Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bunda, Waspadai Gejala Kanker Payudara yang Mungkin Bersamaan dengan Mastitis

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 25 Nov 2021 18:05 WIB

Mastitis menjadi risiko yang menghantui busui karena dikhawatirkan juga dapat menyebabkan kanker. Namun, apakah memang terdapat hubungan antara dua kondisi itu?
Ilustrasi kanker payudara/Foto: iStock

Jakarta - Mastitis adalah salah satu tantangan yang mungkin bisa dialami ibu menyusui. Mastitis atau infeksi pada payudara tak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga kekhawatiran. Karena, Bunda yang menderita infeksi tersebut kerap khawatir hal itu berkaitan dengan gejala kanker payudara yang mungkin terjadi bersamaan dengan gejala mastitis.

Bunda, mastitis memang belum terbukti dapat menyebabkan kanker, tetapi, sebagian penelitian menunjukkan adanya kaitan antara dua kondisi itu. Pada dasarnya, infeksi payudara tidak langsung menyebabkan kanker. Meski begitu, tetaplah waspada terhadap gejala penyakit apa pun yang dialami payudara.

"Karena itu, pemeriksaan intensif terhadap gejala apa pun diperlukan untuk memastikan tidak ada kanker di payudara," ujar Dr Ananya Mandal, MD, seperti dikutip dari laman News Medical.

"Risiko kanker payudara secara signifikan lebih rendah pada ibu menyusui jika dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Dan, tidak ada peningkatan risiko seumur hidup dengan meningkatnya tahapan mastitis," ujarnya.

Banner Ricky Soebagdja dan istriBanner Ricky Soebagdja dan istri/ Foto: HaiBunda/Mia

Memang ya, Bunda, busui tidak sepenuhnya bebas dari gejala mastitis dalam waktu 5 minggu setelah diagnosis. Bunda pun harus diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui adanya kanker payudara. Gejala lain yang patut diwaspadai saat menderita mastitis yakni keluarnya cairan dari puting susu, payudara keras atau adanya benjolan di payudara, serta payudara kemerahan dan bengkak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker payudara noninflamasi meningkat dalam satu tahun berkembangnya mastitis yang tidak terkait dengan kehamilan atau menyusui. Bentuk mastitis ini disebut sebagai mastitis nonpuerperal. Dalam kondisi itu, perawatan tindak lanjut khusus dianjurkan untuk memantau pasien menggunakan teknik preventif skrining.

Karena itu, jika Bunda merasakan ada gejala yang semakin memburuk, tak ada salahnya untuk segera berkonsultasi pada dokter guna mendapatkan penanganan dengan tepat sedini mungkin. 

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga video tentang penyebab busui alami mastitis berulang di bawah ini ya.

[Gambas:Video Haibunda]




APAKAH MASTITIS DAPAT MENYEBABKAN KANKER?

ilustrasi menyusui/Foto: iStock

Nah, mengingat periode waktu yang sangat singkat antara mastitis nonpuerperal dan kanker payudara inflamasi berkembang, para ahli menduga bahwa lesi prakanker berperan dalam memicu peradangan daripada peradangan yang berkontribusi pada perkembangan kanker.

Ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita yakni usia yang lebih tua, mutasi genetik, ibu atau saudara perempuan dengan kanker payudara, mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun, dan menstruasi berhenti setelah usia 55 tahun, seperti dikutip dari laman Sutterhealth.

Selain itu, faktor risiko lainnya yakni anak pertama yang lahir setelah usia 30 tahun, penggunaan pil kontrasepsi oral, penggunaan terapi penggantian hormon estrogen dan progesteron setelah menopause, mengonsumsi lebih dari satu gelas minuman beralkohol per hari, dan riwayat biopsi payudara untuk penyakit jinak.

Seperti yang dilihat dalam faktor-faktor di atas, riwayat mastitis tidak ada dalam daftar tersebut dan bukan merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara ya, Bunda. Sehingga, Bunda mungkin dapat berlega hati dan tidak perlu khawatir berlebihan. Tetapi, tentunya tetap mewaspadai jikalau ada gejala yang semakin mengkhawatirkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda dan tetap semangat mengASIhi.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda