Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Sindrom Baby Blues pada Ibu Menyusui, Gejala dan Cara Mengatasinya

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 05 Aug 2020 13:40 WIB

Asian Mother nursery feeding bottle of formula milk to newborn baby in bed suffering from post natal depression. Health care single mom motherhood stressful concept.
Sindrom Baby Blues pada Ibu Menyusui, Gejala & Cara Mengatasinya/Foto: iStock
Jakarta -

Kehadiran bayi dapat membawa perubahan dalam hubungan suami istri hingga tidur menjadi terbatas. Ibu yang melahirkan pun kadang bisa mengalami depresi ringan atau sindrom baby blues.

Sindrom baby blues di masa ibu menyusui ditandai dengan perubahan mood yang cepat. Perubahan mood tersebut dipengaruhi oleh perubahan hormon, Bunda.

Sarah Winward, pendiri Your Downtown Doula di Toronto mengatakan bahwa perubahan mood terjadi akibat menurunnya hormon estrogen, dan progesteron dengan cepat, serta adanya peningkatan prolaktin untuk menyusui, Bunda.

"Perubahan hormon yang tiba-tiba, diperparah oleh intensitas kelahiran dan tantangan baru ibu sering kali menghasilkan suasana hati yang rendah, tangisan, dan kesedihan. Biasanya baby blues dimulai dalam beberapa hari setelah kelahiran dan berlangsung hingga dua minggu," kata dia, dikutip dari Romper.

Gejala baby blues pada ibu menyusui

Gejalanya bisa mulai 2 hingga 3 hari setelah bayi lahir. Bagi sebagian besar, baby blues dapat hilang dengan sendirinya kok, Bunda. Biasanya bisa dalam waktu 10 hari, namun bisa juga bertahan hingga 14 hari

Adapun beberapa gejala baby blues, yakni menangis dengan tiba-tiba, mengalami perubahan suasana hati atau sangat mudah tersinggung, merasa tidak terikat atau tertarik pada bayi yang dilahirkan, merasa kehilangan beberapa hal di kehidupan seperti kebebasan bermain dengan teman-teman. Selain itu, khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayi yang dilahirkan, merasa gelisah, mengalami insomnia dan kelelahan, serta kesulitan membuat keputusan atau berpikir jernih.

Sebenarnya pada beberapa ibu hamil, menyusui justru bisa mengurangi baby blues. Namun pada kasus lain, ketika ada masalah dalam menyusui juga bisa menyebabkan baby blues. 

"Beberapa ibu mungkin ada yang menderita baby blues saat menyusui. Namun menyusui sendiri sebenarnya memiliki kemampuan untuk membantu mengurangi risiko baby blues itu sendiri," kata Melissa LaHann, seorang ahli laktasi.

Menyusui memberikan banyak manfaat fisik dan emosional, di antaranya kontak skin to skin dan pelepasan hormon yang berhubungan dengan menyusui sering meningkatkan perasaan keterikatan, kedekatan dan pengasuhan. Perasaan keterikatan dan kedekatan ini bisa mengurangi perasaan kesedihan pada ibu menyusui.

Seorang Konsultan laktasi bersertifikat dan pelatih pengasuhan anak, Leigh Anne O'Connor menjelaskan bahwa baby blues merupakan hal umum yang terjadi pada ibu menyusui, maupun yang tidak menyusui. Ibu menyusui yang mengalami sindrom baby blue mungkin karena merasa kesulitan menyusui ditambah dengan perasaan kecewa, sehingga berdampak pada kesehatan mental sang ibu.

Stressed Mother Holding Crying Baby Suffering From Post Natal Depression At HomeIlustrasi ibu menyusui mengalami baby blues/ Foto: Getty Images

Candy Campbell, seorang perawat dan asisten persalinan terdaftar menambahkan bahwa seorang ibu menyusui yang mengalami baby blues mungkin karena kelelahan secara fisik dan mental, atau kurang dukungan dari pasangannya, keluarga serta teman-temannya.

Mark Henick yang menjadi seorang konsultan kesehatan mental di Toronto menyusui sering dipandang sebagai salah satu hubungan paling intim antara ibu dan bayi, namun beberapa gejala yang terkait dengan baby blues dapat menyebabkan ibu baru menafsirkan pengalaman tersebut secara berbeda.

Henick menunjukkan bahwa para ibu yang mengalami masa sulit saat menyusui atau tidak merasakannya sebagai aktivitas yang menyenangkan, mungkin secara mental dipengaruhi oleh pernyataan atau pengalaman tertentu.

"Karena di banyak kalangan, menyusui sudah menjadi hal yang seharusnya selalu dilakukan oleh orang tua yang 'baik'. Jika ibu tidak bisa melakukannya, ia merasa gagal. Dia mungkin merasa malu dan itu semakin memperparah perasaan ketidakmampuannya dan terpuruk," tuturnya.

Ibu menyusui yang mengalami kondisi ini mungkin lebih sulit merespons isyarat dari bayinya, sehingga bayi kemungkinan juga akan merasakan apa yang dialami ibunya. Akibatnya, bisa menyebabkan waktu menyusui menjadi hal yang membuat stres, bukan waktu tenang dan santai untuk meningkatkan bonding. Bagi sebagian ibu, tekanan bisa berdampak pada produksi ASI.

Mengatasi baby blues pada ibu menyusui

Untuk mengatasi baby blues, Bunda sebenarnya tidak perlu melakukan apapun secara khusus. Karena kebanyakan ibu yang mengalami baby blues akan mencoba untuk menyesuaikan diri dan terbiasa dengan peran barunya sebagai ibu menyusui. Dikutip dari HealthLine, berikut beberapa upaya lain yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi baby blues:

1. Tidur sebanyak yang Bunda bisa.
2. Mintalah bantuan pada pasangan, jangan melakukan semua pekerjaan rumah sendirian.
3. Makan makanan enak dan keluar rumah untuk mendapatkan udara segar.
4. Berbicara dengan seseorang. Tidak harus pada seorang terapis profesional, Bunda juga bisa melakukannya dengan pasangan, anggota keluarga atau teman.
5. Lakukan hobi atau sesuatu yang sukai lainnya.
6. Perkuat hubungan dan ikatan dengan pasangan agar merasa terhubung dan saling mendukung bagi satu sama lainnya.

Bunda bisa simak curhat Tantri 'Kotak' alami baby blues karena ASI mampet di video berikut: 

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda