Jakarta -
Tekanan darah tinggi alias hipertensi bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Tahu nggak, Bun, hipertensi sebelum kehamilan itu bisa berbahaya dan bisa meningkatkan risiko keguguran.
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal American Heart Association Hypertension, hipertensi sebelum konsepsi bisa meningkatkan risiko keguguran, bahkan pada wanita yang tidak didiagnosis hipertensi sebelumnya.
Penelitian ini melibatkan wanita yang sudah mengalami setidaknya satu kali keguguran dan mencoba hamil lagi. Temuan ini menyiratkan pesan kalau menurunkan faktor risiko penyakit jantung di masa dewasa muda juga bisa meningkatkan kesehatan reproduksi.
"Peningkatan tekanan darah di kalangan orang dewasa muda dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi di kemudian hari dan penelitian ini menunjukkan itu mungkin juga memiliki efek pada kesehatan reproduksi," kata Carrie J. Nobles, PhD., penulis utama penelitian dari Epidemiology Branch of the Eunice Kennedy Shriver National Institute for Child Health and Human Development (NICHD) di Bethesda, Maryland, seperti dilansir Science Daily.
Penelitian ini tidak dapat mencapai kesimpulan sebab-akibat. Namun, studi ini adalah yang pertama kalinya melihat tekanan darah prakonsepsi dan efeknya pada kesehatan reproduksi wanita sehat yang tidak didiagnosis tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
Studi ini melibatkan sekitar 1.228 wanita dengan rata-rata usia 28,7 tahun yang sudah mengalami 1 sampai 2 keguguran dan saat ini mencoba untuk hamil. Para responden ikut uji klinis untuk menentukan apakah mengonsumsi aspirin dosis rendah dapat mengurangi risiko keguguran.
Selama penelitian, para responden diukur tekanan darahnya ketika mencoba hamil dan selama awal kehamilan.
Tekanan darah rata-rata sebelum kehamilan adalah 111,6/72,5 mmHg. Dari 797 wanita yang hamil dalam enam bulan, 24 persen mengalami keguguran.
Hasil penelitian ini menunjukkan, setiap peningkatan 10 poin dalam tekanan darah diastolik (angka yang lebih rendah) dikaitkan dengan 18 persen peningkatan risiko keguguran. Setiap peningkatan 10 poin tekanan arteri rata-rata dikaitkan dengan 17 persen peningkatan risiko keguguran.
"Dampak faktor risiko kardiovaskular dimulai sejak awal kehidupan. Dokter yang merawat wanita usia reproduktif harus memperhatikan tekanan darah yang sedikit lebih tinggi karena mungkin memiliki efek yang tidak dikenal, seperti hasil dari kehamilan yang buruk," kata Enrique F. Schisterman, Ph.D., penulis senior studi dan Investigator Senior dan Kepala Cabang Epidemiologi NICHD.
Kata Enrique, prakonsepsi adalah fase layaknya jendela kritis. Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah penyakit jantung di kemudian hari dan meningkatkan kesehatan reproduksi, Bun.
Karena penelitian ini dilakukan pada wanita yang sudah mengalami keguguran, jadi belum jelas apakah hasilnya bisa digeneralisasi ke semua wanita muda. Selain itu, penelitian ini sebagian besar terdiri dari peserta kulit putih dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hasil studi ini berlaku untuk wanita dari berbagai ras.
Pada penelitian sebelumnya, terlihat efek tekanan darah tinggi pada wanita yang tengah mengandung. Ternyata, itu juga harus mendapat perhatian, Bun, karena selain berbahaya, rupanya tekanan darah tinggi dapat memengaruhi si wanita sampai tua nanti.
Peneliti dari University Medical Center Utrecht di Belanda melihat tekanan darah tinggi saat hamil akan meningkatkan risiko penyakit jantung sampai dua kali lipat di kemudian hari. Hal ini dibuktikan setelah peneliti melihat data dari 22 ribu perempuan dalam rentang 27 sampai 29 tahun.
Selain darah tinggi, peneliti juga menemukan bahwa kondisi diabetes gestational (diabetes karena hamil) juga dapat meningkatkan risiko diabetes biasa hingga empat kali lipat nantinya.
"Kita sudah tahu bahwa wanita dengan gangguan hipertensi
kehamilan berisiko terkena hipertensi dan penyakit kardiovaskular, serta wanita dengan diabetes gestational juga berisiko terkena diabetes tipe 2. Wanita-wanita ini bisa diuntungkan oleh program skrining," ujar pemimpin studi Karst Heida seperti dikutip dari Reuters.
(rdn)