Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bunda Perlu Tahu, Ini Perbedaan Benjolan Kanker atau Nyeri Payudara pada Busui

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 28 Feb 2022 13:05 WIB

Young beautiful woman is breastfeeding a little baby in a cozy room. On the table there is a white Cup and a green plant. On the wall hang a white empty picture frames. No images of nudity
Ilustrasi ibu menyusui/Foto: iStock

Jakarta - Ibu menyusui memang sering kali merasakan nyeri di payudara dan muncul benjolan karena payudara bengkak. Gejala ini memang samar ya, Bunda, karena beda benjolan kanker payudara dan sakit payudara ibu menyusui seringkali membuat busui terkecoh.

Melansir Moffitt, sekitar satu dari delapan wanita akan mengalami beberapa jenis kanker payudara dalam hidupnya. Bunda yang menyusui atau memompa ASI mungkin akan lebih sadar pada kondisi payudaranya karena perubahan cepat yang terjadi saat menyusui.

Sejauh ini, menyusui memang memiliki manfaat kesehatan baik bagi ibu dan juga bayi. Fakta penting lainnya yang harus diperhatikan yakni terkait dengan menyusui dan kanker payudara. 

Susan Hoover, ahli bedan onkologi di Breast Oncology Program di Moffitt Cancer Center mengatakan ada berbagai faktor risiko untuk perkembangan kanker payudara dan banyak yang tidak dapat dikendalikan oleh wanita.

Namun, dalam hal faktor risiko reproduksi, menyusui telah terbukti mengurangi risiko bagi wanita, kata Dr Susan.

"Satu penelitian yang sangat besar menunjukkan penurunan 4,3 persen dalam risiko relatif perkembangan kanker payudara untuk setiap 12 bulan seorang ibu menyusui," tambah Dr Susan.

Banner Jojo Keong RacunBanner Jojo Keong Racun/ Foto: HaiBunda

Ulasan lainnya menunjukkan risiko 14 persen lebih rendah pada wanita yang telah menyusui jika dibandingkan dengan mereka yang tak pernah menyusui ya, Bunda.

Ia pun menjelaskan saat menyusui, seorang wanita mungkin mengalami keterlambatan dalam siklus menstruasinya, yang pada gilirannya mengurangi paparan estrogen seumur hidupnya. Hormon seperti estrogen telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan kanker payudara.

Walau begitu, risiko kanker payudara memang tetap perlu diwaspadai ya, Bunda. Karena, busui pun tetap berisiko mengalaminya. Busui pun tetap perlu memerhatikan gejalanya saat payudaranya tampak bengkak dan juga nyeri.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga video tentang 3 cara mengatasi payudara bengkak saat menyusui di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



 


BEDA BENJOLAN KANKER DAN NYERI PAYUDARA IBU MENYUSUI

Woman hand checking lumps on her breast for signs of breast cancer on gray background. Healthcare concept.

Ilustrasi periksa payudara/Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato

Perbedaan benjolan kanker dan nyeri payudara

Ya, meskipun tubuh Bunda dapat mengembangkan kanker payudara kapan saja dalam hidupnya, termasuk saat menyusui atau memompa ASI, tidak ada peningkatan risiko yang diketahui selama waktu itu.

Karena, wanita mungkin lebih tertarik pada perubahan yang terjadi pada payudara mereka selama masa menyusui. Mereka lebih mungkin memperhatikan tanda-tanda peringatan potensi kanker.

Pada umumnya, payudara ibu menyusui akan terasa 'kenyal' karena produksi ASI atau bahkan saluran susu yang tersumbat. Namun, benjolan yang tidak mengecil atau hilang setelah sekitar satu minggu sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

Perlu busui ketahui bahwa nyeri payudara bisa menjadi gejala kanker. Jika busui memiliki gejala yang mengkhawatirkan, pastikan untuk segera menemui dokter.

Beberapa ciri kanker payudara yang membedakannnya dari payudara bengkak, seperti dikutip dari laman CDC, yakni:

1. Adanya benjolan baru di payudara atau ketiak.

2. Penebalan atau pembengkakan pada bagian payudara.

3. Iritasi pada kulit payudara, kemerahan atau kulit terkelupas di area puting atau payudara.

4. Keluarnya cairan dari puting selain ASI, termasuk darah, dan nyeri di setiap area payudara. 

Jika busui memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan tersebut, pastikan untuk segera menemui dokter ya, Bunda, untuk diobservasi lebih lanjut oleh dokter.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda