Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Melahirkan Banyak Anak Disebut Tingkatkan Risiko Alzheimer di Masa Tua, Simak Faktanya

Adzira Febriyanti   |   HaiBunda

Selasa, 24 Sep 2024 19:14 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Mau Melahirkan di Rumah Sakit
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/muthardman
Jakarta -

Apakah Bunda dan Ayah memiliki rencana akan memiliki berapa anak? Program memiliki jumlah anak memang penting untuk menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Namun lebih dari itu, ternyata jumlah anak juga memengaruhi kesehatan mental Bunda di masa depan.

Menurut studi, ternyata perempuan yang melahirkan banyak anak memiliki risiko mengidap Alzheimer lebih besar di masa tuanya. Hal itu ditemukan dalam sebuah penelitian pada 18 Juli 2018 yang dimuat dalam jurnal American Academy of Neurology. Penelitian ini menemukan bahwa, ibu yang melahirkan lima anak atau lebih, lebih berisiko alami penyakit Alzheimer.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, ibu yang pernah mengalami kehamilan tidak lengkap, baik keguguran maupun aborsi, berisiko lebih kecil untuk terserang  Alzheimer di masa depan jika dibandingkan dengan yang tidak pernah mengalaminya. Apa penyebabnya?

Ibu yang memiliki banyak anak terutama lima anak atau lebih berisiko lebih tinggi mengalami Alzheimer karena adanya oleh perubahan hormon selama kehamilan, khususnya fluktuasi hormon estrogen yang diduga memengaruhi kesehatan otak dan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Mengenal penyakit Alzheimer

Dilansir dari Time, Alzheimer adalah penyakit yang secara bertahap merusak otak, menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan komunikasi seseorang.

Penyakit ini merupakan jenis demensia yang paling umum dan sering terjadi pada orang lanjut usia. Gejala awal biasanya berupa lupa nama atau kejadian terbaru. Seiring waktu, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari pun terganggu.

Nama penyakit ini diambil dari nama Dr Alois Alzheimer yang meninggal dunia pada 1906. Pada awalnya, Dr Alzheimer menemukan adanya perubahan jaringan otak pada perempuan yang mengalami gangguan mental. Gejalanya yakni, mudah lupa, sulit berkomunikasi, dan perilaku tak terduga

Meski penyebab pastinya belum diketahui sepenuhnya, Alzheimer diduga terkait dengan penumpukan protein abnormal di otak, seperti plak amiloid yang merusak sel otak. Termasuk juga beberapa faktor pendukung lain seperti usia, riwayat keluarga, dan faktor genetik.

Saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan Alzheimer, tetapi terapi dan perawatan terapdu bisa membantu memperlambat perkembangannya serta meningkatkan kualitas hidup penderita.

Kaitan antara Alzheimer dan kehamilan

Lalu apa kaitan antara risiko Alzheimer dengan berapa kali seorang ibu melahirkan?  "Kadar estrogen meningkat dua kali lipat pada minggu kedelapan kehamilan sebelum meningkat hingga 40 kali lipat dari kadar puncak normal," ungkap penulis studi Ki Woong Kim, MD, PhD, dari Universitas Nasional Seoul di Seoul, Korea Selatan.

"Jika hasil ini dikonfirmasi pada populasi lain, ada kemungkinan bahwa temuan ini dapat mengarah pada pengembangan strategi pencegahan berbasis hormon untuk penyakit Alzheimer berdasarkan perubahan hormonal pada trimester pertama kehamilan," tambahnya.

Dalam studi ini, para peneliti menggabungkan data dari dua penelitian independen berbasis populasi dari Korea dan Yunani dengan total 3.549 perempuan. Tetapi mengecualikan mereka yang sedang menjalani terapi hormon dengan histerektomi atau operasi pengangkatan indung telur.

Pada awalnya, perempuan yang rata-rata berusia 71 tahun tersebut memberikan informasi tentang riwayat reproduksi mereka. Mereka ikut serta dalam penelitian ini setelah melahirkan anak pertama selama 46 tahun yang lalu.

Para peserta menjalani tes berupa uji memori dan daya ingat. Lalu apakah mereka memiliki gejala Alzheimer. Hasilnya, 118 perempuan ternyata mengidap penyakit Alzheimer dan 896 perempuan lainnya mengidap kognitif ringan.

Perempuan yang melahirkan lima anak atau lebih akan 70 persen berisiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer dibandingkan dengan perempuan yang memiliki lebih sedikit anak.

Dari 716 perempuan yang memiliki lima anak atau lebih, 59 di antaranya mengidap Alzheimer. Sementara itu, dari 2.751 perempuan yang memiliki anak lebih sedikit, hanya 53 yang mengalami penyakit ini. Risiko ini tetap ada meskipun peneliti telah menyesuaikan dengan faktor lain seperti kondisi medis, penggunaan terapi hormon, dan menyusui.

Di sisi lain, studi ini juga menemukan bahwa perempuan yang pernah mengalami kehamilan tidak lengkap, seperti keguguran atau aborsi, cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena Alzheimer dibandingkan dengan yang tidak pernah mengalami hal tersebut.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, perubahan hormon dan reaksi tubuh terhadap kehamilan diyakini berperan penting dalam memengaruhi kesehatan otak dalam jangka panjang.

Para peneliti juga berpendapat, bahwa perubahan kadar estrogen selama kehamilan mungkin memiliki efek perlindungan terhadap demensia, tetapi hubungan ini sangat kompleks. Hingga saat ini, uji coba terapi penggantian hormon untuk demensia belum memberikan hasil yang meyakinkan.

Adapun Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif dan penyebab paling umum dari demensia. Demensia bukanlah suatu penyakit yang spesifik. Ini adalah istilah keseluruhan yang menggambarkan sekelompok gejala, seperti dikutip dari Alz.org.

Namun, ada keterbatasan dalam pengumpulan data studi ini, seperti tidak adanya perbandingan antara perempuan yang pernah hamil dan yang tidak pernah hamil sehingga sulit untuk sepenuhnya memahami bagaimana kehamilan dan persalinan memengaruhi risiko demensia.

Sebaliknya, studi ini menyoroti hubungan menarik antara perubahan hormon dan risiko demensia, namun masih faktor yang perlu diteliti. Dengan demensia menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Inggris, investasi dalam berbagai penelitian terus dilakukan dengan harapan untuk suatu hari mengatasi penyakit ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda