KEHAMILAN
Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan di Kandungan setelah Ketuban Pecah?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Minggu, 22 Jun 2025 18:10 WIBKetuban pecah dini sebelum persalinan dialami sebagian Bunda. Sebenarnya, berapa lama bayi bertahan di kandungan setelah ketuban pecah?
Tanda-tanda ketuban pecah sering kali tak disadari para ibu hamil. Padahal, kondisi ini menjadi pertanda darurat untuk Bunda sesegera mungkin ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan medis.
Apakah berbahaya jika membiarkan terlalu lama antara ketuban pecah dan persalinan? Ketuban pecah dini sebelum persalinan menjadi risiko yang bisa dialami Bunda hamil kapan saja. Patut Bunda waspadai bahwa risiko ini sangatlah berbahaya mengingat ketika ketuban pecah terjadi, risiko infeksi pun meningkat.
Bagi Bunda yang sudah mengalami kehamilan cukup bulan, dokter biasanya menyarankan untuk menginduksi persalinan jika tidak terjadi kontraksi secara alami dalam waktu 24 jam, seperti dikutip dari laman Medical News Today.
Penting Bunda ketahui bahwa ketika ketuban pecah, kantung ketuban tak lagi dapat melindungi dari infeksi, dan risiko bakteri memasuki rahim bisa terjadi. Karenanya, ketika Bunda mengalami ketuban pecah, segeralah mencari pertolongan medis. Sebab, menunda-nunda ke rumah sakit atau bidan justru dapat meningkatkan risiko komplikasi ya, Bunda.
Kenali tanda-tanda ketuban pecah
Ketuban pecah mungkin akan Bunda rasakan seperti orang buang air kecil yang keluar terus menerus tanpa bisa dihentikan. Ketika hal ini terjadi, artinya kantung ketuban di dalam rahim Bunda sudah pecah. Kantung ketuban sendiri sebenarnya berisi cairan ketuban yang berfungsi melindungi janin selama kehamilan.
Ketika terjadi kondisi ketuban pecah, salah satu tanda nyata yang Bunda rasakan yakni adanya cairan yang mulai bocor dari vagina. Dalam kondisi ini, sulit untuk memprediksi berapa banyak cairan ketuban yang akan dikeluarkan. Karena, sebagian perempuan mengalami cairan yang keluar cukup deras sementara yang lainnya mengalami aliran atau tetesan yang sedikit dan stabil hingga bayi lahir.
Saat ketuban pecah Bunda alami, menggunakan pembalut sementara waktu hingga Bunda tiba di rumah sakit menjadi salah satu pilihan yang bisa dilakukan.
Beda air ketuban dan urine
Oh iya, Bunda, cairan ketuban dan cairan urine tentunya berbeda ya, Bunda. Perbedaannya meliputi sebagai berikut:
- Urine biasanya berwarna kuning dan berbau seperti amonia, sedangkan keputihan mungkin berwarna putih susu dengan konsistensi lendir encer.
- Cairan ketuban umumnya berwarna bening atau kuning pucat dan tidak berbau
Apa yang harus dilakukan jika ketuban pecah?
Bunda yang mengalami ketuban pecah dini, segeralah mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dari dokter kandungan dan ginekologi. Dokter nantinya akan memberi tahu apa yang akan dilakukannya berdasarkan usia kehamilan serta faktor-faktor lainnya.
Untuk mengurangi risiko infeksi, Bunda bisa menggunakan pembalut guna membantu penyerapan cairan ketuban. Gantilah pembalut secara berkala dan berhati-hati ketika menyeka saat membersihkannya.
Hindari pula hubungan seks, berenang, atau menggunakan produk di sekitar alat kelamin. Dan, jagalah kebersihan vagina terutama saat Bunda ke kamar mandi. Jika Bunda mulai merasa tidak enak badan dan menunjukkan tanda-tanda infeksi, ada baiknya segera mencari pertolongan medis ya, Bunda.
Berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah?
Ketika ketuban pecah saat usia bayi cukup bulan, kebanyakan ibu hamil akan mulai melahirkan dalam waktu 12 jam setelah ketuban pecah. Sekitar 95 persen perempuan akan mulai melahirkan secara spontan dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Bunda juga bisa menghubungi dokter sementara waktu jika tidak mengalami tanda-tanda persalinan dalam beberapa jam setelah ketuban pecah.
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan untuk menunggu tidak lebih dari 24 jam sebelum menginduksi persalinan pada orang yang ketubannya pecah saat cukup bulan.
Memilih untuk menunggu terlalu lama tanpa pengawasan medis bisa berisiko terjadinya infeksi. Sehingga, penting untuk menghubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Apa yang terjadi jika ketuban pecah dini?
Tak sedikit Bunda hamil mengalami kasus ketuban pecah terlalu dini. Nah, bila ketuban pecah setelah 37 minggu kehamilan tetapi sebelum persalinan, dokter menyebutkan ketuban pecah sebelum persalinan atau preterm premature rupture of the membranes (PPROM.
Dalam kondisi tersebut, seperti direkomendasikan ACOG sebaiknya segera dilakukan persalinan. Tetapi, dokter kandungan dan ginekologi juga dapat menawarkan periode manajemen ekspektatif untuk waktu yang terbatas. Artinya, dokter akan memantau pasien dan menunggu untuk melihat apakah persalinan dimulai dengan sendirinya.
Kemudian, bila ketuban pecah sebelum 37 minggu, dokter menyebutkan ketuban pecah sebelum waktunya atau “preterm premature rupture of the membranes (PROM). Dalam kasus ini, dokter akan mengukur terlebih dahulu risiko dan manfaatnya saat menentukan apakah akan melakukan tindakan induksi persalinan atau memberikan waktu untuk manajemen ekspektatif.
Setelah dokter memastikan ketuban seorang perempuan hamil telah pecah, mereka akan mempertimbangkan hal-hal berikut dalam menyusun rencana tindakan sebagai berikut:
- Seberapa dini ketuban pecah
- Kesehatan Bunda hamil, termasuk adanya tanda infeksi
- Kesehatan janin saat itu, termasuk apakah ada tanda-tanda kegawatan
- Posisi janin
- Faktor risiko
Biasanya, setelah mempertimbangkan faktor-faktor di atas, tindakan induksi persalinan atau manajemen ekspektasi jangka pendek dapat dilakukan setelahnya.
Berapa lama bayi bisa bertahan dari kondisi ketuban pecah?
Cairan ketuban sendiri merupakan cairan yang terdiri dari hormon, nutrisi, dan antibodi. Cairan ini menjadi bantalan pelindung bagi bayi mulai dari sekitar 12 hari setelah pembuahan. Bayi dalam hal ini benar-benar meminum cairan seperti air tersebut dan akhirnya membuangnya juga seperti buang air kecil ke dalamnya juga.
Manfaat dari cairan ini sendiri yakni menjaga bayi tetap hangat dan membantu mengembangkan fungsi paru-paru, sistem pencernaan, dan bahkan sistem muskuloskeletalnya. Namun, setelah usia kehamilan 23 minggu, bayi tak lagi bergantung pada cairan ketuban untuk bertahan hidup.
Mereka akhirnya menerima nutrisi dan oksigen dari plasenta Bunda. Dan, pada fase akhir kehamilan, kantung ketuban lebih berfungsi sebagai perlindungan saja ya, Bunda. Jika kantung tersebut pecah, bayi pun lebih rentan terhadap infeksi dan risiko lainnya, seperti prolaps tali pusat.
Mengutip dari laman Healthline, berapa lama bayi dapat bertahan hidup setelah ketuban pecah tentunya bergantung pada sejumlah faktor. Jadi, tidak ada jawaban pasti jika mempertimbangkan semua hal.
Dalam kasus di mana bayi lahir prematur, mereka dapat bertahan hidup dengan baik selama berminggu-minggu dengan pemantauan dan perawatan yang tepat, yakni di rumah sakit.
Sementara, dalam kasus di mana bayi berusia setidaknya 37 minggu, penelitian menunjukkan bahwa masih aman untuk menunggu 48 jam (dan terkadang lebih lama) hingga persalinan dimulai dengan sendirinya).
Kuncinya di sini ialah pemantauan secara berkala. Jika ketuban pecah dan Bunda tidak mendapatkan perhatian medis, bayi kemungkinan bisa mengalami beberapa risiko serius dan bahkan meninggal. Selain itu, Bunda juga bisa berisiko terkena infeksi dan komplikasi lainnya.
Ada baiknya, segeralah pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan pertolongan medis ketika mengalami kondisi pecah ketuban ya, Bunda. Bayi hanya mampu bertahan tidak lebih dari 24 jam di dalam kandungan setelah pecah ketuban. Segera cari pertolongan medis untuk melahirkan sebelum terjadi risiko infeksi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
7 Tanda Gawat Janin yang Perlu Bunda Waspadai, Kram hingga Perdarahan Vagina
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Seperti Apa Rasanya saat Ketuban Pecah? Ketahui juga Langkah Selanjutnya
6 Cara agar Cepat Kontraksi setelah Air Ketuban Pecah
Kenali 5 Tanda Air Ketuban Sudah Pecah, Salah Satunya Kencing Tidak Terasa Bun
Penyebab & Risiko Ketuban Pecah Dini, Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
Cerita Putri Helmy Yahya Awal Bertemu dan Mantap Menikah dengan Suami Korea
5 Potret Keseruan Cinta Laura Tanam Mangrove di Pulau Pari, Bikin Salut Netizen
Ketahui Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-6 Bulan agar Tak Terlewat
5 Manfaat Slip Gaji, Salah Satunya untuk Pengajuan Visa
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Trans Studio Cibubur Tempat Bermain Indoor, Lengkap dengan Wahana dan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Terpopuler: Potret Miskah Shafa Melahirkan Anak Pertama
5 Potret Keseruan Cinta Laura Tanam Mangrove di Pulau Pari, Bikin Salut Netizen
Ketahui Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-6 Bulan agar Tak Terlewat
5 Manfaat Slip Gaji, Salah Satunya untuk Pengajuan Visa
Xarena Anak Siti Badriah & Krisjiana Baharuddin Sudah Sekolah di Usia 3 Thn, Intip Gayanya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Gelar Resepsi di Jakarta, Luna Maya & Maxime Bouttier Janji Langsung Honeymoon
-
Beautynesia
9 Cara Alami Meningkatkan Energi dalam Tubuh, Untukmu yang Belakangan Sering Lesu!
-
Female Daily
New Balance Gandeng Musisi Spanyol Rosalia sebagai Global Ambassador!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Potret Mesra Liam Neeson dan Pamela Anderson di Red Carpet, Diduga Cinlok
-
Mommies Daily
10 Cafe Hits di Surabaya, Tempat Ngopi Enak dan Nyaman untuk WFC