HaiBunda

KEHAMILAN

Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang? Ketahui Risiko Bahayanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 26 Aug 2025 21:00 WIB
Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang? Ketahui Risiko Bahayanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Jakarta -
Posisi Tidur Hamil/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Bunda mungkin pernah mendengar bahwa tidur terlentang termasuk dalam daftar yang tidak boleh ibu hamil lakukan. Untuk itu, ibu hamil perlu mengetahui risiko bahaya dari tidur terlentang.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa seiring perut yang membesar, tidur telentang mungkin tidak baik untuk ibu hamil. Sejumlah risiko dihadapi ibu hamil jika tidur terlenteng. Tidur terlentang dapat membuat rahim terbebani tulang belakang dan otot punggung. 

Apalagi jika kehamilan Bunda sudah masuk trimester kedua dan ketiga. Ibu hamil dapat mengalami pusing dan aliran darah ke janin berkurang jika berbaring telentang. Ini karena dapat menekan pembuluh darah utama yang mengalirkan darah ke rahim.


Kenapa ibu hamil tidak boleh tidur telentang? 

Ibu hamil sulit untuk mencari posisi yang nyaman ketika tidur di usia kehamilan yang semakin membesar. Apalagi kebanyakan orang sudah terbiasa dengan posisi tidur tertentu selama bertahun-tahun. Namun, seiring perut membesar, tidur telentang bisa terasa semakin tidak nyaman.

"Banyak perempuan yang secara alami akan bergeser," ujar pakar kesehatan perempuan Jennifer Wider, M.D.

Dokter umumnya menyarankan ibu hamil untuk menghindari melakukan aktivitas telentang (termasuk tidur) setelah perut mulai membesar.

Michael Cackovic, M.D., seorang dokter spesialis penyakit ibu dan janin di The Ohio State University Wexner Medical Center, mengatakan bahwa ia biasanya menyarankan pasiennya untuk mencoba tidur miring sekitar minggu ke-20 kehamilan, ketika perut ibu hamil mulai benar-benar membesar. 

Mayo Clinic sependapat dengan saran ini, menyarankan agar ibu hamil tidur miring karena dapat meningkatkan aliran darah ke janin, tetapi tidak secara spesifik menyebutkan bahwa salah satu sisi lebih baik daripada sisi lainnya.

Melansir Self, sebuah studi menunjukkan bahwa tidur telentang selama kehamilan dikaitkan dengan risiko lahir mati, tetapi penelitian ini belum konklusif. Studi yang dipublikasikan daring di British Journal of Obstetrics and Gynaecology ini meneliti apakah cara tidur ibu hamil di trimester terakhir kehamilan memiliki korelasi dengan kemungkinan mengalami lahir mati. 

Dalam studi ini, para peneliti bertanya kepada 291 perempuan yang baru saja mengalami lahir mati dan 733 perempuan yang kemudian melahirkan bayi hidup (peserta kontrol) dari 41 bangsal bersalin di Inggris tentang kebiasaan tidur sebelum kehamilan, selama empat minggu terakhir kehamilan, dan pada malam sebelum lahir mati atau pada saat wawancara. 

Berdasarkan data ini, para peneliti menemukan hubungan antara posisi tidur dan lahir mati. Secara spesifik, mereka menemukan bahwa peserta yang melaporkan tertidur telentang di akhir kehamilan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami lahir mati dibandingkan dengan ibu hamil yang tidur miring ke kiri.

Namun penelitian tersebut belum dapat membuktikan bahwa tidur telentang selama kehamilan benar-benar menyebabkan lahir mati. Meski begitu, ini menambah penelitian yang menunjukkan bahwa ibu tidur miring saat hamil.

Perlu juga dicatat bahwa penelitian ini tidak menemukan bahwa tidur telentang benar-benar menyebabkan lahir mati pada partisipan secara langsung—hanya ada hubungan. Selain itu, penelitian ini tidak menetapkan alasan yang jelas untuk hubungan antara posisi tidur dan risiko lahir mati. Namun, penelitian ini didasarkan pada cukup banyak temuan sebelumnya dari penelitian yang lebih kecil.

Risiko ibu hamil tidur terlentang

Melansir laman Health Cleveland Clinic, tidur telentang dalam waktu lama dapat memengaruhi sirkulasi karena perut yanh kian membesar. Apa saja risiko ibu hamil tidur terlentang?

1. Memberi tekanan ke vena

Seiring rahim yang membesar sekitar kehamilan 20 minggu ― atau lima bulan, ukurannya cukup besar sehingga dapat menekan aorta dan vena cava inferior jika ibu hamil berbaring telentang. Pembuluh darah besar itulah yang membawa aliran darah kembali ke jantung.

“Pikirannya adalah jika Anda memiliki sesuatu yang besar, seperti rahim yang membesar, yang menekan aliran darah balik, aliran darah ke jantung Anda akan berkurang,” jelas Dr. Zanotti. 

Ini bisa berarti aliran darah yang lebih sedikit untuk ibu dan untuk janin yang sedang berkembang.

2. Meningkatnya risiko lahir mati

Para peneliti dalam sebuah studi menemukan bahwa ada potensi peningkatan risiko lahir mati pada ibu hamil yang tidur telentang sepanjang malam.

Namun sebelum panik, Dr. Zanotti menunjukkan bahwa studi ini dan studi lainnya berskala kecil, tidak acak, dan tidak boleh dianggap sebagai bukti pasti.

"Selama kehamilan, sebagian besar waktu Anda tidak tidur semalaman tanpa bangun — meskipun Anda berharap bisa," catat Dr. Zanotti.

4. Keluhan pusing dan sesak napas

Bunda mungkin merasa pusing atau tidak nyaman jika berbaring telentang dalam waktu lama. "Sering kali, tubuh Anda akan memberi tahu Anda bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan itu akan membuat Anda bergerak,” tegas Dr. Zanotti. 

Zanotti berpesan, jika ibu hamil berbaring telentang dan sedikit kesulitan bernapas atau mungkin jantung berdetak lebih cepat, itu cara tubuh memberi tahu bahwa ibu hamil perlu berguling ke samping. "Dengarkan itu," ujarnya. 

5. Menurunkan kadar oksigen pada janin

Lesley McCowan, M.D., salah satu penulis studi  dan seorang profesor serta spesialis kedokteran ibu-janin di University of Auckland, mengatakan bahwa berbaring telentang setelah 28 minggu kehamilan dapat mengurangi suplai darah ke rahim dan menurunkan kadar oksigen pada bayi, yang mungkin setidaknya sebagian menjadi penyebabnya.

Cara mengatasi ketidaknyamanan saat tidur 

Tidur miring selama trimester kedua dan ketiga mungkin merupakan pilihan terbaik. Tekuk salah satu atau kedua lutut. Menempatkan bantal di antara lutut dan bantal lain di bawah perut dapat membantu. Bunda juga dapat mencoba bantal tubuh yang panjang untuk menopang tubuh.

Jika ibu hamil kesulitan tidur miring atau tetap miring saat tidur, Sherry A. Ross, M.D., pakar kesehatan wanita dan penulis She-ology: The Definitive Guide to Women's Intimate Health. Ia memberi tahu untuk menggunakan bantal seukuran tubuh yang diselipkan di belakang punggung untuk mengurangi risiko berguling di malam hari. 

"Jika hal itu terasa kurang nyaman, cobalah meletakkan bantal di antara lutut dan bantal lain di antara lengan, itu akan membantu," kata Dr. Ross.

Menurutnya, ibu hamil tidak perlu stres karena sesekali berguling telentang di malam hari. Karena ibu hamil membutuhkan istirahat lebih dari sebelumnya—jangan sampai Bunda jadi terjaga di malam hari karena memikirkan posisi tidur.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Cek Yuk, Bun! Ini 7 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tidak Disadari

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Farah Quinn Lepas Anak Sulung Armand Kuliah Di Boston, Penuh Rasa Haru

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Zaskia Adya Mecca soal Putri Sulungnya Harus Jalani Operasi Saluran Pernapasan

Parenting Nadhifa Fitrina

10 Lagu Daerah Sulawesi Selatan Beserta Lirik dan Maknanya

Parenting Asri Ediyati

Mengenal Diet Korea Switch On yang Disebut Bisa Turunkan Berat Badan dalam 1 Bulan

Mom's Life Arina Yulistara

Doa Orang Terzalimi, Bisa Dibaca saat Alami Perlakuan Tak Adil

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Farah Quinn Lepas Anak Sulung Armand Kuliah Di Boston, Penuh Rasa Haru

10 Lagu Daerah Sulawesi Selatan Beserta Lirik dan Maknanya

Mengenal Diet Korea Switch On yang Disebut Bisa Turunkan Berat Badan dalam 1 Bulan

Cerita Zaskia Adya Mecca soal Putri Sulungnya Harus Jalani Operasi Saluran Pernapasan

Doa Orang Terzalimi, Bisa Dibaca saat Alami Perlakuan Tak Adil

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK