Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bila Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik, Bagaimana Peluang Bunda untuk Hamil Lagi?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 21 Jun 2022 19:00 WIB

Ilustrasi sakit kepala atau pusing saat bangun tidur
Bila Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik, Bagaimana Peluang Bunda untuk Hamil Lagi? /Foto: Getty Images/staticnak1983

Bunda tentunya bahagia dengan tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif. Namun, kebahagiaan itu bisa berubah bila dokter mengatakan bahwa Bunda mengalami hamil ektopik. Apa penyebab kehamilan ektopik?

Dalam kehamilan ektopik, telur yang dibuahi tidak dapat bertahan, dan jaringan yang tumbuh dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa, jika tidak ditangani. Simak penjelasan lebihnya di bawah ini yuk Bunda.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, maksud dari kehamilan ektopik itu jika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada lapisan rahim, tumbuh di luar rongga utama rahim.

Kehamilan ektopik paling sering terjadi di tuba fallopi, yang membawa telur dari ovarium ke rahim. Namun, kehamilan ini juga bisa terjadi di area tubuh lainnya seperti ovarium, rongga perut, atau bagian bawah rahim (serviks), yang terhubung dengan vagina.

Banner Lahirkan Bayi Down SyndromeLahirkan Bayi Down Syndrome/ Foto: HaiBunda/ Annisa Shofia

Gejala hamil ektopik

Apakah kehamilan ektopik menunjukkan gejala tertentu? Bunda pada awalnya mungkin tidak melihat gejala apa pun. Namun, pada beberapa wanita yang mengalami kehamilan ektopik memiliki tanda atau gejala awal kehamilan yang biasa – yakni telat haid, nyeri payudara, dan mual. Saat tes kehamilan, hasilnya juga positif. 

Seringkali, tanda-tanda peringatan pertama dari kehamilan ektopik adalah pendarahan vagina ringan dan nyeri panggul. Jika darah bocor dari tuba falopi, Bunda mungkin merasakan nyeri bahu atau dorongan untuk buang air besar.

Gejala spesifiknya bergantung pada tempat berkumpulnya darah dan saraf mana yang teriritasi.

Jika sel telur yang telah dibuahi terus tumbuh di tuba fallopi, dapat menyebabkan tuba pecah. Bunda juga bisa mengalami pendarahan hebat di dalam perut. Gejala dari peristiwa yang mengancam jiwa ini termasuk sakit kepala sangat ringan, pingsan, dan syok.

Hamil ektopik yang paling umum itu kehamilan tuba. Ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tersangkut di dalam perjalanannya ke rahim. Sering kali terjadi karena tuba fallopi rusak karena peradangan atau cacat. Hormon yang tidak seimbang atau perkembangan abnormal sel telur juga bisa berperan.

Faktor risiko Bunda alami kehamilan ektopik

Banyak faktor risiko yang menempatkan Bunda mengalami kehamilan ektopik, salah satunya dari penggunaan alat kontrasepsi. Berikut beberapa faktor risiko kehamilan ektopik:

  1. Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik, sangat mungkin Bunda akan mengalaminya lagi.
  2. Peradangan atau infeksi. Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia, dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba dan organ terdekat lainnya, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

  3. Perawatan kesuburan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF) atau perawatan serupa lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik. Infertilitas itu sendiri juga dapat meningkatkan risiko.

  4. Operasi tuba. Pembedahan untuk memperbaiki tuba fallopi yang tertutup atau rusak dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

  5. Pilihan pengendalian kelahiran. Bunda yang sudah menggunakan alat kontrasepsi bisa saja kebobolan hamil. Jika menggunakan IUD, kemungkinan besar mengalami kehamilan ektopik. Begitu juga dengan ligasi tuba, metode pengendalian kelahiran permanen yang umumnya dikenal sebagai 'mengikat tuba', juga meningkatkan risiko jika Bunda hamil setelah prosedur ini.

  6. Merokok. Merokok sebelum hamil dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Semakin sering Bunda merokok, semakin besar risikonya.

Simak penjelasan lebih lanjut di halaman berikutnya yuk Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang tips mencegah kehamilan ektopik.

[Gambas:Video Haibunda]




PELUANG HAMIL DI MASA DEPAN

A pregnant woman and her female doctor are indoors in a hospital. The doctor is performing an ultrasound.

Bila Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik, Bagaimana Peluang Bunda untuk Hamil Lagi? /Foto: Getty Images/iStockphoto/FatCamera

Diagnosis kehamilan ektopik

Debra Rose Wilson, seorang profesor, peneliti, dan praktisi kesehatan holistik mengatakan kehamilan ektopik tidak dapat didiagnosis dari pemeriksaan fisik. Langkah lain yang digunakan untuk mendiagnosisnya yakni dengan USG transvaginal.

Dokter mungkin juga menggunakan tes darah untuk menentukan kadar hCG dan progesteron.

"Ini adalah hormon yang hadir selama kehamilan. Jika kadar hormon ini mulai menurun atau tetap sama selama beberapa hari dan kantong kehamilan tidak terlihat pada USG, kemungkinan kehamilan ektopik," kata Wilson dilansir Healthline.

Mencegah kehamilan ektopik

Untuk mencegah kehamilan ektopik, Bunda mungkin dapat mengurangi risiko dengan memelihara kesehatan reproduksi.  Cobalah rutin ke dokter, termasuk pemeriksaan ginekologi reguler dan skrining STD reguler.

Namun, jika Bunda mengalami kehamilan ektopik,  penting untuk mengeluarkan embrio sesegera mungkin karena kehamilan ektopik tidak aman untuk kesehatan ibu dan kesuburan dalam jangka panjang. 

Peluang hamil di masa depan

Apa Bunda bisa hamil sehat setelah mengalami kehamilan ektopik? Wilson bilang itu semua tergantung apakah hal tersebut memmengaruhi fisik.

"Kebanyakan orang yang mengalami kehamilan ektopik kehamilan selanjutnya sehat. Jika kedua saluran tuba masih utuh, atau bahkan hanya satu, sel telur dapat dibuahi seperti biasa," kata Wilson.

Namun, jika Bunda sudah memiliki masalah reproduksi sebelumnya, hal tersebut dapat memengaruhi kesuburan di masa depan. Selain itu juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik di masa depan.

"Hal ini terutama terjadi jika masalah reproduksi yang sudah ada sebelumnya telah menyebabkan kehamilan ektopik," jelas Wilson.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda