KEHAMILAN
Ketahui Prosedur Laparoskopi untuk Program Hamil, Manfaat hingga Estimasi Biayanya
Melly Febrida | HaiBunda
Selasa, 22 Jul 2025 08:30 WIBLaparoskopi juga dapat membantu perempuan yang hendak program hamil. Dokter spesialis fertilitas sering merekomendasikannya, terutama pada perempuan yang mengalami infertilitas yang tidak dapat dijelaskan. Hasil tes diagnostik lainnya normal, tetapi perempuan tersebut masih belum bisa hamil.
Prosedur dengan laparoskopi ini tidak hanya bersifat diagnostik tapi juga bersifat terapeutik, yakni bisa membantu meningkatkan peluang kehamilan.
Apa itu laparoskopi?
Laparoskopi adalah prosedur bedah yang memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh. Dr. Valinda Nwadike, Dokter bersertifikat ABMS yang mengkhususkan diri dalam bidang kebidanan dan ginekologi, menjelaskan bahwa ketika prosedur ini merupakan bagian dari tes kesuburan, dokter akan mengevaluasi struktur sistem reproduksi, termasuk ovarium, tuba fallopi, dan uterus.
"Dengan memeriksa organ reproduksi, dokter mungkin dapat mengidentifikasi kondisi yang mencegah pembuahan dan tidak terdeteksi," kata Nwadike dilansir dari MedicalNewsToday.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), laparoskopi adalah suatu prosedur pembedaan dengan membuat sayatan kecil. Bedah laparoskopi terkadang disebut 'bedah invasif minimal.'
"Laparoskopi berbeda dengan operasi terbuka yang panjang sayatan pada kulitnya bisa mencapai beberapa inci," tulis ACOG dalam laman resminya.
Dalam prosedur laparoskopi, dokter membuat sayatan kecil di perut untuk memasukkan laparoskop, alat tipis seperti selang dengan kamera kecil di ujungnya. Alat ini yang memperlihatkan kondisi dalam tubuh pasien tanpa melakukan pembedahan besar (laparotomi).
Kapan laparoskopi diperlukan?
Laparoskopi sering digunakan dalam ginekologi dan berbagai bidang bedah. Laparoskopi sering digunakan untuk menyelidiki penyebab infertilitas dan mendeteksi atau mengobati masalah di rongga perut atau tuba fallopi yang dapat menghambat kehamilan.
Kehamilan ektopik, kista, dan fibroid juga dapat didiagnosis dan diobati dengan laparoskopi. Laparoskopi umumnya digunakan untuk operasi uterus, termasuk histerektomi total (pengangkatan uterus), sakrokolpopeksi (untuk prolaps uterus), dan operasi untuk kanker uterus.
Laparoskopi untuk program hamil biasanya direkomendasikan dokter jika:
- Pasangan suami istri (pasutri) sudah mencoba hamil selama 12 bulan tanpa hasil (6 bulan jika usia istri di atas 35).
- Dokter mencurigai ada masalah anatomi, seperti endometriosis atau saluran tuba tersumbat.
- Belum ada hasil pasti dalam pemeriksaan seperti USG, HSG, atau tes hormon.
- Nyeri panggul kronis atau menstruasi yang sangat menyakitkan.
Manfaat laparoskopi untuk program hamil
Laparoskopi memiliki banyak manfaat dalam mendiagnosis penyebab infertilitas. Beberapa manfaat laparoskopi untuk program hamil seperti:
- Rasa sakit setelah operasi laparoskopi lebih sedikit dibandingkan setelah operasi perut terbuka, yang melibatkan sayatan lebih besar, rawat inap lebih lama, dan waktu pemulihan lebih lama.
- Operasi laparoskopi lebih cepat pulih dibanding operasi perut terbuka. Sayatan kecil pada laparoskopi memungkinkan Bunda sembuh lebih cepat dan memiliki bekas luka yang lebih kecil.
- Sayatan kecil mengurangi risiko infeksi, dehisens luka, dan hernia dibandingkan dengan operasi terbuka.
- Kembali ke kehidupan sehari-hari lebih cepat (kebanyakan pasien dapat kembali beraktivitas normal dalam 3-4 hari).
- Perlengketan intra-abdomen lebih sedikit setelah operasi.
Masalah kesuburan yang dapat didiagnosis laparoskopi
Laparoskopi dapat membantu dokter mendiagnosis berbagai kondisi yang dapat memengaruhi kesuburan seperti:
1. Endometriosis
Jika Bunda memiliki tanda dan gejala endometriosis tapi pemberian obat tidak membantu maka dokter kemungkinan menyarankan laparoskopi. Laparoskopi dapat melihat hingga ke dalam panggul. Jika dokter menemukan jaringan endometriosis, sering kali jaringan tersebut dapat diangkat melalui prosedur yang sama.
2. Fibroid
Fibroid adalah pertumbuhan yang terbentuk di dalam dinding rahim atau di luar rahim. Sebagian besar fibroid bersifat jinak (bukan kanker), namun sangat sedikit yang bersifat ganas (kanker). Fibroid dapat menyebabkan nyeri atau perdarahan hebat. Laparoskopi terkadang dapat digunakan untuk mengangkatnya.
3. Kista ovarium
Beberapa perempuan memiliki kista yang berkembang di ovarium. Kista seringkali hilang tanpa pengobatan. Namun jika tidak, dokter kandungan mungkin akan menyarankan agar pengangkatannya dilakukan dengan laparoskopi.
4. Gangguan panggul
Laparoskopi juga dapat digunakan untuk mengobati pelvic organ prolapse (POP) atau prolaps panggul. Prolaps panggul tidak secara langsung berdampak pada kesuburan. Tetapi, ini bisa berdampak tidak langsung pada keberhasilan pengobatan kesuburan.
5. Saluran tuba yang rusak atau tersumbat
Saluran tuba yang rusak atau tersumbat merupakan penyebab umum infertilitas pada perempuan. Jika saluran tuba tersumbat, maka jalur sperma untuk mencapai sel telur, serta jalur kembali ke rahim untuk sel telur yang telah dibuahi, akan terhambat.
Laparoskopi juga bisa membantu bila perempuan mengalami infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya (unexplained infertility). Kondisi ini didiagnosis ketika hasil tes diagnostik lainnya normal, namun perempuan tersebut masih belum bisa hamil.
"Dengan memeriksa organ reproduksi, dokter mungkin dapat mengidentifikasi kondisi yang menghambat pembuahan dan tidak terdeteksi," ujar Nwadike.
|
Keunggulan laparoskopi dengan prosedur lain
Prosedur laparoskopi dianggap lebih unggul ketimbang prosedur lain seperti USG transvaginal, HSG Histerosalpingografi, hingga MRI. Laparoskopi ini dapat visualisasi secara langsung sehingga dokter dapat mendiagnosis sekaligus melakukan terapi.
Berbeda dengan USG transvaginal yang tidak dapat mendeteksi semua masalah. Sedangkan HSG hanya bisa menilai saluran tuba falopi, tak bisa mengoreksi kelainan. Sementara MRI tidak umum digunakan untuk kesuburan.
Efek samping laparoskopi untuk program hamil
Laparoskopi tetap memiliki efek samping. Laparoskopi biasanya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan operasi terbuka.
Menurut ACOG, semakin lama waktu anastesi, maka risiko komplikasi semakin meningkat. Terkadang, komplikasi tidak langsung muncul, namun terjadi beberapa hari hingga minggu setelah operasi.
Berikut beberapa efek samping dari laparoskopi yang perlu diwaspadai:
- Perdarahan atau hernia di lokasi sayatan
- Perdarahan di dalam tubuh (internal bleeding)
- Infeksi
- Kerusakan pada pembuluh darah atau organ lain, seperti lambung, usus, kandung kemih, atau ureter
Pada kasus yang jarang terjadi, tindakan laparoskopi dapat beralih ke operasi terbuka. Ini biasanya terjadi ketika dokter menemukan sesuatu seperti kanker yang besar dan infeksi.
Prosedur laparoskopi untuk program hamil
Ketika Bunda menjalani prosedur laparoskopi untuk program hamil, berikut ini yang dilakukan:
- Untuk persiapan, Bunda akan berpuasa sebelum operasi, pemeriksaan darah, dan jantung.
- Selama prosedur pasien tak sadarkan diri karena diberikan anastesi umum.
- Dokter membuat sayatan kecil (0,5–1 cm) di dekat pusar untuk memasukkan laparoskop.
- Perut diisi gas CO₂ yang tidak berwarna dan tidak berbau melalui jarum yang disebut jarum veress. Tujuannya untuk memperluas ruang pandang.
- Jika ditemukan kelainan, alat bedah kecil dimasukkan melalui sayatan tambahan.
- Prosedur laparoskopi biasanya berlangsung 30–90 menit tergantung kompleksitasnya.
Pemulihan operasi laparoskopi untuk program hamil
Lamanya waktu untuk pulih dari laparoskopi bervariasi. Biasanya membutuhkan waktu hingga 5 hari jika Bunda menjalani tes untuk mendiagnosis suatu kondisi, atau hingga 6 hingga 8 minggu untuk pulih sepenuhnya jika baru saja menjalani operasi.
Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk membantu pemulihan:
- Jangan minum parasetamol atau ibuprofen untuk membantu meredakan nyeri
- Pastikan minum banyak cairan dan menjalani pola makan sehat
- Kenakan stoking kompresi jika telah diberikan
- Bergeraklah sesering mungkin
- Lakukan latihan kaki dan tungkai, seperti menggerakkan pergelangan kaki secara melingkar, saat beristirahat
- Jaga luka tetap kering selama 24 jam pertama. Bunda dapat mandi setelahnya, tetapi pastikan airnya tidak terlalu panas, karena dapat menyebabkan luka berdarah
- Jangan berendam selama 2 minggu pertama, atau sampai luka sembuh
- Jangan mengemudi selama 48 jam atau sampai Bunda dapat melakukan pengereman darurat (tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan perusahaan asuransi)
- Jangan terbang selama 48 jam setelah menjalani laparoskopi
- Jangan minum alkohol selama 48 jam
Jangan merokok karena tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih
Untuk estimasi harga, biaya laparoskopi untuk program hamil bervariasi di Indonesia. Ini tergantung rumah sakit dan kompleksitas tindakan:
Jika prosedur dilakukan di RS pemerintah atau BPJS, Bunda membutuhkan biaya sekitar ± Rp 3–10 juta (bisa lebih murah jika ditanggung BPJS).
Sementara laparoskopi di RS swasta membutuhkan biaya sekitar Rp 18–40 juta. Bunda sebaiknya mempersiapkan dana lebih guna kebutuhan tambahan yang tidak terduga.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)