KEHAMILAN
Endometriosis: Gejala, Penyebab, Pencegahan, Pengaruh Terhadap Kesuburan & Cara Meningkatkan Kehamilan
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 27 Jun 2025 08:30 WIBEndometriosis kerap dikaitkan dengan permasalahan kesuburan. Ketahui gejala, penyebab, pencegahan, pengaruh terhadap kesuburan dan cara meningkatkan kehamilan.
Meskipun terdapat masalah endometriosis, tak sedikit yang sukses hamil secara spontan. Ternyata, endometriosis ini sebenarnya tidak selalu menyebabkan infertilitas kok, Bunda meskipun berkaitan dengan masalah kesuburan. Karenanya, jangan lekas menyerah ketika terdiagnosis ada endometriosis ya, Bunda.
Apa itu endometriosis?
Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di bagian tubuh lainnya. Ketika jaringan ini tumbuh di tempat yang salah, kondisi ini pun dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak hanya memengaruhi siklus haid seseorang tetapi juga berpengaruh pada kegiatan sehari-hari yang dijalaninya.
Dalam kaitannya dengan kehamilan, keberadaan endometriosis pada sebagian orang menyebabkan mereka kesulitan untuk hamil karena adanya jaringan parut dan penyumbatan tuba fallopi, seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim berada di dalam panggul atau perut. Kondisi ini kemudian bisa menyebabkan haid yang dialami perempuan jadi menyakitkan dan berat serta timbul nyeri panggul dan membuat mereka sulit hamil.
Penyebab endometriosis
Berbicara soal endometriosis, penyebab dari endometriosis sendiri tidak diketahui secara pasti ya, Bunda. Ketika seseorang mengalaminya, jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di tempat yang salah. Para peneliti mencari hubungan antara endometriosis dan kondisi seperti retrograde menstruation, kondisi sistem imun, dan gangguan hormon sebagai faktor yang mungkin menyebabkan kondisi tersebut.
Meskipun tidak diketahui penyebab dari endometriosis, para ahli melihat adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan kondisi tersebut serta peningkatan risiko untuk mengalaminya di kemudian hari. Jika orang lain dalam keluarga biologis seseorang entah ibu, nenek, atau saudara perempuan menderita endometriosis, segera bicarakan hal tersebut dengan dokter.
Gejala endometriosis
Ada beberapa gejala endometriosis yang mungkin dirasakan penderitanya. Gejala tersebut diantaranya meliputi hal-hal berikut ini:
1. Kram menstruasi yang menyakitkan
2. Nyeri perut atau nyeri punggung selama haid
3. Perdarahan hebat selama menstruasi
4. Bercak ringan di antara periode menstruasi
5. Infertilitas
6. Nyeri saat buang air besar atau kecil
7. Nyeri saat berhubungan seks
8. Mengalami masalah perut seperti diare, sembelit, atau kembung
Terkadang, penderitanya bisa juga tidak mengalami gejala endometriosis ya, Bunda. Sering kali, penderitanya juga tidak mengetahuinya hingga akhirnya mengetahui dirinya tidak dapat hamil.
Penting diketahui bahwa tidak ada hubungan antara gejala yang dialami seseorang dengan tingkat keparahan kondisi yang ada. Sebagian perempuan mungkin hanya mengalami bercak endometriosis dan tetap merasakan nyeri yang parah sementara sebagian perempuan lainnya mengalami bercak yang cukup banyak tetapi tak merasakan nyeri.
Diagnosis endometriosis
Diagnosis endometriosis dalam banyak kasus terungkap dari adanya gejala-gejala yang dialami. Seperti adanya rasa sakit ketika menstruasi, siklus menstruasi yagn cukup berat, dan lainnya.
Ketika melakukan diskusi dengan dokter, biasanya dokter memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan dan apakah ada orang lain dalam keluarga biologis yang menderita hal yang sama. Kemudian, pemeriksaan panggul akan dilakukan serta tes pencitraan seperti USG atau MRI.
Untuk mendiagnosis endometriosis, satu-satunya cara yang bisa dilakukan yakni dengan laparoskopi. Prosedur ini melibatkan keberadaan kamera kecil untuk melihat ke dalam panggul. Setelah mereka melihat di mana jaringan itu berada, mereka dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) dan mengirimnya ke laboratorium untuk pengujian.
Dokter bedah juga akan mencoba untuk mengangkat dan menghancurkan semua jaringan yang diduga endometriosis yang ditemukan melalui prosedur tersebut ya, Bunda.
Pengobatan endometriosis
Setelah terdiagnosa adanya endometriosis, dokter akan membantu perencanaan pengobatan yang bisa dilakukan. Nantinya, pengobatan tersebut akan disesuaikan dengan beberapa faktor seperti bagaimana tingkat keparahan endometriosis yang ada, rencana kehamilan, dan usia pasien.
Dalam banyak kasus, rencana pengobatan akan difokuskan terutama pada penanganan nyeri dan perbaikan masalah kesuburan untuk mereka yang berencana untuk hamil kembali. Serta, obat-obatan dan pembedahan merupakan pilihan pengobatan endometriosis yang memungkinkan dilakukan.
Terkait obat-obatan yang dapat membantu mengelola gejala endometriosis, biasanya akan melibatkan obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas seperti ibuprofen yang meringankan nyeri. Serta, terapi hormonal yang membantu mengatasi nyeri dan menekan siklus haid.
Komplikasi endometriosis
Penggunaan obat-obatan untuk membantu penyembuhan endometriosis sebenarnya tidak dapat meningkatkan kesuburan pada pasien. Mungkin saja, pasien memang dapat hamil tetapi biasanya itu terjadi setelah jaringan yang mirip endometrium diangkat melalui pembedahan.
Jika cara tersebut tidak berhasil, perawatan kesuburan ataupun in vitro fertilization dapat membantu meningkatkan peluang seseorang untuk hamil, seperti dikutip dari laman Healthline.
Ada baiknya, diskusikan dengan dokter terkait pilihan yang akan ditempuh ya, Bunda. Seperti apakah endometriosis dapat memengaruhi pilihan untuk hamil atau menundanya terlebih dahulu. Sebab, dengan adanya endometriosis, gejala dapat memburuk seiring waktu. Hal inilah yang dapat mempersulit seseorang untuk hamil secara alami.
Selain itu, jika pasien menderita endometriosis, kemungkinan risikonya jauh lebih tinggi mengalami berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, memahami faktor risiko tersebut dapat menentukan keputusan selanjutnya. Sebaiknya, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan keputusan terbaik ya, Bunda.
Cara mencegah endometriosis
Pencegahan terhadap endometriosis memang tidak dapat dilakukan sepenuhnya dengan cara tertentu ya, Bunda. Tetapi, Bunda mungkin dapat menurunkan risiko terkena kondisi tersebut dan mengelola gejalanya jika Bunda mengalaminya.
Beberapa hal berikut bisa membantu meminimalkan risiko endometriosis yang bisa dilakukan:
1. Menurunkan kadar estrogen
Dokter biasanya akan meresepkan hormon yang dapat menurunkan kadar estrogen Bunda. Ini termasuk di antaranya pil KB, patch, vaginal ring dengan dosis estrogen rendah. Selain itu, terapi hormon juga dapat membantu mengatasi nyeri, tetapi efeknya mungkin hanya bertahan selama Bunda mengonsumsi hormon tersebut.
2. Olahraga
Melakukan olahraga secara rutin sangatlah dianjurkan. Selain baik untuk kesehatan tubuh, membiasakan diri untuk berolahraga setidaknya 30 menit selama empat hingga lima kali seminggu dapat menurunkan risiko endometriosis, seperti dikutip dari laman WebMd.
3. Kurangi konsumsi kafein
Salah satu penelitian menemukan bahwa perempuan yang minum kafein dalam jumlah sedang dari soda dan teh hijau memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Namun, kafein tidak dikaitkan dengan kadar estrogen pada semua perempuan dalam penelitian tersebut. Dan, ketika peneliti lain memeriksa delapan penelitian tentang kafein dan endometriosis, mereka tidak menemukan hubungan apa pun.
Ada baiknya, cobalah menghindari atau mengurangi konsumsi kafein dan mencari minuman yang bebas kafein. Serta, minum banyak air putih secukupnya setiap hari agar tetap terhidrasi.
Pengaruh endometriosis terhadap kesuburan
Keberadaan endometriosis sesungguhnya bukan menjadi penyebab umum kemandulan ya, Bunda. Hal ini mungkin saja bisa terjadi ketika kondisi jaringan endometrium menempel di sekitar ovarium atau tuba falopi, yang dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut.
Jaringan juga dapat menempel pada organ lain yakni di panggul, dan dalam beberapa kasus di luar panggul. Bahkan, pada sebagian orang, jaringan endometrium ini dapat tumbuh ke dalam otot rahim dan menyebabkan bentuk endometriosis lain yang disebut adenomiosis.
Endometriosis juga diketahui dapat mengubah sistem kekebalan tubuh, mengubah lingkungan hormonal di sekitar sel telur, menghambat implantasi embrio, dan mengubah kualitas sel telur. Yang sering terjadi, endometriosis dapat diangkat bersama dengan jaringan parut apa pun dan gejalanya akan membaik termasuk kemampuan seseorang untuk hamil seperti dikutip dari laman Massgeneral.
Apakah perempuan dengan endometriosis bisa hamil?
Meskipun endometriosis bukan menjadi penyebab seseorang sulit hamil tetapi realitanya memang endometriosis dapat mempersulit kehamilan ya, Bunda. Sekitar 30 sampai 50 persen orang dengan endometriosis dapat mengalami kemandulan.
Sehingga, peluang normal untuk hamil setiap bulannya bagi orang yang tidak memiliki endometriosis sekitar 10-20 persen. Sementara pada mereka yang memiliki endometriosis, peluangnya hanya di angka 1-10 persen.
Apakah gejala endometriosis membaik saat hamil?
Kehamilan memang bukan hal yang mustahil didapatkan perempuan yang sudah terdiagnosa endometriosis ya, Bunda. Meski demikian, banyak dari mereka yang khawatir kalau gejala yang dirasakannya sebelum kehamilan justru akan memburuk saat hamil.
Pada kasus perempuan dengan diagnosa endometriosis, nyeri panggul yang kerap dialami dapat berubah selama kehamilan ya, Bunda. Sebagian perempuan dengan penyakit ini dapat meredakan nyeri panggulnya tetapi sebagian lainnya merasakan bahwa kehamilan dapat memperburuk nyeri yang dirasakannya. Dan, sebagian perempuan lainnya tidak melihat adanya perubahan pada gejala yang mereka rasakan.
Memang ya, Bunda, pada beberapa perempuan dengan endometriosis, kehamilan dapat meredakan nyeri panggul untuk sementara waktu saja. Salah satu alasannya dikarnakan tidak adanya siklus menstruasi serta fluktuasi hormon bulanan.
Alasan lainnya yakni karena adanya peningkatan kadar progesteron selama kehamilan di mana progesteron ini dapat menekan pertumbuhan jaringan endometrium. Penelitian telah menunjukkan bahwa progestin, versus sintetis dari progesteron sebenarnya dapat mengurangi nyeri panggul akibat endometriosis pada sekitar 90 persen pasien.
Bahkan, dokter kerap meresepkan terapi hormon progestin untuk perempuan yang terdiagnosis penyakit tersebut. Hal inilah yang mendukung gagasan bahwa kadar progesteron yang tinggi dapat mengurangi nyeri panggul selama kehamilan pada beberapa perempuan dengan endometriosis seperti dikutip dari laman Drseckin.
Risiko saat hamil dengan endometriosis
Kehamilan dengan kondisi adanya endometriosis memang bukan tanpa risiko ya, Bunda. Sebab, orang dengan endometriosis mungkin lebih memiliki potensi mengalami komplikasi selama kehamilan atau saat melahirkan. Jadi, pahami risikonya terlebih dahulu sehingga Bunda bisa memahami kondisi yang mungkin dialami selama kehamilan seperti berikut ini:
1. Preeklamsia dan hipertensi
Hasil studi berbasis populasi pada 2017 di Denmark menunjukkan bahwa perempuan hamil dengan endometriosis memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia. Gejala dari preeklamsia sendiri meliputi tekanan darah tinggi, pembengkakan wajah, sakit kepala, nyeri di bawah tulang rusuk, dan kesulitan melihat atau perubahan penglihatan seperti dikutip dari laman Medical News Today.
2. Plasenta previa
Plasenta previa terjadi ketika plasenta terletak sangat rendah di dalam rahim dan menutupi sebagian atau seluruh serviks. Plasenta previa dapat membahayakan bayi dan ibu hamil selama persalinan. Seseorang yang memiliki kondisi plasenta previa biasanya memerlukan operasi caesar.
Tanda utama plasenta previa yakni adanya perdarahan vagina berwarna merah terang. Jika Bunda mengalaminya sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Berdasarkan studi pada 2016 menunjukkan bahwa endometriosis selama kehamilan dapat meningkatkan plasenta previa secara signifikan. Sehingga, Bunda perlu mewaspadainya dan senantiasa berkonsultasi dengan dokter untuk tetap aman selama kehamilan.
3. Keguguran
Sukses hamil dengan kondisi endometriosis tak berarti aman dari risiko keguguran ya, Bunda. Pada kehamilan spontan, keberadaan endometriosis dapat meningkatkan risiko keguguran hingga 80 persen menurut tinjauan sistematis tahun 2017.
Nyeri punggung bawah, kram, atau perdarahan selama kehamilan dapat mengindikasikan keguguran. Upayakan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut ya, Bunda.
4. Kelahiran prematur
Kelahiran prematur terjadi ketika bayi dilahirkan setelah usia kehamilan kurang dari 37 minggu ya, Bunda. Pada Bunda yang memiliki endometriosis, sebaiknya mewaspadai risiko ini mengingat penelitian menunjukkan bahwa memiliki endometriosis dapat menignkatkan risiko kelahiran prematur.
5. Kehamilan ektopik
Endometriosis merupakan faktor risiko yang diketahui bisa menimbulkan terjadinya kehamilan ektopik. Jika Bunda menderita endometriosis, risiko ini pun patut diwaspadai ya, Bunda. Tetapi tidak perlu khawatir karena Bunda tidak sendirian. Endometriosis sendiri diperkirakan dialami 1 dari 10 perempuan di dunia. Artinya, ada 176 juta perempuan di seluruh dunia yang mengalami hal yang sama.
Tips mengurangi gejala endometriosis saat hamil
Gejala endometriosis saat hamil sangatlah dikhawatirkan para perempuan mengingat rasanya cukup mengganggu rutinitas harian. Sebagai perawatan yang aman, Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut yang diketahui bisa meringankan gejalanya:
1. Olahraga ringan
2. Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas dengan persetujuan dokter
3. Meredakan nyeri punggung dengan bantal pemanas atau mandi air hangat
4. Mengonsumsi makanan kaya serat untuk mengurangi gejala usus
5. Yoga
Untuk lebih aman, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran terbaik ya, Bunda. Semoga sehat selalu sampai persalinan ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Kembali Jalani Program Bayi Tabung, Zaskia Sungkar Kini Bersiap Transfer Embrio
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Minimalkan Risiko Penebalan Dinding Rahim, Kenali Gejala dan Pencegahannya yuk Bun
Setahun Nikah Tak Kunjung Hamil, Mengapa Bunda Sebaiknya Periksa ke Dokter?
Beda Nyeri Haid Normal dan Tanda Sakit Endometriosis, Bunda Perlu Tahu
Bisakah Penyakit Endometriosis Sembuh Total Setelah Diobati? Ini Kata Dokter
TERPOPULER
Cerita Putri Helmy Yahya Awal Bertemu dan Mantap Menikah dengan Suami Korea
5 Potret Keseruan Cinta Laura Tanam Mangrove di Pulau Pari, Bikin Salut Netizen
Ketahui Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-6 Bulan agar Tak Terlewat
Xarena Anak Siti Badriah & Krisjiana Baharuddin Sudah Sekolah di Usia 3 Thn, Intip Gayanya
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Trans Studio Cibubur Tempat Bermain Indoor, Lengkap dengan Wahana dan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Keseruan Cinta Laura Tanam Mangrove di Pulau Pari, Bikin Salut Netizen
Ketahui Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-6 Bulan agar Tak Terlewat
5 Manfaat Slip Gaji, Salah Satunya untuk Pengajuan Visa
Xarena Anak Siti Badriah & Krisjiana Baharuddin Sudah Sekolah di Usia 3 Thn, Intip Gayanya
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Gelar Resepsi di Jakarta, Luna Maya & Maxime Bouttier Janji Langsung Honeymoon
-
Beautynesia
5 Ciri Kepribadian Orang yang Menyukai Barang Vintage: Unik, Penuh Makna, dan Peka Estetika
-
Female Daily
New Balance Gandeng Musisi Spanyol Rosalia sebagai Global Ambassador!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Potret Mesra Liam Neeson dan Pamela Anderson di Red Carpet, Diduga Cinlok
-
Mommies Daily
10 Cafe Hits di Surabaya, Tempat Ngopi Enak dan Nyaman untuk WFC