HaiBunda

KEHAMILAN

Penanganan Plasenta Akreta untuk Menyelamatkan Ibu dan Bayi pada saat Persalinan

Dr. dr. Chamim, Sp.OG, Sub.Sp Onkologi   |   HaiBunda

Rabu, 12 Mar 2025 14:20 WIB
Plasenta Akreta/ Foto: Getty Images/BongkarnThanyakij
Jakarta -

Proses kehamilan dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan bagi ibu dan janin. Termasuk terjadinya plasenta akreta yang dapat menyebabkan persalinan prematur.

Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim menembus jaringan yang disebut miometrium. Normalnya, plasenta tumbuh di lapisan endometrium.

Terjadinya plasenta akreta dapat menyebabkan proses persalinan bermasalah, karena plasenta tidak dapat lepas spontan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kerusakan rahim, Bunda.


Bahaya plasenta akreta untuk ibu dan janin

Plasenta akreta dapat membahayakan ibu dan janin. Pada sang ibu, dapat menyebabkan persalinan prematur dan perdarahan. Pada beberapa kasus, perdarahan pada ibu ini dapat berlanjut dan menyebabkan infeksi.

Sedangkan pada bayi, dapat menimbulkan kegawatan janin di dalam rahim. Sehingga menyebabkan bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).

Penyebab plasenta akreta

Pada dasarnya hingga saat ini penyebab plasenta akreta belum dapat diketahui secara pasti. Dugaannya, plasenta berimplantasi di daerah yang banyak pembuluh darahnya.

Daerah pembuluh darah ini terletak di bagian lapisan tengah yang berada di atas fundus atau korpus. Bagi bunda yang pernah mengalami pembedahan, terutama di bagian caesarean section atau jalan lahir bayi, dapat menyebabkan plasenta tumbuh ke dalam menembus otot rahim atau bahkan organ lain seperti kandung kencing.

Jenis-jenis plasenta akreta

Plasenta terbagi menjadi tiga jenis, berikut penjelasannya:

1. Plasenta akreta

Kondisi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, dan dapat dikatakan masih ringan.

2. Plasenta inkreta

Ini merupakan kondisi plasenta yang menembus bagian dari miometrium yang agak ke dalam rahim.

3. Plasenta perkreta

Kondisi plasenta perkreta menyangkut spektrum lebih luas, karena plasenta tumbuh menembus sampai bagian lapisan serosa atau bahkan kandung kencing, atau organ-organ lain di sekitar rahim.

Faktor risiko pemicu plasenta akreta

Plasenta akreta tumbuh terlalu dalam pada area yang banyak pembuluh darahnya. Namun, beberapa faktor risiko dapat menyebabkan terjadinya plasenta akreta, berikut di antaranya:

  1. Mengalami plasenta previa
  2. Pernah melakukan operasi bedah, seperti operasi caesar atau operasi miom sebelumnya
  3. Usia hamil di atas 35 tahun
  4. Plasenta tumbuh di bagian bawah rahim

Gejala plasenta akreta

Pada ibu hamil yang mengalami plasenta akreta, dapat ditandai dengan beberapa gejala. Awalnya, plasenta akreta tidak menimbulkan gejala yang dapat dirasakan oleh ibu hamil itu sendiri.

Namun, ibu hamil dengan plasenta akreta akan merasakan nyeri dan keluar darah. Namun, ini bukan satu-satunya tanda pasti ibu hamil mengalami plasenta akreta. Untuk diagnosis yang adekuat, tetap dibutuhkan pemeriksaan dengan USG.

Diagnosis plasenta akreta

Plasenta tumbuh ketika kehamilan berlangsung. Plasenta berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen kepada janin.

Kondisi tumbuhnya plasenta yang tidak normal seperti plasenta akreta dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pada trimester dua kehamilan, dapat melakukan USG transvaginal.

Jadi nantinya, dapat diketahui secara pasti plasenta apakah tumbuh di depan, di belakang atau di fundus.

Mulai kapan dapat terdeteksi?

Biasanya pada trimester kedua kehamilan, di usia 18 atau 20 minggu sudah mulai dapat mendeteksi terjadinya plasenta akreta. Itu sebabnya, Bunda harus rutin kontrol kandungan ke dokter untuk melihat kemungkinan terjadinya masalah pada plasenta.

Perawatan ibu hamil dengan plasenta akreta

Ibu hamil dengan plasenta akreta dapat tetap melanjutkan kehamilannya. Namun, tetap dengan pemantauan dokter. Proses persalinannya sendiri, sudah dapat dipastikan harus melalui operasi caesar, Bunda.

Menjaga agar tidak terjadi perdarahan hebat, maka perlu diatur aktivitas hariannya. Dalam hal ini, dokter biasanya akan menyarankan untuk bed rest dan mengurangi aktivitas berat. Hal ini berguna agar otot rahim tidak berdarah.

Selain itu juga diberikan beberapa obat-obatan tergantung dengan kondisi ibu hamil. Terakhir, bisa diberikan terapi tampon.

Namun, jika semua upaya medis tidak membuat kondisi ibu hamil membaik, yang perlu dilakukan adalah menyelamatkan nyawa sang ibu.

Pengobatan plasenta akreta

Tindakan untuk menyelamatkan ibu hamil dengan plasenta akreta dapat dilakukan dengan jalan operasi. Operasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan, dengan tujuan utama untuk menyelamatkan sang ibu dan juga janinnya.

Ada rumusan dalam melakukan operasi, misalnya operasi caesar dengan plasenta akreta dilakukan pada kehamilan tujuh bulan. Biasanya, dapat diselamatkan ibu dan janinnya.

Namun dalam kondisi persalinan seperti ini, plasenta akreta akan menyebabkan perdarahan hebat. Kontraksi rahim tidak akan membuat ari-ari atau plasenta keluar setelah bayi dilahirkan.

Otot-otot di rahim bagian bawah tidak akan bisa mengunci pembuluh darah yang telah diputus dari plasenta. Berdasarkan banyak penelitian, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan histerektomi atau pengangkatan rahim.

Sebelum melakukan histerektomi, ada pilihan operasi yang mungkin dilakukan dengan harapan dapat menyelamatkan ibu, janin, dan rahimnya.

Bahaya plasenta tertinggal di rahim

Mengapa plasenta harus dibersihkan usai melahirkan? Plasenta yang masih tertinggal dan masih hidup di dalam rahim dapat berisiko menyebabkan kanker.

Pencegahan plasenta akreta

Beberapa hal untuk mencegah terjadinya plasenta akreta berikut penting untuk diketahui:

  1. Rencanakan kehamilan agar tidak terlalu banyak
  2. Mengupayakan persalinan pervaginam
  3. Menghindari kehamilan di atas usia 35 tahun

Apakah ibu yang alami plasenta akreta dapat hamil lagi?

Bagi sebagian ibu hamil yang rahimnya masih bisa diselamatkan, masih berpotensi untuk hamil kembali. Namun, harus benar-benar dibatasi dan diawasi oleh dokter yang kompeten, khususnya dalam bidang onkologi.

Semoga informasi mengenai plasenta akreta, mulai dari pemicu dan penanganannya dapat menjadi salah satu panduan untuk mendapatkan kehamilan yang sehat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Janin Jarang Bergerak saat Puasa? Jangan Khawatir Bun!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Bersahabat 30 Th, KD Ajak Keluarga Kunjungi Rumah Siti Nurhaliza di Malaysia

Mom's Life Amira Salsabila

Pasangan Pebulu Tangkis Mitzy Abigail & Anthony Ginting Nantikan Kelahiran Anak Pertama

Kehamilan Amrikh Palupi

Gaya Febby Rastanty saat Dampingi Suami Polisi di Acara Hari Bhayangkara, Ini 5 Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

Ketahui Aturan Seragam Sekolah dari Kemendikbud untuk Anak SD, SMP, dan SMA

Parenting Annisya Asri Diarta

7 Artis Ganti Profesi Setelah Pindah ke Luar Negeri, Jadi Perawat hingga Tukang Las

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Adegan Persalinan Jo Yuri di Squid Game 3 Dikritik Tidak Realistis, Alasannya..

Ini Satu-satunya Film Korea yang Dinobatkan Terbaik 2025

Ketahui Aturan Seragam Sekolah dari Kemendikbud untuk Anak SD, SMP, dan SMA

Pasangan Pebulu Tangkis Mitzy Abigail & Anthony Ginting Nantikan Kelahiran Anak Pertama

Gaya Febby Rastanty saat Dampingi Suami Polisi di Acara Hari Bhayangkara, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK