
kehamilan
Penyebab Plasenta Lengket dan Susah Keluar, Apa Bahayanya untuk Bayi?
HaiBunda
Senin, 17 Apr 2023 21:30 WIB

Proses persalinan kadang menemukan kendala seperti terjadinya plasenta lengket dan susah keluar. Pelajari yuk, Bunda, apa penyebab dan bahayanya untuk janin.
Melansir dari My Clevelandclinic, plasenta lengket biasa disebut plasenta akreta dalam istilah medis, Bunda. Plasenta merupakan bagian vital pada kehamilan. Itu sebabnya, Bunda harus lebih memerhatikan kesehatan plasenta.
Melansir dari Pregnancybirthbaby, plasenta bertugas untuk menyediakan oksigen dan nutrisi dari Bunda ke Si Kecil. Serta sebaliknya, membawa produk sisa dari janin ke Bunda. Plasenta menghubungkan Bunda dan janin melalui tali pusat.
Pada kondisi tertentu, plasenta ternyata bisa mengalami kelainan, Bunda. Di mana plasenta lengket adalah salah satunya. Yaitu, suatu kelainan pada plasenta yang menyebabkan plasenta sulit atau tertinggal sebagian, atau tidak dapat dilahirkan setelah persalinan bayi, dan merupakan salah satu penyebab komplikasi perdarahan pasca persalinan.
Yuk ketahui lebih lanjut plasenta lengket dan susah keluar, serta bahayanya untuk Si Kecil. Lanjut baca ya, Bunda.Â
Baca Juga : Plasenta Akreta |
Penyebab plasenta lengket dan susah keluar
Plasenta akreta adalah kondisi yang menggambarkan plasenta sebagai sumber makanan dan oksigen untuk janin, tumbuh terlalu dalam ke dalam dinding rahim Bunda. Secara tipikal kehamilan, plasenta mudah terlepas dari dinding rahim setelah Si Kecil lahir.Â
Namun pada plasenta akreta, plasenta telah tumbuh menjadi dinding rahim dan tidak mudah lepas setelah melahirkan. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan perdarahan vagina yang mengancam jiwa, Bunda.
Berdasar ulasan My Clevelandclinic, terdapat beberapa penyebab lengketnya plasenta, berikut di antaranya:
1. Usia kehamilan
Dalam banyak referensi disebutkan, semakin tua usia Bunda saat hamil, makin banyak risiko yang mungkin terjadi. Hal ini dapat dipahami bahwa berlaku masa produkif untuk kesehatan reproduksi Bunda ya. Secara medis, usia ibu pada saat hamil, mendukung terjadinya kondisi tertentu yang tidak diinginkan.Â
2. Pernah menjalani operasi rahim termasuk caesar
Bunda berpotensi mengalami plasenta lengket manakala Bunda sudah pernah operasi rahim, termasuk melakukan operasi caesar berulang ya. Untuk itu, bagi Bunda yang mempunyai riwayat melahirkan caesar, dokter biasanya menyarankan agar Bunda membatasi jumlah kelahiran karena pertimbangan pembedahan yang dilakukan.Â
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RSUD Fakfak Papua Barat, dr. Amira, SpOG, dalam akun TikTok @dokteramiraobgyn membagikan contoh kasus persalinan seorang Bunda dengan riwayat melahirkan caesar dua kali. Anak pertama lahir pada 2011 dan yang kedua di tahun 2014.
Di persalinan ketiganya ini, Bunda tersebut juga akan menjalani operasi caesar. Nah, untuk meminimalkan risiko, dokter pun mengambil tindakan steril usai bayi lahir.
"Jadi SC (sectio caesarea) ketiga habis itu langsung tutup kehamilannya ya, cut steril ya karena dengan riwayat SC dua kali sebelumnya, risikonya banyak," kata Amira pada pasiennya. Tim HaiBunda sudah mendapatkan izin untuk mengutip unggahan ini.
Hal ini menjadi salah satu keputusan yang tepat untuk mencegah terjadinya plasenta lengket atau plasenta akreta, Bunda. Riwayat persalinan caesar lebih dari satu kali meningkatkan risiko plasenta lengket.
"Bisa sampai nanti ari-ari atau plasentanya nempel sampai luar dinding rahim, di kandung kemih, atau plasenta akreta yang mengancam ibu dan bayinya kalau hamil terus-terusan," ujar Amira.
3. Kontraksi yang tidak cukup kuat
Ketika rahim tidak cukup kuat berkontraksi dan mengeluarkan ari-ari, Bunda berisiko mengalami plasenta lengket.Â
4. Kelainan rahim
Mengutip dari American Pregnancy Association, plasenta lengket ini dapat dialami sekitar 5-10 persen wanita dengan plasenta previa, Bunda.Â
5. Ketuban pecah dini
Kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum usia kandungan menginjak 37 minggu disebut dengan Ketuban Pecah Dini (KPD), Bunda. Hal ini belum jelas penyebab pastinya. Akan tetapi, banyak ahli berpendapat bahwa KPD muncul berkaitan dengan infeksi dalam kehamilan, salah satunya lengketnya plasenta.Â
Apakah berbahaya untuk janin?
Plasenta lengket tidak secara langsung membahayakan janin, Bunda. Kondisi ini sering menyebabkan kelahiran prematur. Kelahiran prematur membawa risiko seperti masalah pernapasan atau kesulitan menambah berat badan. Bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi agar mendapat tindakan khusus di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Sementara bagi Bunda hamil sendiri, risiko yang akan dialami bisa dalam bentuk:
- Kelahiran prematur
- Kerusakan pada rahim dan organ sekitarnya
- Kehilangan kesuburan karena histerektomi
- Perdarahan berlebihan yang membutuhkan transfusi darah
- Masalah pembekuan darah
- Gagal paru-paru atau ginjal
- Kematian
Akibat kemungkinan bahaya di atas, sangat disarankan agar Bunda hamil tidak pernah melewatkan jadwal kontrol kehamilan satu kali pun. Penting untuk memeriksakan diri secara keseluruhan ya, Bunda.Â
Diagnosis dini plasenta akreta sangat penting karena dapat memungkinkan banyak penyedia layanan kesehatan untuk terlibat dalam perawatan kehamilan dan persalinan Bunda. Misalnya, ahli neonatologi mungkin terlibat dalam perawatan bayi baru lahir, atau ahli perinatologi mungkin terlibat dalam perawatan Bunda.
Jenis-jenis plasenta akreta
Menurut Cleveland Clinic, terdapat tiga jenis plasenta akreta. Dokter akan menentukan jenisnya berdasarkan seberapa dalam plasenta menempel pada rahim.
1. Plasenta akreta
Plasenta menempel kuat pada dinding rahim. Plasenta tidak melewati dinding rahim atau mempengaruhi otot-otot rahim. Ini adalah jenis yang paling umum.
2. Plasenta increta
Pada tipe ini, plasenta tertanam lebih dalam di dinding rahim. Plasenta belum menembus dinding rahim tetapi melekat erat pada otot rahim. Plasenta increta menyumbang sekitar 15 persen dari total kasus.
3. Plasenta perkreta
Jenis ini adalah yang paling parah, plasenta perkreta terjadi ketika plasenta menembus dinding rahim. Plasenta mungkin tumbuh melalui rahim Bunda dan berdampak pada organ lain, seperti kandung kemih atau usus. Jenis ini menyumbang sekitar 5 persen dari total kasus.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Simak informasi mengenai gangguan plasenta dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ketahui Penyebab Plasenta Akreta, Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Ari-ari Tumbuh Terlalu Dalam

Kehamilan
Melahirkan Caesar Lebih dari 3 Kali Bisa Berisiko Plasenta Akreta, Ini Kata Dokter

Kehamilan
Bunda Bertubuh Pendek Lebih Berisiko Melahirkan Prematur, Mitos atau Fakta?

Kehamilan
Manfaat Kurma untuk Ibu Hamil, Benarkah Juga Bisa Lancarkan Persalinan?

Kehamilan
15 Tanda Mau Melahirkan, Ibu Hamil Wajib Tahu


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Sabrina Anggraini Istri Belva Devara Jalani Trimester 3, Tak Sabar Sambut Baby Girl
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda