KEHAMILAN
Kisah Bumil dengan Penyakit Jantung Jalani Tindakan Medis di Usia Kehamilan 16 Minggu
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Selasa, 28 Jan 2025 08:30 WIBBunda bernama Katherine begitu emosional saat mengetahui dirinya hamil. Bagaimana tidak, Katherine telah didiagnosis penyakit jantung sebelum tahu kabar kehamilannya.
Katherine dan sang suami Shawan, mengaku takut dengan kondisi kesehatan yang akan dihadapi ke depan. Penyakit jantung rematik dengan diagnosis stenosis katup mitral yang dialami Katherine dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawanya dan sang bayi sebelum dilahirkan.
"Kami senang, tetapi juga khawatir dengan kesehatan saya. Agak menyedihkan bahwa kami tidak bisa gembira mendengar berita itu karena kondisi jantung saya," kata Katherine, dilansir laman Massachusetts General Hospital.
Kondisi medis ini juga sempat membuat tim medis meminta Katherine mempertimbangkan untuk mengakhiri kehamilannya. Katherine pun memutuskan untuk mencari opsi kedua.
Ia pun berkonsultasi dengan ahli jantung intervensional di Massachusetts General Hospital Ignacio Inglessis-Azuaje, MD, dan ahli jantung lainnya Nandita S. Scott, MD. Scott sendiri diketahui mendirikan Program Penyakit Kardiovaskular dan Kehamilan, yakni sebuah program yang menyediakan perawatan multidisiplin untuk penyakit jantung selama kehamilan di Corrigan Minehan Heart Center, Mass General.
Inglessis dan Scott sepakat bahwa Katherine memenuhi syarat untuk menjalani percutaneous balloon mitral valvuloplasty, yakni tindakan memperlebar katup jantung untuk meningkatkan aliran darah. Meskipun prosedur tersebut berisiko, tim yakin mereka dapat melakukannya dengan aman, dan mereka pun berhasil.
Setelah menjalani tindakan medis, Katherine dapat melanjutkan sisa kehamilannya dengan baik. Ia pun melahirkan seorang bayi perempuan sehat bernama Amari lima bulan kemudian.
"Kami sangat berterima kasih kepada para dokter yang penuh kasih sayang dan sangat berbakat ini beserta tim mereka. Berkat mereka, kami memiliki bayi yang cantik dan sehat saat ini," katanya.
Riwayat penyakit jantung yang diidap Katherine
Katherine didiagnosis stenosis mitral rematik sejak dari kecil. Kala itu, ia mengalami demam akibat infeksi streptokokus yang tidak diobati, sehingga merusak jantung.
Akibat kondisinya, Katherine sering sakit dan mudah lelah. Ia juga rentan pingsan bila terpapar cuaca panas, Bunda.
"Saat masih kecil, saya akan pingsan di tengah hari saat cuaca panas. Saya sering sakit, mengalami sesak napas, dan mudah sekali lelah," ungkapnya.
Katherine sempat dirawat karena stenosis mitral di Filipina, dan ia pindah ke Amerika Serikat sebagai mahasiswa pertukaran pada tahun 2017. Setelah bertemu Shawn, ia pindah ke Massachusetts pada tahun 2020. Ketika ia mengetahui sedang hamil, gejala stenosisnya memburuk.
"Bahkan bila berjalan pelan menaiki tangga, saya akan merasa mual dan lemah," katanya.
Bila memang diperlukan, Katherine siap untuk mengakhiri kehamilannya. Meski begitu, ia berharap langkah tersebut tidak perlu diambil, Bunda.
"Saya memberi tahu Shawn, saya ingin berbicara dengan dokter Inglessis. Jika menurutnya operasi akan terlalu berisiko bagi saya, saya siap untuk melepaskannya dan mengakhirinya. Dokter Inglessis memberi kami secercah harapan pertama sejak kami mengetahui bahwa saya hamil," ujar Katherine.
Kasus Katherine ini dievaluasi oleh tim kehamilan berisiko tinggi, termasuk spesialis kedokteran ibu dan janin dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, anggota tim Women's Heart Health Program, anestesi, keperawatan, dan kardiologi intervensional.
"Persalinan dan kelahiran dapat menjadi tantangan bagi jantung yang sehat, jadi menangani jantung yang telah diperbaiki memerlukan berbagai keahlian dan komunikasi rutin antar departemen," kata dokter kandungan Jeffrey Ecker, MD.
"Perawatan multidisiplin semacam itu adalah salah satu ciri khas Mass General."
Katherine juga menjalani pengujian untuk memastikan katupnya merupakan kandidat yang baik untuk prosedur tersebut. Setelah dipastikan cocok, Katherine menjalani tindakan medis saat hamil anak pertamanya ini.
"Untuk melanjutkan kehamilan, kami perlu membuka katup itu sedikit lebih lebar, dan meningkatkan aliran darah melalui katup tersebut. Dokter Inglessis sangat terbuka terhadap seluruh diskusi ini, dan ia berpikir bahwa prosedur tersebut dapat dilakukan," kata Scott.
"Tapi, kehamilan adalah hal yang sangat pribadi. Apa pun keputusannya, tugas kami adalah mendukung Katherine, dan melakukan apa yang menurut kami terbaik untuk kelangsungan hidup ibu dan bayi," sambungnya.
Perlu diketahui, stenosis mitral dapat mempersempit bukaan katup mitral jantung, yang membatasi jumlah darah mengandung oksigen mengalir melalui jantung. Hal tersebut juga dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru.
Katherine menjalani percutaneous balloon mitral valvuloplasty saat ia hamil sekitar 16 minggu. Prosedur minimal invasif ini dilakukan dengan menggunakan balon kecil untuk meningkatkan bukaan katup mitral. Inglessis lalu memasukkan kateter melalui pembuluh darah di kaki Katherine dan ke jantungnya untuk melakukan prosedur tersebut.
Setelah prosedur tersebut, Katherine dipulangkan untuk melanjutkan pemulihannya di rumah. Seiring dengan perkembangan kehamilannya, Katherine rutin memeriksakan kandungannya hingga melahirkan sang putri.
"Rasanya seperti keajaiban. Kami menyambut Amari sebagai sebuah keajaiban, dan kini dia membuat kami bahagia setiap hari. Dia adalah berkat terbesar bagi seluruh keluarga," ungkap Katherine.
Demikian kisah Katherine yang menjalani kehamilan dengan diagnosis penyakit jantung. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
10 Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil
Alasan Wanita Harus Hindari Alkohol Sebelum Memulai Program Hamil
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan
TERPOPULER
Melly Goeslaw Ajak BBB Reunian, Potret Laudya Cynthia Bella Ramai Dikomentari
7 Peralatan Elektronik yang Wajib Dicabut Saat Listrik Padam, Biar Tidak Rusak!
15 SMP Terbaik di Indonesia dengan Jumlah Peserta Didik Berprestasi Terbanyak
Cerita Lesti Kejora: Menyusui saat Hamil Anak Ketiga
3 Resep Pisang Goreng Crispy, Simpel dan Renyahnya Tahan Lama
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi untuk Kulit Kering dan Sensitif
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Melly Goeslaw Ajak BBB Reunian, Potret Laudya Cynthia Bella Ramai Dikomentari
Kayra Miendra Putri Tora Sudiro Tampil Memukau di JFW 2026
3 Resep Pisang Goreng Crispy, Simpel dan Renyahnya Tahan Lama
Cerita Lesti Kejora: Menyusui saat Hamil Anak Ketiga
15 SMP Terbaik di Indonesia dengan Jumlah Peserta Didik Berprestasi Terbanyak
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
7 Rekomendasi Drama & Film Horor Thriller Korea Baru di Netflix yang Wajib Ditonton
-
Beautynesia
Mau Lebih Eco-Friendly? Ini 5 Pilihan Bahan Pakaian Organik Buatmu!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Tantangan Ji Chang Wook Main Drakor Adaptasi Film yang Pernah Dibintanginya
-
Mommies Daily
Orang Tua Harus Tahu, Ini Gejala dan Penyebab Mata Malas pada Anak, serta Cara Mengatasinya