Jakarta -
Ada berbagai jenis metode kontrasepsi, salah satunya adalah
menyusui, Bun. Ya, menyusui memang bisa jadi KB alami. Bunda tertarik menerapkannya? Nah, ada nih tiga syarat yang perlu dipenuhi ketika Bunda ingin menjadikan menyusui sebagai KB alami.
Menyusui sebagai KB alami disebut juga metode amenorrhoe laktasi atau lactation amennorhoe method. Dikatakan konselor laktasi dari RS Sari Asih Ciputat, dr Hikmah Kurniasari MKM, CIMI, syarat menjadikan menyusui sebagai KB alami ada tiga dan ingat, Bun, ketiganya harus dipenuhi.
"Kalau salah satu syaratnya nggak dipenuhi biasanya metode ini bisa gagal," kata dr Hikmah waktu ngobrol dengan HaiBunda. Apa aja syaratnya?
Pertama, ibu belum haid sejak setelah melahirkan. Kedua, bayi berusia 0-6 bulan. Syarat ketiga bayi harus menyusu rutin. Jadi, nggak boleh ada jeda waktu menunda menyusui terlalu lama yaitu lebih dari 4 jam dalam waktu 24 jam lebih dari sekali.
"Jadi misal dari jam 6 pagi sampai 6 pagi besoknya kan 24 jam tuh. Nah, ada waktu di mana ibu
menyusui terakhir jam 2 siang terus baru menyusui lagi jam 7 malam, itu kan jedanya lima jam. Kemudian ibu menyusui jam 7, baru menyusui lagi jam 3 pagi, itu jedanya 6 jam. Nah, udah dua kali ada jeda waktu menyusui lebih dari 4 jam dalam 24 jam, nggak bisa berarti ya," papar dr Hikmah.
Syarat ini, kata dr Hikmah terkait dengan syarat kedua yaitu bayi harus berusia 0-6 bulan. Soalnya, di atas 6 bulan bayi udah mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) dan bukan nggak mungkin frekuensi menyusunya berkurang. Sehingga, bisa terjadi jeda waktu menyusui lebih dari 4 jam dan terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam.
Bisa dibilang juga metode KB alami dengan menyusui ini hanya bisa dilakukan sampai bayi umur 6 bulan nih, Bun. Hmm, untuk ibu menyusui metode KB apa sih yang disarankan? Kata dr Hikmah alat kontrasepsi yang bersifat hormonal seperti pil KB, suntik atau susuk biasanya bisa mengganggu produksi ASI.
"Sehingga
KB yang biasa disarankan untuk ibu yang sedang menyusui adalah IUD (Intrauterine Device). Kondom boleh aja, tapi kan kita juga mesti lihat efektivitasnya ya. Ada lagi KB kalender tapi risiko kegagalannya tinggi. Mesti dipastikan juga si ibu tanggal haidnya teratur kan," kata dr Hikmah yang juga anggota Selasi (Sentra Laktasi Indonesia) ini.
(rdn)