HaiBunda

KEHAMILAN

Kisah Bunda Didiagnosis Kanker saat Periksa Kehamilan, Jalani Kemoterapi Sebelum Melahirkan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 19 Dec 2024 08:00 WIB
Ilustrasi Diagnosis Kanker saat Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jakarta -

Naseem Khorram tak pernah menyangka didiagnosis kanker saat sedang hamil anak keduanya. Padahal, Bunda yang berprofesi sebagai dokter spesialis ginjal ini tidak mengalami gejala apa pun saat hamil dan kehamilannya dianggap berjalan baik.

Khorram pertama kali mengetahui kanker yang diidapnya setelah menjalani pemeriksaan darah rutin selama kehamilan. Tes ini adalah pengujian standar untuk memeriksa kelainan kromosom pada janin, seperti sindrom Down.

Namun, Khorram justru terkejut saat hasil tes keluar. Hasil tes bertuliskan 'tidak lazim untuk varian DNA kromosom ibu'. Menurut hasil tes, bayi di dalam kandungannya sehat, tetapi ada sesuatu yang tak lazim pada kesehatan ibu.


Perlu diketahui, hasil tes 'tidak lazim' bisa disebabkan karena berbagai alasan, seperti pertumbuhan non-kanker atau fibroid rahim. Tetapi, hasil yang 'tidak lazim' juga dapat dikaitkan dengan tingkat keganasan yang sangat tinggi, Bunda.

Dokter lalu menyarankan Khorram untuk menjalani magnetic resonance imaging (MRI) seluruh tubuh. Pemeriksaan ini dapat memindai gambar tubuh untuk memeriksa kanker.

"Ini adalah salah satu masa paling menakutkan dalam hidup yang pernah saya alami," kata Khorram, dilansir CNN.

"Itu bukan sesuatu yang saya antisipasi. Ketika seseorang memberi tahu bahwa kamu mungkin mengidap kanker, hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah, 'Apakah saya akan melihat putri saya tumbuh dewasa?' Namun, saya akan melakukannya," sambungnya.

Khorram menjadi subjek penelitian

Khorram tak langsung bisa menjalani MRI lantaran asuransi menolak pemindaian seluruh tubuh. Sebagai gantinya, ia mendaftar di sebuah penelitian National Institutes of Health (NIH), di mana mereka menerima hasil tes sekuensing DNA prenatal abnormal seperti miliknya.

Melalui penelitian ini, Khorram menerima pemindaian MRI seluruh tubuh dan didiagnosis dengan limfoma Hodgkin stadium II atau kanker sistem limfatik. Kanker ini menyerang salah satu sel darah puth yang bertugas melawan infeksi, Bunda.

"Salah satu alasan mengapa saya ingin terlibat dalam penelitian NIH dan berbagi cerita saya adalah karena kita memerlukan protokol. Sistem perawatan kesehatan, asuransi, dan ahli radiologi perlu menyadari bahwa pencitraan dan penyelidikan tambahan diperlukan, dan kita tidak bisa begitu saja mengabaikannya," ungkap Khorram.

Segera setelah didiagnosis, Khorram memulai perawatan kemoterapi tanpa mengganggu kehamilannya. Ia menyelesaikan perawatan dua minggu sebelum anak perempuannya lahir.

"Sangat mudah untuk merasa takut dengan hasil ini, dan itu normal. Namun, saya sangat menganjurkan orang untuk mengadvokasi diri mereka sendiri, untuk menjalani pemeriksaan diagnostik tambahan, karena itu bisa menyelamatkan nyawa," ujar perempuan 36 tahun ini.

Khorram kini sudah terbebas dari kanker. Ia rencanankan akan memeriksakan diri ke dokter di tahun depan untuk memantau kesehatan. Tetapi secara keseluruhan, ia merasa sehat.

(ank/ank)
Studi terkait kondisi Khorram

Studi terkait kondisi Khorram

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Selamat! Mayden dan Hengky Resmi Menikah, Intip Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

Beragam Mitos Kehamilan Populer & Masih Dipercaya Banyak Bumil di Dunia, Simak Faktanya

Kehamilan Amrikh Palupi

5 Kisah Perempuan Sukses yang Membangun Kekayaan Sendiri

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Evi Masamba Hamil Anak Ketiga, Sempat Ngidam Makanan Unik yang Sulit Dicari

Kehamilan Annisa Karnesyia

Momen Manis Nana Mirdad bersama Baby Kira yang Ditemukan di Dekat Rumah Setahun Lalu

Mom's Life Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Selamat! Mayden dan Hengky Resmi Menikah, Intip Potretnya

Beragam Mitos Kehamilan Populer & Masih Dipercaya Banyak Bumil di Dunia, Simak Faktanya

5 Resep Sayur untuk Balita 2 Tahun yang Susah Makan, Lezat dan Menyehatkan

Obat Batuk Picu Kematian 16 Anak di India, BPOM Pastikan Indonesia Aman

Syifa Hadju Dilamar El Rumi di Swiss, Cincinnya Curi Perhatian Publik

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK