KEHAMILAN
Waspada, Paparan Zat Kimia di Produk Plastik Bisa Turunkan Jumlah Sperma
Annisa Aulia Rahim | HaiBunda
Jumat, 05 Sep 2025 21:31 WIBBunda, sadar enggak kalau hampir setiap hari kita bersentuhan dengan plastik? Mulai dari botol minum, wadah makanan, hingga mainan Si Kecil. Praktis memang, maka tak heran jika plastik memang jadi pilihan banyak orang.
Tapi ternyata plastik menyimpan rahasia yang tak boleh disepelekan: Ada zat kimia di dalamnya yang bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh, termasuk kesuburan.
Mengenal kandungan zat kimia pada produk plastik
Plastik dibuat dari bahan dasar bernama polimer. Polimer ini berasal dari olahan minyak bumi atau gas alam. Nah, supaya plastik lebih kuat, lentur, berwarna, atau tahan lama, biasanya ditambahkan berbagai zat kimia tambahan (disebut aditif).
Zat aditif inilah yang sering jadi sorotan, Bunda, karena beberapa di antaranya bisa berdampak pada kesehatan jika tidak digunakan dengan bijak. Berikut zat kimia dalam produk plastik yang perlu Bunda tahu:
1. Bisphenol A (BPA)
Fungsinya membuat plastik lebih keras, banyak dipakai di botol minum, wadah makanan, dan lapisan kaleng. Menurut sebuah studi dari Harvard School of Public Health, menemukan bahwa orang yang minum dari botol plastik berbahan polikarbonat mengalami peningkatan kadar BPA dalam urine hingga 69 persen dalam satu minggu. Dampaknya, BPA termasuk endocrine disruptor yang bisa mengganggu sistem hormon dan berhubungan dengan risiko gangguan kesuburan serta perkembangan janin.
2. Phthalates
Fungsinya Bikin plastik jadi lentur dan tidak mudah pecah, biasanya ada di mainan anak, kabel, atau kemasan. Dikutip dari National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), paparan phthalates dikaitkan dengan masalah perkembangan sistem reproduksi, terutama pada anak laki-laki. Dampaknya: Bisa memengaruhi hormon reproduksi dan berisiko menurunkan kualitas sperma pada jangka panjang.
3. Styrene
Fungsinya sebagai bahan dasar styrofoam untuk wadah makanan atau minuman. Dikutip dari International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan styrene sebagai possible human carcinogen (kemungkinan karsinogen pada manusia). Dampaknya dapat memengaruhi sistem saraf dan meningkatkan risiko kanker tertentu.
4. PVC (polivinil klorida)
Banyak dipakai untuk pipa, kemasan, hingga mainan tertentu. Dikutip dari Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), proses produksi dan pembuangan PVC bisa menghasilkan zat berbahaya seperti dioxin yang berhubungan dengan risiko kanker. Bisa berdampak pada sistem hati, ginjal, dan kekebalan tubuh jika terpapar terus-menerus.
5. Flame retardants (zat tahan api)
Fungsinya sebagai bahan tambahan pada plastik untuk perabot atau elektronik supaya tidak mudah terbakar. Menurut sebuah studi dari Environmental Health Perspectives menemukan bahwa zat ini dapat menumpuk dalam tubuh dan berhubungan dengan gangguan tiroid serta perkembangan otak pada anak. Dampaknya, risiko kesehatan jangka panjang terutama jika terpapar sejak dini.
Dampak zat kimia produk plastik pada kesuburan pria
Beberapa studi internasional menemukan kaitan kuat antara paparan bahan kimia plastik dengan penurunan kualitas sperma. Menurut Studi Harvard School of Public Health menunjukkan pria dengan kadar BPA tinggi dalam urine memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit dan kualitas sperma yang menurun.
Selain itu, menurut penelitian dalam jurnal Human Reproduction paparan phthalates terkait dengan penurunan motilitas sperma (kemampuan sperma untuk bergerak). Dan yang terbaru, menurut sebuah Studi di jurnal Environment International, menguatkan bahwa paparan jangka panjang zat kimia plastik bisa menurunkan konsentrasi sperma dan kadar testosteron.
Jadi Bunda, dampak zat kimia plastik tidak hanya soal kesehatan umum, tapi langsung memengaruhi kualitas sperma pria. Ini penting banget, terutama untuk pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Berikut efek yang akan dialami:
1. Penurunan jumlah sperma
Paparan BPA dan phthalates terbukti menurunkan konsentrasi sperma dalam air mani. Beberapa studi menyebutkan pria dengan kadar tinggi zat ini dalam urine memiliki risiko dua kali lipat jumlah spermanya di bawah standar normal WHO.
2. Motilitas sperma menurun
Motilitas adalah kemampuan sperma bergerak lincah menuju sel telur. BPA & phthalates membuat sperma lebih lambat dan lemah, sehingga kemungkinan membuahi sel telur jadi berkurang.
3. Bentuk sperma abnormal (morfologi)
Paparan zat kimia ini bisa memicu sperma berbentuk tidak normal (kepala, ekor, atau leher sperma cacat). Sperma dengan bentuk abnormal sulit menembus sel telur.
4. Gangguan hormon pria
BPA bisa meniru hormon estrogen, sedangkan phthalates menurunkan testosteron.Akibatnya, keseimbangan hormon pria terganggu, memengaruhi produksi sperma dan gairah seksual.
5. Kerusakan DNA sperma
Mikroplastik dan zat kimia tertentu dapat meningkatkan stres oksidatif. Hal ini merusak DNA sperma, meningkatkan risiko keguguran, cacat lahir, atau sulit hamil.
6. Risiko infertilitas
Kombinasi penurunan jumlah, motilitas, morfologi, dan kerusakan DNA sperma membuat pria lebih rentan mengalami infertilitas (ketidaksuburan).
Tips aman pakai plastik untuk keluarga
- Supaya lebih aman, ada beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan di rumah:
- Gunakan botol dan wadah kaca atau stainless steel untuk menyimpan makanan/minuman.
- Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik (misalnya di microwave).
- Pilih produk berlabel 'BPA-free' atau bebas phthalates.
- Kurangi konsumsi makanan/minuman kemasan, terutama yang panas dan berminyak.
- Jaga pola hidup sehat dengan olahraga rutin, tidur cukup, dan makan makanan bergizi untuk mendukung kualitas sperma.
Demikian Bunda penjelasan tentang bahaya zat kimia pada produk plastik terhadap jumlah sperma. Semoga informasinya membantu ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)