Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Cara Menghadapi ASI Shaming agar Ibu Menyusui Enggak Baby Blues

Erni Meilina   |   HaiBunda

Kamis, 26 Nov 2020 17:18 WIB

menyusui
ASI shaming pada ibu menyusui/ Foto: iStock

Jakarta – Menyusui menjadi salah satu fase mengasuh anak yang tak mudah dilalui untuk sebagian Bunda. Setiap Bunda pasti memiliki tantangan dan kesulitannya sendiri ketika menyusui sang buah hati. Maka dari itu, seharusnya sesama Bunda saling memberi support bukan sebaliknya.

Namun, pada faktanya sangat disayangkan nih, karena masih banyak sekali orang yang berkomentar negatif dan nyinyir terhadap cara menyusui orang lain. Komentar-komentar ini disebut dengan ASI shaming. Menurut dr. Ameetha Drupadi, CIMI dari Mayapada Hospital, ASI shaming ini adalah bentuk komentar yang diberikan kepada Bunda-bunda yang menyusui.

“Komentar-komentar ini biasanya datangnya malah kebanyakan dari orang terdekat. Seperti dari suami atau mungkin Ibu atau pun dari mertua. Nah, bisa jadi dari teman-teman dekat atau pun sahabat-sahabat,” tutur Ameetha dalam live Instagram Haibunda beberapa waktu lalu.

Padahal sebetulnya masing-masing ibu memiliki cara dan juga masalah yang mereka hadapi saat menyusui. Ada yang memang dalam hal menyusui anaknya sangat mudah ada juga yang membutuhkan usaha ekstra. Tapi, para Bunda tetap melakukan usaha yang maksimal hanya untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang si kecil.

ASI shaming dapat berpengaruh terhadap psikologi Bunda. Komentar-komentar negatif yang Bunda dengar atau baca dari orang-orang terdekat dapat meningkatkan rasa stres lho. Padahal belum tentu apa yang mereka ucapkan tentang Bunda itu benar dan terjadi. Hal ini kerap menimpa Bunda yang baru melahirkan 2 atau 3 hari sehingga muncul lah istilah baby blues.

Melansir dari Marchofdimes, baby blues adalah perasaan sedih yang mungkin dialami seorang wanita dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. Baby blues juga disebut postpartum blues. Postpartum sendiri artinya setelah melahirkan. Sekitar 4 dari 5 Ibu baru atau 80 persen mengalami baby blues.

“Akhirnya dengan mendengarkan komentar atau ASI shaming, sehingga Bunda akan lebih menyebabkan menjadi baby blues atau syndrome baby blues,” jelas Ameetha.

Banner Elon MuskFoto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Simak juga video pijatan di kaki agar bayi nyaman:

[Gambas:Video Haibunda]



Bahaya ASI Shaming Menjurus ke Body Shaming

Young mother breastfeeding her baby boy in the bedroom. Belgrade, Serbia

ASI shaming ibu menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/NoSystem images

Ameetha kembali menjelaskan bahwa ketika Bunda mendengarkan hal-hal negatif yang menyerang Bunda khususnya tentang ASI shaming, ini akan menyebabkan kurangnya rasa percaya diri yang bisa berubah menjadi depresi.

“Nah, untuk itu dengan adanya ASI shaming ini sebaiknya sesegera mungkin dicari tahu penyebabnya, selesaikan supaya Bunda terhindar dari ASI shaming,” saran Ameetha.

ASI shaming bukan hanya adanya komentar negatif tentang cara Bunda menyusui atau seberapa banyak produksi ASI yang Bunda berikan kepada si kecil. Tapi, juga tentang bentuk payudara Bunda saat menyusui yang tidak simetris. Menurut Ameetha ketika Bunda menyusui akan mempengaruhi bentuk payudara. Bahkan saat masih dalam kondisi hamil, payudara juga akan berubah.

“Nah, untuk itu disarankan untuk Bunda yang menyusui bayinya secara langsung itu harus di kedua payudara. Jangan di salah satu payudara, supaya bentuknya juga simetris," terangnya menambahkan.

Ameetha juga menjelaskan, ketika payudara lebih sering disusu oleh bayi maka akan  terangsang atau produksinya lebih banyak untuk membuat ASI. Sehingga jika Bunda hanya menyusui di salah satu payudara maka bentuknya akan lebih besar. Maka dari itu, Bunda harus menyusui secara bergantian.

Payudara yang membesar setelah melahirkan pun adalah hal yang normal. Bahkan ketika hamil pun payudara juga akan membesar. Hal ini disebabkan terbentuknya jaringan-jaringan ASI dalam payudara yang mempersiapkan tersedianya ASI, sehingga ketika sudah melahirkan Bunda siap untuk memberikan ASI kepada si kecil.

“Ketika Bunda hamil saja di kehamilan 6 minggu sudah mulai tuh kelenjar ASI sudah mulai membesar. Payudara kita ketika kita sebelum hamil normal ukurannya nih, ketika hamil 6 minggu itu saluran-saluran ASI tuh sudah mulai membesar. Dia baru mempersiapkan untuk menyusui,” jelasnya.

Dan perubahan bentuk payudara kembali terjadi ketika si kecil lahir. Bentuk payudara Bunda akan lebih besar lagi karena sudah berisi dengan ASI. Jadi, untuk para Bunda yang baru melahirkan tidak perlu malu atau khawatir mengenai perubahan payudara yang membesar. Karena perubahan payudara dalam masa kehamilan setelah melahirkan adalah hal yang normal bagi seorang Ibu.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda