
kehamilan
Ketahui Serba-serbi Tes DNA, Benarkah Dapat Dilakukan Sejak Masa Kehamilan?
HaiBunda
Jumat, 22 Aug 2025 08:30 WIB

Daftar Isi
Tes DNA sering dilakukan untuk mengetahui ayah biologis seorang anak secara akurat. Tes ini hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan atau pengujian yang telah disetujui pihak-pihak terkait, Bunda.
Dilansir Cleveland Clinic, tes DNA atau paternitas DNA dilakukan menggunakan asam deoksiribonukleat (DNA), yang biasanya diambil dari usap pipi (cheek swab) atau darah, untuk menentukan ayah biologis seorang anak. Perlu diketahui, DNA merupakan materi genetik di dalam sel-sel tubuh yang bertindak seperti 'buku petunjuk' untuk membentuk diri seseorang. Setiap orang mewarisi DNA dai kedua orang tua biologisnya.
Alasan seseorang melakukan tes DNA
Tes DNA sering digunakan untuk tujuan tertentu. Berikut beberapa alasan seseorang melakukan tes DNA:
- Memperoleh hak hukum atas tunjangan anak, hak asuh anak, tunjangan jaminan sosial, dan perkara warisan.
- Mengidentifikasi hubungan dengan kelainan genetik yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang, termasuk fibrosis kistik, sindrom Down, dan beberapa jenis kanker.
- Membantu anak mempelajari lebih lanjut tentang sejarah keluarga mereka.
Cara kerja tes DNA
Tes DNA dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari ibu kandung, calon ayah kandung, dan terkadang pada janin atau anak. Petugas laboratorium selanjutnya menganalisis sampel dan mencari penanda genetik yang dimiliki janin atau anak dengan ibu kandung atau calon ayah kandungnya.
Secara detail, tes DNA akan menggunakan kapas untuk mengumpulkan sel pipi (bukal) dari bagian dalam mulut. Sebelum tes usap ini, orang yang menjalani tes DNA mesti menghindari aktivitas di area mulut, seperti menyikat gigi, menggunakan obat kumur, atau merokok. Dalam beberapa kasus, tes DNA mungkin memerlukan sampel darah.
Tes DNA pada ibu hamil
Tes DNA sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan, Bunda. Menurut American Pregnancy Association (APA), tes DNA dapat dilakukan sedini mungkin di akhir trimester pertama atau setelah minggu ke-8 dengan prosedur SNP microarray, atau selama minggu ke-10 melalui prosedur Chorionic Villus Sampling (CVS).
"Tes paternitas DNA dapat dilakukan selama atau setelah kehamilan. Tes yang dilakukan setelah bayi lahir dapat dilakukan melalui pengambilan sampel tali pusar setelah persalinan. Tes ini juga dapat dilakukan dengan usap pipi atau sampel darah yang diambil di laboratorium setelah bayi meninggalkan rumah sakit," kata dokter spesialis penyakit dalam, Alana Biggers, M.D., MPH, dikutip dari Healthline.
Ada beberapa pilihan tes yang dapat dilakukan selama kehamilan untuk mengetahui paternitas atau ayah biologis. Berikut penjelasannya:
1. Noninvasive Prenatal Paternity (NIPP)
Tes non-invasif ini merupakan cara paling akurat untuk menentukan paternitas (orang tua laki-laki) selama kehamilan. Tes ini melibatkan pengambilan sampel darah dari calon ayah dan ibu untuk melakukan analisis sel janin.
Profil genetik dalam tes ini membandingkan sel janin yang ada di dalam aliran darah ibu dengan calon ayah. Hasil tes ini lebih dari 99 persen akurat. Tes NIPP sudah dapat dilakukan setelah minggu ke-8 kehamilan.
2. Amniosentesis
Tes amniosentesis dapat dilakukan antara minggu ke-14 dan ke-20 kehamilan. Tes diagnostik invasif ini biasanya digunakan untuk mendeteksi cacat tabung saraf, kelainan kromosom, dan kelainan genetik.
Dalam tes ini, dokter akan menggunakan jarum panjang dan tipis untuk mengambil sampel cairan ketuban dari rahim melalui perut. DNA yang dikumpulkan akan dibandingkan dengan sampel DNA dari calon ayah. Hasilnya 99 persen akurat untuk menentukan paternitas.
"Amniosentesis memiliki risiko kecil keguguran, yang dapat disebabkan oleh persalinan prematur, ketuban pecah, atau infeksi," ujar Biggers.
3. Chorionic Villus Sampling (CVS)
Tes diagnostik invasif ini juga menggunakan jarum atau tabung tipis. Dokter akan memasukkannya ke dalam vagina dan melalui serviks untuk mengambil vili korionik, yakni potongan-potongan kecil jaringan yang menempel pada dinding rahim.
Jaringan tersebut dapat menentukan paternitas karena vili korionik dan bayi yang sedang tumbuh memiliki susunan genetik yang sama. Sampel yang diambil melalui CVS akan dibandingkan dengan DNA yang dikumpulkan dari calon ayah. Tingkat akurasi tes ini juga mencapai 99 persen, Bunda.
"CVS dapat dilakukan antara minggu ke-10 dan ke-13 kehamilan. Tes ini memerlukan persetujuan dokter, terutama untuk menentukan paternitas. Seperti amniosentesis, prosedur ini biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan kromosom dan kelainan genetik lainnya. Sayangnya, 1 dari 100 prosedur CVS akan mengakibatkan keguguran," ungkap Biggers.
Demikian serba-serbi tes DNA selama hamil yang biasanya dilakukan untuk mengetahui ayah kandung. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Studi: Preeklamsia Terkait dengan Penyakit Ginjal

Kehamilan
Posisi Seks yang Memuaskan Saat Kehamilan Trimester 2

Kehamilan
Tes DNA, Solusi untuk Jawab Keraguan Dipo Latief Atas Anak Nikita

Kehamilan
Mengenal Metode Tes DNA pada Bayi di Dalam Kandungan, Apa saja Manfaatnya?

Kehamilan
Viral Suami Tuduh Istri Selingkuh karena Lahirkan Bayi Berwajah Bule, Faktanya Mengejutkan


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda