
menyusui
9 Tantangan yang Sering Dihadapi Saat Menyusui ASI Eksklusif
HaiBunda
Selasa, 16 Mar 2021 10:37 WIB

Banyak Bunda yang ingin menyusui buah hati, namun terkendala ASI yang 'seret' hingga berhari-hari setelah melahirkan. Tak jarang, semua permasalahan bayi pun dikaitkan dengan dugaan kekurangan ASI. Padahal berat badan bayi yang turun dalam minggu pertamanya sekalipun belum tentu karena kurang ASI, Bun.
Dikutip WebMD, Hansa D. Bhargava, MD., menjelaskan sebagian besar bayi berat badannya turun sedikit dalam 3 sampai 5 hari pertama setelah lahir, tapi ini tidak ada hubungannya dengan menyusui.
Banyak ahli medis, termasuk American Academy of Pediatrics (AAP) dan American College of Obstetricians and Gynecologists, sangat menganjurkan pemberian ASI eksklusif yakni tanpa tambahan formula, jus, atau air, selama 6 bulan. Setelah pengenalan makanan lain, Bunda disarankan untuk terus menyusui sampai tahun pertama.
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan menyusui sampai berusia 2 tahun atau lebih karena manfaatnya terus berlanjut selama itu. Secara umum bayi yang mendapat ASI eksklusif umumnya lebih sehat.
Bhargava mengatakan, memang dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran, fase pertama ASI yang keluar dari payudara adalah kolostrum. Bentuknya kental, kekuningan, dan jumlahnya tidak banyak. Tapi, bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
"Fase kedua disebut susu transisi. Anda membuatnya karena kolostrum Anda secara bertahap diganti dengan fase ketiga dari ASI, yang disebut ASI matang," jelas Bhargava.
Bunda akan mulai membuat susu transisi beberapa hari setelah lahir. Pada 10 hingga 15 hari setelah lahir, Bunda akan menghasilkan ASI yang matang, yang memberi bayi semua nutrisi yang mereka butuhkan.
"Karena bayi Anda membutuhkan lebih banyak ASI dan lebih banyak disusui, payudara Anda merespons dengan menghasilkan lebih banyak ASI," kata Bhargava.
Para ahli merekomendasikan untuk mencoba menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Apabila Bunda melengkapi dengan susu formula, payudara mungkin menghasilkan lebih sedikit ASI.
“Bahkan jika Anda menyusui kurang dari 6 bulan yang disarankan, lebih baik menyusui dalam waktu yang singkat daripada tidak sama sekali. Anda bisa menambahkan makanan padat pada usia 6 bulan tetapi juga terus menyusui jika ingin tetap memproduksi ASI," kata Bhargava.
Berikut masalah yang kerap dihadapi Bunda selama menyusui.
1. Puting sakit
Bhargava menjelaskan, Bunda menyusui bisa merasakan nyeri pada minggu-minggu pertama menyusui. Pastikan bayi menempel dengan benar, dan gunakan satu jari untuk menghentikan hisapan mulut bayi setelah setiap menyusu. "Itu akan membantu mencegah puting lecet. Jika Anda masih sakit, pastikan Anda menyusui dengan setiap payudara yang penuh untuk mengosongkan saluran ASI. Jika tidak, payudara Anda bisa membengkak, dan nyeri," katanya.
2. Puting kering dan pecah-pecah
Hindari sabun, krim wangi, atau losion yang mengandung alkohol, yang dapat membuat puting semakin kering dan pecah-pecah. Bunda dapat mengoleskan lanolin murni dengan lembut ke puting susu setelah menyusui, tetapi pastikan Bunda mencuci dengan lembut lanolin tersebut sebelum menyusui lagi.
Baca Juga : Tips Menjadi Ayah Menyusui |
3. Khawatir tentang produksi susu yang cukup
Bunda, aturan umum bayi mendapat ASI yang cukup adalah bayi yang mengompol enam sampai delapan popok sehari. Yang terbaik adalah tidak menambah ASI dengan susu formula, dan jangan pernah memberi bayi air putih.
Bunda sebaiknya sering dan teratur untuk terus menyusui untuk memproduksi ASI. Beberapa Bunda menyusui keliru mengira tidak bisa menyusui karena memiliki payudara kecil. api wanita berpayudara kecil bisa menghasilkan ASI sama seperti Bunda berpayudara besar. Mendapat asupan nutrisi yang baik, banyak istirahat, dan tetap terhidrasi dengan baik juga membantu.
Lanjut ke permasalahan lain di halaman selanjutnya, Bun.
Bunda menyusui rentan terhadap mastitis, cek cara mencegahnya dalam video berikut yuk:
PUTING DATAR SAMPAI MASTITIS
Ilustrasi/ Foto: iStock
4. Memompa dan menyimpan susu
Ini juga tantangan ketika Bunda menyusui. Jangan bingung, Bunda bisa memompa dengan tangan atau dengan pompa ASI. Mungkin diperlukan beberapa hari atau minggu agar bayi terbiasa dengan ASI dalam botol. Jadi mulailah berlatih lebih awal jika akan kembali bekerja.
ASI dapat digunakan dengan aman sampai dengan 7 hari jika disimpan di lemari es. Untuk ASI beku Bunda bisa menyimpannya hingga 6 bulan.
"Jangan menghangatkan atau mencairkan ASI beku di microwave. Hal itu akan menghancurkan beberapa kualitas peningkat kekebalannya, dan dapat menyebabkan bagian berlemak pada ASI menjadi sangat panas. Cairkan ASI di lemari es atau dalam semangkuk air hangat," kata Bhargava.
5. Puting susu masuk ke dalam
Puting ini tidak menonjol ke depan saat Bunda mencubit areola, kulit gelap di sekitar puting. Jika Bunda mengalaminya, seorang konsultan laktasi dapat memberi Bunda saran agar berhasil menyusui.
6. Pembengkakan payudara
Payudara penuh itu alami dan sehat. Itu terjadi saat payudara penuh dengan ASI, tetap lembut dan lentur. Tapi pembengkakan payudara berarti pembuluh darah di payudara tersumbat. Ini memerangkap cairan di payudara dan membuatnya terasa keras, nyeri, dan bengkak. Untuk meredakan gejala, bisa menggunakan kompres es dan mandi air panas.
7. Saluran tersumbat
Satu titik nyeri di payudara mungkin menjadi merah dan panas, dapat menandakan saluran ASI yang tersumbat. Hal ini seringkali dapat diatasi dengan kompres hangat dan pijatan lembut di area tersebut untuk melepaskan sumbatan. Menyusui lebih sering juga dapat membantu.
8. Infeksi payudara (mastitis)
Ini kadang-kadang terjadi ketika bakteri masuk ke payudara, seringkali melalui puting susu yang pecah-pecah setelah menyusui. Kalau Bunda merasa nyeri di payudara bersama dengan gejala seperti flu, demam, dan kelelahan, hubungi dokter.
Antibiotik biasanya diperlukan untuk menyembuhkan infeksi payudara, tetapi kemungkinan besar dapat terus menyusui saat mengalami infeksi dan minum antibiotik. Untuk meredakan nyeri payudara, kompres hangat ke area yang sakit empat kali sehari selama 15 hingga 20 menit setiap kali.
9. Stres
Terlalu cemas atau stres dapat mengganggu proses let-down refleks, yakni pelepasan susu alami tubuh ke dalam saluran susu. Ini dipicu oleh hormon yang dilepaskan saat bayi menyusui. Jika stres, proses ini akan terhambat. Bunda harus berusaha setenang mungkin saat menyusui.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Hasil Studi: Pemberian ASI Eksklusif dalam Waktu Lama Cegah Masalah Perkembangan pada Anak

Menyusui
Kisah Bunda Tetap Menyusui Anak hingga 3 Th, Akui Dapatkan Banyak Manfaat

Menyusui
Apakah Khasiat ASI akan Berkurang Setelah Menyusui 2 Tahun? Simak Penjelasan Dokter

Menyusui
Produksi ASI-nya Banyak, Greysia Polii Bertekad Berikan ASI Eksklusif untuk Baby Jessia

Menyusui
Bayinya Dipuji Montok di Usia 4 Bulan, Indah Permatasari Bagikan Rahasia Menyusui


5 Foto
Menyusui
5 Potret Bunda Seleb Bertekad Menyusui Sang Anak, Terbaru Nikita Willy
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda