganan medis kehamilan ektopik. Kami sangat yakin bahwa penambahan mifepristone ke pengobatan standar dapat mengurangi kebutuhan akan operasi darurat," sambungnya.
Baca Juga : Ektopik |
Baru-baru ini, diagnosis kehamilan ektopik memungkinkan beberapa perempuan ditangani dengan obat-obatan, sehingga mengurangi kebutuhan tindakan pembedahan. Namun, dengan perawatan medis yang tersedia saat ini, hingga 30 persen perempuan masih memerlukan operasi darurat dan pengangkatan tuba falopi.
Tim peneliti berharap uji coba ini akan menunjukkan bahwa obat baru kehamilan ektopik, yakni obat mifepristone bersama dengan pengobatan obat metotreksat, akan mengurangi kebutuhan untuk pembedahan darurat bagi banyak perempuan. Mifepristone merupakan obat bekerja dengan menghalangi hormon progesteron (hormon utama kehamilan).
Sayangnya, penelitian ini belum memungkinkan tim medis untuk menyelamatkan kehamilan ektopik, Bunda. Tapi, setidaknya obat ini mungkin dapat menghindarkan perempuan dari tindakan operasi.
"Uji coba baru ini dapat mengubah 'permainan' di mana dapat membantu ratusan perempuan terhindar dari operasi darurat setiap tahunnya," ungkap Wakil Menteri Luar Negeri di Department of Health and Social Care Inggris.
Penelitian dan uji coba rencananya akan dimulai pada akhir tahun ini dan hasilnya diharapkan akan keluar pada tahun 2027. Para ahli dari berbagai universitas terkenal ikut andil dalam penelitian yang didanai oleh Medical Research Council (MRC) dan National Institute for Health and Care Research (NIHR) Inggris.
Kehamilan ektopik memang masih menjadi topik hangat di kalangan medis. Di Indonesia, kasus kehamilan ektopik masih ditemukan. Simak penjelasan terkait kehamilan ektopik berikut ini!
Apa itu kehamilan ektopik?
Kehamilan ektopik disebut juga hamil di luar rahim. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim. Lebih dari 90 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi (saluran tuba).
Sedangkan menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan atau 20 dari 1.000. Pada kehamilan ektopik, seorang perempuan akan mendapatkan hasil test pack positif, meski sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim.
Penyebab dan faktor risiko kehamilan ektopik
Melansir dari Healthline, penyebab pasti kehamilan ektopik belum diketahui secara pasti, Bunda. Namun dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik dikaitkan dengan beberapa kondisi dan faktor risiko, seperti:
- Peradangan dan jaringan parut pada saluran tuba karena kondisi medis yang dialami sebelumnya, infeksi, atau pembedahan
- Faktor hormonal
- Kelainan genetik
- Cacat lahir
- Kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi
- Infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore atau klamidia
- Penyakit radang panggul
- Riwayat mengalami kehamilan ektopik
- Endometriosis
Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kehamilan ektopik pada wanita, meliputi:
- Kebiasaan merokok
- Usia lebih dari 35 tahun
- Memiliki riwayat masalah kesuburan
- Menjalani program bayi tabung
Gejala kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik pada awalnya mungkin akan terasa seperti kehamilan biasa, dengan muncul beberapa tanda seperti terlambat haid, nyeri di payudara, atau sakit perut.
Namun, pada kehamilan ektopik, tanda lain yang tidak normal dapat muncul dan perlu diwaspadai. Berikut tanda-tanda kehamilan ektopik menurut ACOG:
- Perdarahan vagina yang tidak normal
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri ringan di perut atau panggul
- Kram ringan di satu sisi panggul
Gejala yang lebih serius dari kehamilan ektopik dapat berkembang, terutama bila saluran tuba sampai pecah. Gejala dapat berupa muncul sakit secara tiba-tiba di perut atau panggul, dan bahu, serta tubuh lemah hingga pingsan. Saluran tuba yang pecah dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa.
Demikian serba-serbi tentang kehamilan ektopik, termasuk uji coba obat baru untuk kehamilan ektopik. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
Dua Kali Mengalami Kehamilan di Luar Rahim, Bisakah Hamil Kembali?
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan Ektopik Nantinya Bisa Terdeteksi Melalui Tes Air Liur
Mengenal Kehamilan Ektopik Terganggu, Ketahui juga Beragam Gejalanya
Bila Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik, Bagaimana Peluang Bunda untuk Hamil Lagi?
Benarkan Radang Panggul Bikin Susah Hamil? Tandai Gejalanya Bun
TERPOPULER
8 Barang yang Tidak Boleh Disimpan di Lemari Pakaian Menurut Pakar
Penuh Haru, Aline Adita Bagikan Perjalanan Kehamilan dari Trimester 1 hingga Melahirkan
Andhara Early Gunting Kartu Kredit Usai KPR Lunas, Tak Ingin Berutang dan Riba
15 SD Terbaik di Indonesia dengan Jumlah Peserta Didik Berprestasi Terbanyak
Jangan Bilang 'Tidak', Ini 5 Cara Profesional Menolak Tugas di Luar Tanggung Jawab
REKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
5 Potret Raisa di Premiere Wicked: For Good, Tunjukkan Karya Zalina pada Ariana Grande
5 Cara Melihat Chat Whatsapp yang Telah Dihapus di HP Pasangan
15 SD Terbaik di Indonesia dengan Jumlah Peserta Didik Berprestasi Terbanyak
8 Barang yang Tidak Boleh Disimpan di Lemari Pakaian Menurut Pakar
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Kakak Jisoo BLACKPINK Resmi Debut lewat 'Super Seller'
-
Beautynesia
Sayap Gagak dan Renda Sangkar: Harry Halim Melawan Kerapuhan dengan Gaya Paling Dramatis di Koleksi "11/11"
-
Female Daily
WAJIB CATAT! Ini 3 Tips Memilih Sunscreen untuk Kulit Berjerawat!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto: Lily Allen Belum Selesai 'Balas Dendam', Tampil Seksi Lagi Pasca-Cerai
-
Mommies Daily
8 Rekomendasi Lipstik Terbaik untuk Bibir Kering, Nggak Cracky Lagi!