Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Penyebab Hipospadia Seperti Dialami Aprilia Manganang Menurut Dokter Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 11 Mar 2021 10:03 WIB

Atlet voli kekar.
Aprilia Manganang/ Foto: Instagram/manganang

Aprilia Manganang yang sempat dikenal sebagai atlet bola voli wanita, kini dinyatakan sebagai seorang pria, Bunda. Hal ini dikabarkan setelah ia menjalani sejumlah pemeriksaan.

Diketahui, Aprilia Managanang mengidap kondisi yang disebut sebagai hipospadia. Bunda mungkin masih asing dengan istilah hipospadia ya? Kondisi ini termasuk salah satu masalah kesehatan atau kelainan bagian urogenital (saluran kencing).

Secara umum, hipospadia merupakan kelainan bawaan sejak bayi baru lahir, di mana posisi lubang kencing tidak berada pada tempatnya atau di tengah penis. Posisi saluran kencing pada kondisi ini bisa berada di bawah penis, batang penis, atau di bagian testis (buah zakar).

Nah, hipospadia ini bisa terjadi pada bayi, Bunda, meskipun tergolong jarang terjadi. Menurut dokter spesialis anak, dr.Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A, kejadiannya kira-kira 10 kasus dari 1.500 kelahiran.

"Kelainan genital memang sering ditemukan pada bayi, tapi kalau kasus hipospadia enggak terlalu sering juga ditemukan," kata Melisa, saat dihubungi HaiBunda, Rabu (10/3/2021).

Banner Bunda Tajir

Beberapa pasien dengan kondisi ini bisa disertai kelainan genetik lain atau hormonal, Bunda. Hipospadia biasanya ditemukan di awal dan bisa diamati sejak bayi lahir.

"Paling tidak bisa dideteksi di 3 sampai 7 hari usia bayi bayi," ujar Melisa.

Penyebab Hipospadia

Kelainan kongenital hipospadia bisa disebabkan beberapa hal, yakni:

1. Faktor genetik, yakni ada riwayat keturunan yang pernah mengalami masalah ini.

2. Usia ibu hamil di atas 35 tahun berisiko melahirkan bayi dengan kelainan kongenital, seperti hipospadia. Wanita usia di atas 35 tahun dikaitkan dengan sel telur yang kurang bagus.

3. Penyakit penyerta atau komorbid, seperti diabetes melitus atau obesitas.

4. Paparan tambahan, seperti paparan kimia.

Kapan sebaiknya membawa anak ke dokter?

Bunda bisa membawa anak ke dokter jika melihat tanda-tanda hipospadia pada si Kecil. Melisa mengatakan, kondisi ini memang sulit dikenali oleh orang tua.

"Terkadang ada pasien yang datang anaknya sudah besar. Ibunya tidak sadar kalau pipis anaknya keluar bukan dari tengah penis. Ada ibu yang enggak ngeh karena tidak memperhatikan pipis anak karena menggunakan pampers," kata Melisa.

Selain air kencing anak tidak normal, Bunda bisa mengetahui hipospadia dari bentuk penis anak. Bentuk penis bisa melengkung ke bawah atau tampak lebih kecil dari ukuran bayi normalnya.

"Kalau ibu-ibu merasa bentuk testis dan penis anak ini enggak seperti yang dilihat di internet, boleh coba konsultasi. Dokter benar-benar harus cek di mana letak lubang uretranya dan apakah testis sudah turun atau ukuran dan bentuknya normal," ujar Melisa.

Simak juga tips mengatasi anak kejang karena demam, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


KOMPLIKASI DAN PENANGANAN HIPOSPADIA

baby feet in wooden crib

Ilustrasi/ Foto: iStock

Komplikasi hipospadia

Anak dengan kondisi hipospadia akan kesulitan saat mulai toilet training. Saat memasuki usia pubertas, dia bisa mengalami gangguan ejakulasi, ereksi, dan kelainan bentuk. Pada akhinya dapat membuat rasa percaya diri anak terganggu.

Bisakah hipospadia dideteksi saat Bunda hamil?

Melisa menjelaskan bahwa hipospadia tidak bisa dideteksi saat hamil, Bunda. Sebab, saluran atau lubang kencing ini sangat kecil dan tidak terlihat di USG.

"Lubang masih ada yang 1 sampai 2 mm, sulit sekali dideteksi saat hamil," katanya.

Hipospodia mungkin dideteksi saat hamil jika bayi mengalami kelainan kongenital yang lain, seperti ginjal satu atau besar, down syndrome, masalah jantung, atau otak. Namun, pada beberapa kasus hipospadia hanya sendiri tidak disertai kelainan lain, sehingga sulit dideteksi saat hamil.

Penanganan hipospadia

Cara terbaik untuk menangani hipospadia adalah dengan operasi. Tujuannya untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang seharusnya, dengan dibuat lubang kencing di ujung penis dan saluran kencing yang lurus ke atas.

Kondisi hipospadia akan ditangani dokter anak bekerja sama dengan dokter urologi anak. Operasi juga akan memperbaiki bentuk penis yang awalnya melengkung, Bunda.

Perlu diketahui, derajat keparahan hipospadia juga berbeda. Ada kondisi yang memerlukan operasi lebih dari sekali atau perawatan lebih lanjut jika mengalami masalah hormonal.

"Karena ini termasuk operasi korektif, bisa jadi membutuhkan beberapa kali operasi. Bisa juga disertai dengan kelainan hormonal jadi semuanya harus dikoreksi," kata Melisa.

"Beberapa anak juga mengalami kekurangan hormon seks. Meski sudah dioperasi, penis masih kecil karena kekurangan hormon testosteron. Kalau seperti ini, setelah operasi pertama biasanya kita bantu dengan terapi hormon," sambungnya.


(ank/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda