Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

9 Jenis Cek Lab Ibu Hamil di Tiap Semester & Estimasi Biayanya, Bunda Perlu Tahu

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Senin, 07 Aug 2023 21:55 WIB

A pregnant woman has her blood pressure checked by her obstetrician at a routine prenatal appointment
9 Jenis Cek Lab Ibu Hamil di Tiap Semester & Estimasi Biayanya, Bunda Perlu Tahu/Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Demi kehamilan yang sehat, Bunda hamil disarankan untuk memeriksakan kehamilan secara terjadwal. Termasuk cek laboratorium yang bisa dimulai sejak trimester pertama. 

Panduan pemeriksaan laboratorium saat hamil telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaringan Pelayanan.

Di dalamnya dijelaskan, bahwa pemeriksaan laboratorium selama kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan salah satu komponen penting dalam pemeriksaan antenatal dan identifikasi risiko komplikasi.

9 Jenis cek lab Bunda hamil

Cek lab trimester 1

Berikut beberapa jenis cek lab ibu hamil yang dianjurkan di trimester 1:

1. Pemeriksaan urine

Tes ini terdiri dari tes urine kehamilan dan urine lengkap.

2. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah untuk kehamilan terdiri dari: 

  • Tes hematologi
  • MCV (mean corpuscular volume)
  • MCH (mean corpuscular hemoglobin)
  • MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration)
  • RDW (red cell distribution width)
  • Apus darah tepi
  • Tes Ferritin
  • GTT (glucose tolerance test) dengan beban 75 gram gula untuk mengetahui riwayat kencing manis atau diabetes.
  • Hepatitis B antigen (HbsAg) untuk mengetahui ada tidaknya infeksi hepatitis.
  • VDRI (venereal disease research laboratory)
  • TPHA (treponema pallidum haemagglutination)

3. Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan tinja terdiri dari analisis feses pada daerah endemis penyakit cacing dan ada keluhan pencernaan.

Cek lab trimester 2

Di trimester 2, Bunda bisa menjalani cek lab sesuai dengan saran dokter kandungan ya. Berikut 2 jenis cek lab ibu hamil di trimester 2:

4. GTT

Memasuki trimester 2 atau usia kehamilan 24-28 minggu, Bunda bisa menjalani pemeriksaan GTT untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuh. Tes rudin ini dapat dilakukan bila Bunda memiliki riwayat sakit diabetes ya.

Pemeriksaan juga dapat dilakukan ketika muncul keluhan penambahan berat badan berlebih selama kehamilan. Sebelum melakukan cek laboratorium ini, Bunda perlu berpuasa selama 12 jam.

Setelah diambil darahnya, Bunda akan diberikan minuman yang sudah diberi 75 gram glukosa. Hasil GTT akan dicocokkan dengan tabel standar gula darah ibu hamil.

5. Tes amniosentesis

Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan kromosom janin, infeksi cairan ketuban, serta kematangan paru janin. Ada dua jenis tes amniosentesis, yakni:

  • Analisis genetik untuk mengambil cairan amnion pada usia kehamilan 15-18 minggu bila ada kecurigaan risiko cacat bawaan.
  • Uji kematangan paru janin yang dilakukan pada Bunda dengan diabetes. Cairan ketuban diambil pada usia kehamilan cukup bulan.

Cek lab trimester 3

Memasuki trimester 3, Bunda akan tetap menjalani pemeriksaan rutin saat kunjungan ke dokter. Di antara cek lab yang direkomendasikan pada trimester ini adalah:

6. Tes tekanan darah

Tes tekanan darah penting dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda hamil mengalami anemia atau tidak. Menjelang persalinan, Bunda hamil sudah harus semakin siap secara fisik, di antaranya dari kesediaan darah yang dibutuhkan.

Begitu pula jika terjadi kemungkinan tekanan darah tinggi. Pengecekan lab dimaksudkan sebagai upaya minimalisasi risiko yang dapat saja terjadi. 

7. Pengukuran rahim

Agar dapat diketahui seberapa besar ukuran janin sehingga Bunda bisa mendapat rekomendasi bersalin yang tepat, upaya dokter adalah mengukur tinggi rahim. Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur jarak antara tulang kemaluan dengan bagian atas rahim. Biasanya, pengukuran dimulai saat usia kehamilan memasuki 20 minggu.

Mengutip dari My Clevelandclinic, tinggi fundus memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang hal-hal penting mengenai ukuran, pertumbuhan, dan posisi bayi di dalam rahim.

Ini membantu memastikan bahwa bayi tumbuh sebagaimana mestinya. Itu juga bisa memberi tahu mereka berapa banyak cairan ketuban di dalam rahim. Terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan ketuban dapat mengindikasikan adanya masalah.

8. Pemeriksaan detak jantung bayi

Penyedia layanan kesehatan mungkin melakukan pemantauan jantung janin selama akhir kehamilan dan persalinan. Denyut jantung janin rata-rata adalah antara 110 dan 160 denyut per menit.

Ini dapat bervariasi dari 5 hingga 25 detak per menit. Detak jantung janin dapat berubah saat bayi merespons kondisi di dalam rahim. Detak jantung janin yang tidak normal mungkin berarti bayi tidak mendapatkan cukup oksigen atau ada masalah lain.

9. Tes untuk mengetahui keberadaan Streptokokus grup B

Yaitu tes untuk mengetahui bakteri yang bisa ditularkan ke anak saat lahir. Jika Bunda membawa bakteri, maka dokter mungkin akan memberikan antibiotik selama persalinan untuk mencegah bayi sakit.

Demikian Bunda, 9 jenis cek lab untuk Bunda hamil tiap trimester. Biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis cek tentu saja tergantung fasilitas kesehatan yang Bunda tentukan ya. Meski demikian, beberapa sumber menyebutkan nominal yang Bunda butuhkan untuk cek lab berkisar mulai puluhan ribu hingga jutaan, tergantung tindakan yang Bunda hamil perlukan. 


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Bunda yang sedang hamil silakan cek video berikut untuk rekomendasi 5 bidan yang kerap berbagi tips seputar kehamilan:

[Gambas:Video Haibunda]



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda