Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Cara Menguatkan Janin agar Tidak Keguguran, Ketahui Larangan untuk Bumil

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 24 Sep 2024 17:02 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Cara Menguatkan Janin agar Tidak Keguguran/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Jomkwan
Jakarta -

Keguguran menjadi momok paling menakutkan bagi pasangan suami istri yang tengah menanti momongan. Keguguran bahkan dapat terjadi sebelum seorang perempuan mengetahui kehamilannya, Bunda.

Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak dapat dicegah, terutama bila melibatkan kelainan kromosom. Tetapi, risikonya bisa diturunkan dengan menguatkan janin agar tidak keguguran atau melakukan langkah-langkah tepat sebelum dan selama hamil.

"Mengambil langkah-langkah tertentu sebelum dan selama kehamilan dapat membantu bagi perempuan yang masuk kelompok kehamilan berisiko," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Erika Nichelson, DO, dilansir Parents.

Perlu diketahui ya, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), keguguran (abortus) diartikan sebagai berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu hidup, yakni ketika usia kehamilan belum mencapai 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, baik secara spontan maupun diinduksi. Keguguran merupakan masalah kesehatan reproduksi pada perempuan usia subur yang sering kali luput dari perhatian masyarakat.

Penyebab pasti dari keguguran belum diketahui, Bunda. Tetapi, hampir setengah dari kasus keguguran terjadi karena embrio yang tidak berkembang dengan baik karena masalah kromosom.

"Ketika kromosom sel telur dan sperma bertemu untuk membentuk embrio, kedua kromosom dari keduanya itu biasanya berpasangan dengan benar," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Henry Lerner, MD,

"Namun, terkadang keduanya menjadi acak. Jika keduanya dipasangkan dengan tidak benar, maka embrio akan berhenti berkembang," sambungnya.

Seperti dijelaskan sebelumnya, Bunda dapat menurunkan risiko keguguran dengan menguatkan janin. Simak penjelasan lengkap tentang langkah-langkahnya berikut ini!

Ilustrasi Ibu Hamil MakanIlustrasi Ibu Hamil Makan Sehat/ Foto: Getty Images/iStockphoto/chanakon laorob

Cara menguatkan janin agar tidak keguguran

Melansir dari beberapa sumber, berikut tujuh cara menguatkan janin agar tidak keguguran:

1. Menjalani gaya hidup sehat sebelum promil dan selama hamil

Menyiapkan fisik dan mental sebelum mulai program hamil sangat penting untuk menurunkan risiko keguguran. Persiapan ini dapat berupa menjalani gaya hidup sehat, yang dapat dilanjutkan sampai Bunda dinyatakan positif hamil.

"Hingga setengah dari kehamilan tidak direncanakan, yang berarti bahwa beberapa orang tua tidak siap menghadapi kehamilan saat itu terjadi," ungkap dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Winnie Palmer Hospital, Stephanie Zobel, MD.

"Padahal, mempersiapkan kehamilan dengan mengubah pola makan, olahraga, membatasi stres, mengoptimalkan gangguan medis kronis, dan memulai pemberian vitamin prenatal sangat ideal untuk semua kehamilan," sambungnya.

Banyak pakar menyarankan perempuan untuk mengonsumsi setidaknya 400 mikrogram (mcg) asam folat sebelum hamil. Asam folat dapat menurunkan risiko kelainan bawaan tertentu yang terkait dengan keguguran, Bunda.

2. Konsumsi makanan yang tepat selama hamil

Diet yang seimbang dan padat nutrisi adalah cara terbaik untuk menguatkan janin agar tidak terjadi keguguran. Diet seimbang padat nutrisi ini seperti mengonsumsi makanan mengandung vitamin dan mineral di sayur dan buah.

Penelitian memang belum dapat menyimpulkan hubungan pasti antara nutrisi dan keguguran. Namun dalam ulasan di National Library of Medicine tahun 2022 membeberkan bukti tentang kemungkinan hubungan antara kekurangan nutrisi tertentu dengan keguguran.

Selain mengonsumsi makanan bergizi, jangan lupa untuk menghindari makanan yang berisiko menyebabkan keguguran. Makanan ini mengandung bakteri Listeria yang juga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan stillbirth, atau bayi lahir mati. Beberapa makanan rentan terpapar bakteri ini seperti daging dan makanan laut mentah, susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi, telur setengah matang, dan daging olahan.

3. Rutin olahraga selama hamil

Melakukan olahraga sangat dianjurkan selama hamil, Bunda. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), idealnya ibu hamil melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu.

Aktivitas aerobik adalah aktivitas di mana Bunda menggerakkan otot-otot besar tubuh, seperti otot kaki dan lengan, secara berirama. Sementara itu, intensitas sedang berarti Bunda bergerak cukup banyak untuk meningkatkan detak jantung hingga berkeringat.

Olahraga saat hamil tak hanya membuat tubuh bugar, tapi juga dapat menurunkan risiko keguguran, diabetes gestasional, preeklamsia, kemungkinan melakukan persalinan dengan operasi caesar.

4. Mengelola stres selama hamil

Stres saat hamil dapat membahayakan janin, Bunda. Studi tahun 2017 di Scientific Reports menemukan bahwa stres dapat meningkatkan risiko keguguran dini hingga 42 persen.

Tapi perlu dicatat, kecemasan dan ketegangan yang dialami sehari-hari tidak terkait dengan keguguran. Masalah ini umumnya terjadi bila ibu hamil mengalami stres yang berat hingga mengganggu hidupnya.

Sebelum menjadi berat, ada baiknya Bunda belajar mengelola stres ini ya. Bicara dengan suami atau orang terdekat bila merasa pikiran kacau. Jika dirasa tidak membantu, Bunda dapat berkonsultasi dengan pakar atau melakukan terapi.

5. Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama hamil

Cara lain untuk menguatkan janin agar tidak keguguran adalah menjaga berat badan Bunda sebelum dan selama hamil. Berat badan yang tidak ideal, seperti obesitas atau underweight, sering dikaitkan dengan faktor penyebab keguguran, Bunda.

Studi di jurnal Scientific Reports tahun 2021 menunjukkan bahwa perempuan dengan berat badan kurang atau berlebih memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk mengalami keguguran berulang dibandingkan mereka yang memiliki berat badan rata-rata. Sementara dalam penelitian di Journal of Family and Community Medicine tahun 2012 dijelaskan bahwa obesitas ibu merupakan faktor independen yang berhubungan dengan risiko keguguran berulang.

6. Mengontrol kondisi medis yang diidap bumil

Sebelum hamil, Bunda sebaiknya sudah mengetahui kondisi medis yang diidap, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit autoimun. Kondisi medis tersebut lalu dikelola sebaik mungkin agar tidak memengaruhi janin atau menyebabkan keguguran.

"Gangguan medis kronis termasuk diabetes, hipotiroidisme, hipertensi, dan penyakit autoimun perlu ditangani dan dikontrol dengan baik sebelum kehamilan," kata Zobel.

"Mendapatkan perawatan dari dokter di awal kehamilan adalah kunci keberhasilan kehamilan pada perempuan dengan kondisi medis kronis," sambungnya.

7. Menjaga kebersihan agar terhindar dari infeksi

Menjaga kebersihan sangat penting untuk menurunkan risiko keguguran, Bunda. Menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sesering mungkin, dapat membantu ibu hamil terhindar dari infeksi penyakit seperti flu dan pneumonia. Bunda dapat berkonsultasi ke dokter untuk pemberian vaskinasi yang diperlukan agar terhindar dari infeksi tersebut.

Selain mencuci tangan, jangan lupa menjaga kebersihan area mulut dan gigi dengan memeriksakannya ke dokter sebelum dan saat hamil. Infeksi dari mulut dan gigi berpotensi menimbulkan efek berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya yang sedang berkembang.

Dalam ulasan di British Dental Journal tahun 2004 dijelaskan bahwa penyakit periodontal (infeksi gusi yang serius) tampaknya berhubungan dengan keguguran antara usia kehamilan 12 hingga 24 minggu.

Demikian cara menguatkan janin agar tidak keguguran. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda