
kehamilan
40 Anak Lahir Melalui Transplantasi Rahim Sejak 2014, Yuk Kenali Prosedurnya
HaiBunda
Jumat, 03 Oct 2025 08:30 WIB

Daftar Isi
Pada 2023, dunia kedokteran Australia mencatat sejarah baru. Seorang bayi laki-laki sehat lahir melalui operasi caesar setelah ibunya menjalani transplantasi rahim. Sebuah prosedur medis langka yang memberi harapan baru bagi perempuan dengan masalah infertilitas faktor rahim.
Bayi tersebut menjadi bagian dari sekitar 40 bayi di seluruh dunia yang berhasil lahir dari transplantasi rahim sejak prosedur ini pertama kali sukses dilakukan di Swedia pada tahun 2014. Penelitian dan laporan kasus luar biasa ini diterbitkan di Medical Journal of Australia oleh tim dokter dari Royal Hospital for Women, Prince of Wales Hospital, dan Westmead Hospital di Sydney.
"Di Australia, pilihan bagi perempuan dengan infertilitas faktor rahim yang ingin memiliki anak biasanya terbatas pada adopsi atau ibu pengganti. Namun, kedua pilihan ini kerap terhambat oleh kendala hukum, ketersediaan, maupun pertimbangan etika,” jelas Associate Professor Rebecca Deans bersama rekan-rekannya dikutip dari laman Insightplus.
Menurut Associate Professor Rebecca Deans dan tim kelahiran pertama dengan transplantasi rahim menjadi harapan baru untuk perempuan yang mengalami infertilitas rahim.
"Kelahiran hidup pertama setelah transplantasi rahim di Australia menegaskan bahwa prosedur ini bisa menjadi solusi nyata bagi perempuan dengan infertilitas faktor rahim yang ingin memiliki anak dengan hubungan biologis langsung," jelasnya.
Mengenal metode transplantasi rahim
Penerima pertama transplantasi rahim dalam uji klinis di Sydney adalah seorang perempuan berusia 31 tahun yang sebelumnya menjalani histerektomi akibat perdarahan hebat. Rahim donor berasal dari ibunya sendiri yang berusia 53 tahun.
Setelah menjalani operasi transplantasi rahim, pasien menerima terapi imunosupresi induksi yang biasa digunakan pada transplantasi ginjal risiko imunologi rendah. Terapi ini penting untuk mencegah penolakan organ dan dipantau secara ketat di Prince of Wales Hospital.
Terapi imunosupresi pemeliharaan meliputi tacrolimus oral dua kali sehari, prednisolon harian, dan mycophenolate mofetil (MMF) dua kali sehari, yang kemudian diganti dengan azathioprine setelah sembilan minggu karena profil keamanannya yang lebih baik pada perempuan hamil. Para peneliti menjelaskan bahwa transfer embrio baru bisa dilakukan setelah masa pembersihan MMF, mengingat obat tersebut memiliki efek toksik pada janin.
"Dengan tujuan meminimalkan durasi penggunaan imunosupresi dan efek sampingnya, termasuk gangguan ginjal dan kanker, kami memutuskan bahwa waktu paling awal untuk transfer embrio yang aman adalah setelah masa pembersihan MMF, mengingat potensi efek toksik terhadap janin,” tulis para peneliti.
Hasilnya luar biasa, 15 minggu setelah transplantasi rahim, satu blastokista beku grade 1 dipindahkan selama siklus ovulasi alami. Kehamilan pun berhasil terjadi. Menurut tim peneliti, pendekatan ini tidak hanya mengurangi durasi penggunaan obat imunosupresi, tetapi juga memperpendek waktu tunggu bagi pasien untuk hamil. Sejalan dengan tujuan utama dari transplantasi rahim.
"Pendekatan ini tidak hanya mengurangi durasi imunosupresi bagi penerima, tetapi juga memperpendek waktu tunggu untuk memiliki anak, sesuai dengan alasan utama dilakukan transplantasi serta biaya dan risiko imunosupresi jangka panjang".
Kemudian pada usia kehamilan 37 minggu, bayi akhirnya lahir dengan selamat melalui operasi caesar elektif. Sang ibu kemudian pulang dari rumah sakit hanya lima hari setelah melahirkan.
Apakah transplantasi rahim bersifat permanen?
Meski prosedur ini menjanjikan, transplantasi rahim tidak bersifat permanen. Rahim harus diangkat kembali setelah satu atau dua kali kehamilan atau dalam kurun waktu lima tahun.
Dalam kasus ini, tanda-tanda peradangan dan penolakan organ muncul pada tahun berikutnya, sehingga pasien memilih menjalani histerektomi eksplanta untuk mengangkat rahim donor.
Pertimbangan program transplantasi rahim di Australia
Para peneliti menegaskan bahwa sebelum meluas menjadi program klinis di Australia, biaya dan manfaat transplantasi rahim harus dipertimbangkan dengan matang. Saat ini, biaya prosedur sebanding dengan biaya surrogacy (ibu pengganti). Meskipun biaya transplantasi telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena adanya kemajuan proses.
Mengingat keterbatasan jumlah ibu pengganti altruistik dan anak adopsi di Australia, transplantasi rahim memberi peluang baru bagi perempuan untuk mengalami kehamilan biologis dengan risiko minimal bagi penerima maupun donor.
"Transplantasi rahim adalah jenis transplantasi sementara yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup, tanpa risiko jangka panjang sebesar transplantasi organ vital lain,” tulis para peneliti.
Keberhasilan prosedur transplantasi rahim di Australia menjadi langkah awal penting. Namun, peneliti menekankan bahwa kesuksesan program hanya bisa tercapai dengan regulasi yang kuat, penelitian berkelanjutan, audit medis yang ketat, serta edukasi tenaga medis.
Tim transplantasi rahim di Australia juga tengah membantu penyusunan pedoman bersama Transplantation Society of Australia and New Zealand untuk mengatur jalur donor baik dari pendonor hidup maupun donor yang sudah meninggal.
"Penelitian yang ketat, kolaborasi, dan dukungan tim medis berpengalaman sangat penting agar program transplantasi rahim di Australia berjalan sesuai standar medis dan etika internasional," tegas para peneliti.
Kelahiran bayi pertama dari transplantasi rahim di Australia menandai era baru dalam dunia reproduksi dan transplantasi. Prosedur ini membuka pintu harapan bagi perempuan yang sebelumnya tak memiliki pilihan lain selain adopsi atau surrogacy. Meskipun masih memiliki keterbatasan, terutama terkait biaya, regulasi, dan risiko medis, transplantasi rahim berpotensi menjadi solusi penting bagi infertilitas faktor rahim di masa depan.
Semoga informasi bermanfaat ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kenalan dengan Grace Davidson, Bunda Pertama di Inggris Melahirkan dengan Rahim Buatan

Kehamilan
Kisah Perempuan bernama Dita yang Jadi Ibu Meski Tak Punya Rahim

Kehamilan
Program Hamil dengan Inseminasi Buatan, Bagaimana Tingkat Keberhasilannya?

Kehamilan
Waspada Bunda! Kenali 7 Penyebab Wanita Sulit Hamil

Kehamilan
Sulit Hamil Anak Kedua? Bisa Jadi Bunda Mengalami Infertilitas Sekunder


5 Foto
Kehamilan
5 Gambar Test Pack Positif Hamil, Tak Selalu Muncul Dua Garis Lho
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda