
kehamilan
Usia Ayah Ternyata Tentukan Keberhasilan Program IVF, Umur Berapa yang Pas?
HaiBunda
Kamis, 03 Jul 2025 08:30 WIB

Selama ini, faktor kesuburan perempuan sering kali menjadi fokus utama dalam program bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization). Namun usia ayah ternyata menentukan keberhasilan program IVF, lho Bunda. Termasuk peluang kehamilan dan risiko keguguran.
Program bayi tabung atau IVF adalah singkatan dari in vitro fertilization (fertilisasi in vitro). Ini adalah salah satu jenis teknologi reproduksi terbantu yang lebih dikenal luas. IVF bekerja dengan menggunakan kombinasi obat-obatan dan prosedur pembedahan untuk membantu sperma membuahi sel telur, dan membantu implan sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Satu siklus penuh IVF membutuhkan waktu sekitar tiga minggu.
Kesuksesan IVF dan usia pria
Mengutip laman Independent, sebuah studi terbaru menemukan bahwa usia ayah yang lebih tua berkaitan dengan peningkatan risiko keguguran secara signifikan dalam program bayi tabung (IVF).
Meskipun pria dapat memproduksi sperma dan memiliki anak sepanjang hidup mereka, kesuburan pria diketahui menurun seiring bertambahnya usia. Sebelumnya telah diketahui bahwa sperma dari pria berusia di atas 45 tahun memiliki peluang lebih rendah untuk berhasil membuahi sel telur dalam program IVF.
Kini, sebuah studi internasional baru mengungkapkan bahwa siklus program IVF yang melibatkan pasangan pria berusia di atas 45 tahun membawa risiko keguguran yang meningkat secara signifikan dan tingkat kelahiran hidup yang lebih rendah. Bahkan jika sel telur yang digunakan berasal dari perempuan yang lebih muda.
Pada studi ini menganalisis 1.712 kasus program IVF antara tahun 2019 hingga 2023 di berbagai pusat fertilitas di Italia dan Spanyol. Hasilnya menemukan bahwa angka keguguran secara signifikan lebih tinggi pada pasangan dengan pria berusia di atas 45 tahun.
Peserta pada studi ini dibagi menjadi dua kelompok, pertama pria berusia 45 tahun ke bawah berjumlah 1.066 orang, kedua 646 orang masuk dalam kategori usia di atas 45 tahun. Semua siklus menggunakan oosit donor segar, sel dalam ovarium yang dapat berkembang menjadi sel telur dengan rata-rata usia donor 26,1 tahun. Sementara itu, sperma dari pasangan pria dibekukan. Rata-rata usia perempuan penerima adalah 43,3 tahun.
![]() |
Hasilnya pada calon ayah yang lebih tua program IVF, tingkat keguguran mencapai 23,8 persen, dibandingkan dengan 16,3 persen pada kelompok usia ayah yang lebih muda. Tingkat kelahiran hidup juga secara signifikan lebih rendah pada kelompok pria yang lebih tua, yaitu 35,1 persen, dibandingkan dengan 41 persen pada pria berusia 45 tahun ke bawah. Hasil studi ini menantang anggapan umum bahwa usia sperma memiliki dampak kecil setelah proses pembuahan.
“Secara tradisional, usia ibu menjadi fokus utama dalam dunia kedokteran reproduksi, tetapi hasil kami menunjukkan bahwa usia pasangan pria juga memainkan peran penting dan independen,” kata embriolog Dr. Maria Cristina Guglielmo, yang akan mempresentasikan studi ini pada pertemuan tahunan ke-41 European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE).
"Bahkan saat menggunakan sel telur dari donor muda dan sehat serta hanya mentransfer satu embrio berkualitas tinggi, kami tetap mengamati hasil yang lebih buruk pada pria berusia di atas 45 tahun," imbuhnya.
Dr. Maria Cristina mengatakan semakin banyak bukti yang menunjukkan usia ayah yang lanjut pada program IVF meningkatkan risiko gangguan neurodevelopmental pada anak.
Ganguan neurodevelopmental yakni kondisi yang memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf, sehingga dapat memengaruhi kemampuan kognitif, sosial, dan emosional pada anak.
Penelitian di masa mendatang akan difokuskan untuk menyelidiki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak yang dikandung melalui siklus sel telur dengan ayah yang lebih tua. Di mana faktor-faktor dari pihak ibu diminimalkan agar efek dari pihak ayah dapat diamati dengan lebih jelas.
"Faktor-faktor ini secara bersama-sama memengaruhi integritas genetik dan kualitas fungsional sperma, yang dapat mengganggu perkembangan embrio dan berkontribusi pada peningkatan risiko keguguran,” kata Dr. Maria Cristina.
Selain itu, Dr. Maria Cristina menegaskan perlunya klinik fertilitas untuk mengakui peran usia ayah, serta memastikan bahwa pasien pria mendapatkan informasi lengkap mengenai bagaimana usia mereka dapat memengaruhi potensi kesuburan, keberhasilan kehamilan, dan risiko keguguran.
Buat Bunda yang ingin mencoba program IVF sebaiknya perhatikan usia ayah ya Bunda karena dapat menentukan keberhasilan program tersebut. Semoga informasinya bermanfaat ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Haru, Perjuangan Pasangan Jalani 15 Kali Bayi Tabung demi Punya Anak

Kehamilan
5 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Transfer Embrio Bayi Tabung

Kehamilan
Kesehatan Suami Bantu Sukseskan Program Bayi Tabung

Kehamilan
Simak Aturan Berhubungan Seks saat Bunda dan Ayah Menjalani IVF

Kehamilan
5 Penyebab Paling Umum yang Sebabkan Program Bayi Tabung Gagal


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Dea Ananda Jalani Kehamilan Trimester 3, Bahagia Nantikan Kelahiran Baby S
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda