kehamilan
Waspada Bunda! Kenali 7 Penyebab Wanita Sulit Hamil
Sabtu, 18 Jul 2020 13:05 WIB
Infertilitas atau kemandulan adalah suatu kondisi ketika pasangan suami istri tak kunjung mendapat momongan, walaupun sudah teratur melakukan hubungan seks. Maka, perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter.
Pada beberapa kasus, pasangan suami istri mungkin harus banyak bersabar dan berusaha untuk bisa mendapatkan momongan. Merubah gaya hidup dan pola makan juga menjadi salah satu kuncinya lho.
"Wanita yang ingin meningkatkan peluang hamil sering tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang harus diwaspadai," ujar Fransisco Arredondo, MD, spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Texas, Amerika Serikat.
Tetapi, tahukah Bunda kalau wanita yang sulit hamil dipengaruhi oleh berbagai hal? Kenali penyebabnya sedini mungkin yuk, Bunda, agar terhindar dari infertilitas.
Gejala umum yang sering terjadi yaitu siklus menstruasi yang bisa jadi terlalu lama, terlalu cepat, ataupun tidak teratur.
Lalu, bagaimana kita mengetahui penyebabnya? Dikutip dari Health, berikut tujuh penyebab utama wanita sulit hamil:
1. Berat badan yang tidak proporsional
Tubuh yang tidak ideal secara signifikan mempengaruhi tingkat kesuburan wanita. dr.Arredondo menuturkan bahwa wanita yang bisa menjaga berat badannya dengan sehat melalui diet sehat dan olahraga ringan mampu meningkatkan peluang kehamilan.
Proporsional atau tidaknya berat badan tubuh dan tingginya dapat diukur dengan Body Mass Index (BMI). BMI dapat Bunda jadikan acuan untuk memperoleh tubuh yang ideal ya.
2. Umur terlalu tua
Nicole Noyes, MD, Kepala Kesehatan Northwell untuk Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas mengatakan, ada titik akhir kesuburan pada wanita. Idealnya memiliki anak usia antara 25-35 tahun. Tetapi, faktanya semakin tua seorang wanita maka akan semakin sulit untuk hamil.
Tentu sangat berisiko bagi wanita yang sedang menjalani kehamilan di atas umur 30-an, di mana kualitas sel telur wanita akan menurun seiring bertambahnya usia, dan pada keadaan yang lebih serius akan meningkatkan risiko keguguran.
Jadi, lebih baik libatkan dokter kandungan jika Bunda dan Ayah sedang membicarakan program kehamilan pada usia yang rentan ya.
3. Pengaruh bahan-bahan kimia di rumah
Studi yang diterbitkan dalam Perspektif Kesehatan Lingkungan pada 2013 menyimpulkan bahwa beberapa bahan kimia tertentu dikaitkan dengan masalah kesuburan, seperti paparan polutan, pestisida, dan senyawa industri yang dapat meningkatkan risiko sulit hamil hingga 29 persen.
Paparan dari bahan kimia tersebut dapat menjangkiti pria maupun wanita dan berpeluang mengalami infertilitas tinggi. Untuk menjaga agar tidak terjangkit pada tubuh, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan bahan kimia beracun.
![]() |
4. Perokok aktif
Selain merusak saluran pernapasan, rokok juga mampu meningkatkan risiko kemandulan dan keguguran pada ibu hamil. Berdasarkan studi American Society for Reproductive Medicine pada 2014 lalu, diketahui bahwa merokok dapat membahayakan janin yang sedang berkembang, serta mengurangi peluang seorang wanita untuk hamil hingga 13 persen.
Senada dengan hasil studi tersebut, Dr. Arredondo juga menyimpulkan bahwa asap rokok dapat berdampak pada hormon dan DNA pria serta wanita.
"Bahkan wanita yang merokok sedang atau yang terpapar asap rokok pasif telah mengganggu fungsi endokrin dan dapat mengalami masalah kesuburan yang signifikan," terangnya.
5. Mengonsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebih tentu tidak baik untuk tubuh ya, Bunda. Satu studi Swedia yang dilakukan pada lebih dari 7.000 wanita selama 18 tahun menemukan bahwa yang sering mengonsumsi alkohol cenderung mencari obat kesuburan untuk bisa hamil.
CDC dan Surgeon General mengatakan yang terbaik adalah tidak mengonsumsinya untuk mempercepat program kehamilan. Lebih baik kita ikuti anjuran dari CDC dan Surgeon General saja ya, Bunda.
6. Terlalu sering konsumsi kafein
Di balik rasanya yang lezat dan mencegah kantuk, ternyata kafein cukup berisiko bagi wanita yang sedang dalam program kehamilan. Studi Fakultas Kedokteran Nevada pada 2011 lalu menemukan bukti bahwa kafein mengganggu kontraksi otot yang membantu telur melakukan perjalanan dari indung telur dengan melalui saluran tuba ke rahim.
Tetapi, bukan berarti Bunda harus menghentikan konsumsinya. Studi tersebut juga menyarankan agar konsumsi kafein diturunkan menjadi kurang dari 200 mg per harinya.
7. Stres
Meskipun stres bukan menjadi faktor utama penyebab infertilitas, tetapi ada baiknya kita bijak dalam menangani pikiran agar tidak mudah stres.
Studi Human Reproduction pada 2014 lalu menyarankan wanita yang sedang program kehamilan agar mencoba mengadopsi program manajemen stres, untuk menghindari keadaan yang dapat berujung pada depresi.
Simak juga video cerita dokter hamil 7 bulan rawat pasien corona: