menyusui
Ibu Menyusui Mau Minum Kopi? Simak Dulu Aturan Berikut
Selasa, 24 Dec 2019 18:02 WIB
Jakarta -
Menyusui bisa menjadi tantangan bagi beberapa ibu. Tak jarang yang paranoid, khawatir, dan cemas dengan produksi air susu ibu (ASI).
Menghindari makanan tertentu bisa menjadi cara membuat kualitas dan kuantitas ASI bagus. Bagi ibu yang suka kopi, beberapa percaya jika minuman ini enggak bagus dikonsumsi selama menyusui. Benar enggak ya, Bun?
Dokter anak Wendy Sue Swanson, M.D., mengatakan jika ada batasan ibu menyusui minum kopi. Tapi, bukan berarti enggak boleh minum sama sekali ya.
"Sebagian besar ahli sepakat jika ibu menyusui harus membatasi asupan kafein hingga 300 miligram setiap hari," kata Swason, dilansir Baby Center.
Meski kafein yang kita konsumsi berakhir dalam ASI, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa jumlahnya kurang dari satu persen dari yang diminum. American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak minum lebih dari tiga cangkir setiap hari.
Jika Bunda minum lebih dari satu cangkir sehari, bisa kurangi pemberian ASI. Pilihan lainnya bisa dengan memilih minuman yang rendah kafein seperti espresso.
"Tidak mungkin bayi menunjukkan efek apapun dari kafein yang diminum ibunya. Tapi, jika merasa bayi sering rewel setelah ibu minum kopi, ibu bisa mencoba melihat pengaruhnya dengan membandingkan saat minum dan tidak minum," ujar Swason.
Dikutip dari Healthline, menurut hasil penelitian tahun 2984, sekitar 0,06 sampai 1,5 persen dosis kafein sampai ke bayi dari menyusui. Selain di kopi, kafein bisa ditemukan di teh, cokelat, minuman berenergi, dan soda.
Efek kafein pada bayi dan ibu menyusui.
Jika Bunda minum 10 atau lebih cangkir per hari, beberapa efek bisa ditemukan pada si kecil, di antaranya:
- sifat lekas marah
- pola tidur buruk
- mudah gelisah
- rewel atau cerewet
Pada bayi prematur atau baru lahir, kafein dipecah lebih lambat dibandingkan bayi yang usianya lebih tua. Efek samping bisa terjadi lebih sedkit, jika kita mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil. Beberapa bayi mungkin lebih sensitif terhadap kafein.
Tak berbeda dengan bayi menyusu, efek kopi juga bisa dirasakan ibu menyusui. Selain mudah marah dan gelisah, beberapa efek sampingnya adalah migrain, sulit tidur, sering buang air kecil, sakit perut, detak jantung cepat, dan tremor otot.
Sejauh ini tidak ada bukti atau penelitian yang menjelaskan jika minum kopi dan kafein bisa berefek pada produksi ASI yang dihasilkan seorang wanita. Namun, yang perlu diingat adalah kadar kafein dalam ASI memuncak sekitar satu sampai dua jam setelah minum kopi.
Untuk mengurangi risiko di atas, Bunda bisa minum secangkir kopi sebelum menyusui si kecil. Bisa juga tunggu setelah selesai memberikan ASI.
Risiko kafein pada bayi menyusu adalah ringan. Dilansir Medical News Today, beberapa ahli menyatakan jika kafein bisa memengaruhi tidur bayi. Namun, sebuah penelitian pada tahun 2012 yang dilakukan pada 885 bayi di Brazil menyatakan hal sebaliknya.
Sementara itu, konselor laktasi Debra Rose Wilson mengatakan, studi ini tidak menemukan dampak yang signifikan, terutama pada kualitas tidur bayi usia 3 bulan ketika disusui oleh wanita yang mengonsumsi kafein. Penelitian di Korea juga menemukan hal serupa.
"Tidak ada risiko serius minum kopi dengan kafein, terutama jika mengonsumsinya dalam jumlah yang normal, yaitu beberapa cangkir per hari," ujar Wilson.
Beberapa orang juga percaya jika asam dalam kopi dapat menurunkan kandungan zat besi di ASI. Meski begitu, tidak ada bukti ilmiah terbaru yang mengkonfirmasinya.
"ASI secara alami rendah zat besi, padahal bayi membutuhkan zat besi untuk berkembang. Ibu yang minum kopi mungkin harus mendiskusikan suplementasi zat besi dengan dokter," papar Wilson.
"Seseorang harus melakukan sesuatu yang membuat mereka nyaman. Tidak ada alasan medis bagi seseorang untuk menghindari kopi saat menyusui. Tidak ada bukti juga tentang manfaatnya bagi bayi," sambungnya.
Berikut 6 cara untuk mengelola asupan kafein bagi Bunda yang menyusui tapi tetap ingin minum kopi:
1. Memantau bayi apakah sensitif pada kafein. Sikapnya dapat menjadi rewel atau gelisah ketika ASI terlalu banyak mengandung kafein.
2. Mempertimbangkan pilihan makanan lain. Tidak hanya kafein yang bisa memengaruhi bayi, tapi juga minuman berkadar gula tinggi.
3. Mengonsumsi dalam jumlah normal masih diperbolehkan. Beberapa orang membutuhkan kopi sebagai minuman berenergi.
4. Minum kafein setelah menyusui atau memompa ASI.
5. Bagi bayi prematur atau memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk konsumsi kopi.
6. Mengurangi minum kopi secara perlahan terutama yang mengandung kafein.
Simak juga perlengkapan wajib untuk ibu menyusui di video berikut: (ank/rdn)
Menghindari makanan tertentu bisa menjadi cara membuat kualitas dan kuantitas ASI bagus. Bagi ibu yang suka kopi, beberapa percaya jika minuman ini enggak bagus dikonsumsi selama menyusui. Benar enggak ya, Bun?
Dokter anak Wendy Sue Swanson, M.D., mengatakan jika ada batasan ibu menyusui minum kopi. Tapi, bukan berarti enggak boleh minum sama sekali ya.
"Sebagian besar ahli sepakat jika ibu menyusui harus membatasi asupan kafein hingga 300 miligram setiap hari," kata Swason, dilansir Baby Center.
Meski kafein yang kita konsumsi berakhir dalam ASI, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa jumlahnya kurang dari satu persen dari yang diminum. American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak minum lebih dari tiga cangkir setiap hari.
Jika Bunda minum lebih dari satu cangkir sehari, bisa kurangi pemberian ASI. Pilihan lainnya bisa dengan memilih minuman yang rendah kafein seperti espresso.
"Tidak mungkin bayi menunjukkan efek apapun dari kafein yang diminum ibunya. Tapi, jika merasa bayi sering rewel setelah ibu minum kopi, ibu bisa mencoba melihat pengaruhnya dengan membandingkan saat minum dan tidak minum," ujar Swason.
Dikutip dari Healthline, menurut hasil penelitian tahun 2984, sekitar 0,06 sampai 1,5 persen dosis kafein sampai ke bayi dari menyusui. Selain di kopi, kafein bisa ditemukan di teh, cokelat, minuman berenergi, dan soda.
Efek kafein pada bayi dan ibu menyusui.
Jika Bunda minum 10 atau lebih cangkir per hari, beberapa efek bisa ditemukan pada si kecil, di antaranya:
- sifat lekas marah
- pola tidur buruk
- mudah gelisah
- rewel atau cerewet
Pada bayi prematur atau baru lahir, kafein dipecah lebih lambat dibandingkan bayi yang usianya lebih tua. Efek samping bisa terjadi lebih sedkit, jika kita mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil. Beberapa bayi mungkin lebih sensitif terhadap kafein.
![]() |
Tak berbeda dengan bayi menyusu, efek kopi juga bisa dirasakan ibu menyusui. Selain mudah marah dan gelisah, beberapa efek sampingnya adalah migrain, sulit tidur, sering buang air kecil, sakit perut, detak jantung cepat, dan tremor otot.
Sejauh ini tidak ada bukti atau penelitian yang menjelaskan jika minum kopi dan kafein bisa berefek pada produksi ASI yang dihasilkan seorang wanita. Namun, yang perlu diingat adalah kadar kafein dalam ASI memuncak sekitar satu sampai dua jam setelah minum kopi.
Untuk mengurangi risiko di atas, Bunda bisa minum secangkir kopi sebelum menyusui si kecil. Bisa juga tunggu setelah selesai memberikan ASI.
Risiko kafein pada bayi menyusu adalah ringan. Dilansir Medical News Today, beberapa ahli menyatakan jika kafein bisa memengaruhi tidur bayi. Namun, sebuah penelitian pada tahun 2012 yang dilakukan pada 885 bayi di Brazil menyatakan hal sebaliknya.
Sementara itu, konselor laktasi Debra Rose Wilson mengatakan, studi ini tidak menemukan dampak yang signifikan, terutama pada kualitas tidur bayi usia 3 bulan ketika disusui oleh wanita yang mengonsumsi kafein. Penelitian di Korea juga menemukan hal serupa.
"Tidak ada risiko serius minum kopi dengan kafein, terutama jika mengonsumsinya dalam jumlah yang normal, yaitu beberapa cangkir per hari," ujar Wilson.
Beberapa orang juga percaya jika asam dalam kopi dapat menurunkan kandungan zat besi di ASI. Meski begitu, tidak ada bukti ilmiah terbaru yang mengkonfirmasinya.
"ASI secara alami rendah zat besi, padahal bayi membutuhkan zat besi untuk berkembang. Ibu yang minum kopi mungkin harus mendiskusikan suplementasi zat besi dengan dokter," papar Wilson.
"Seseorang harus melakukan sesuatu yang membuat mereka nyaman. Tidak ada alasan medis bagi seseorang untuk menghindari kopi saat menyusui. Tidak ada bukti juga tentang manfaatnya bagi bayi," sambungnya.
![]() |
Berikut 6 cara untuk mengelola asupan kafein bagi Bunda yang menyusui tapi tetap ingin minum kopi:
1. Memantau bayi apakah sensitif pada kafein. Sikapnya dapat menjadi rewel atau gelisah ketika ASI terlalu banyak mengandung kafein.
2. Mempertimbangkan pilihan makanan lain. Tidak hanya kafein yang bisa memengaruhi bayi, tapi juga minuman berkadar gula tinggi.
3. Mengonsumsi dalam jumlah normal masih diperbolehkan. Beberapa orang membutuhkan kopi sebagai minuman berenergi.
4. Minum kafein setelah menyusui atau memompa ASI.
5. Bagi bayi prematur atau memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk konsumsi kopi.
6. Mengurangi minum kopi secara perlahan terutama yang mengandung kafein.
Simak juga perlengkapan wajib untuk ibu menyusui di video berikut: (ank/rdn)