Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kok Tiba-tiba Produksi ASI Jadi Sedikit? Tak Perlu Panik dan Segera Cari Penyebabnya Ya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 21 Feb 2022 09:26 WIB

Happy mother and baby child lying on bed together
Ilustrasi ibu dan bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Ulza

Jakarta - Produksi ASI yang turun naik sebenarnya jadi hal yang wajar ya, Bunda. Meski demikian, Bunda perlu tahu penyebabnya nih sehingga bisa mengantisipasinya dengan lebih baik.

Permasalahan ASI yang minim memang jadi kekhawatiran ibu menyusui ya, Bunda. Sebagian besar ibu yang menyusui merasakan hal yang sama. Tak jarang, saking kepikirannya, para busui malah jadi stres dan semakin menghambat produksi ASI.

"Sebagian besar busui memiliki kekhawatiran tentang produksi ASI-nya di beberapa titik," ujar Konsultan Laktasi, Karyn Grace Clarke, seperti dikutip dari laman Breastfeedingusa.

Clarke mengatakan ada saat-saat tertentu permasalahan ini lebih mungkin menghampiri busui. Terutama dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan sebelum ASI secara matang keluar, dan juga ketika bayi berusia sekitar tiga atau empat minggu dan mulai sering menyusu, serta antara tiga dan enam bulan.

Perubahan perilaku bayi sering menjadi penyebab kekhawatiran ini, kata Clarke. Para busui cenderung mengira ASI-nya sudah habis jika tiba-tiba bayinya lebih rewel, lebih sering menyusu, atau lebih sering menangis dari biasanya. 

Kadang-kadang, bayi mulai lebih sering terbangun di malam hari atau mulai tidur siang lebih pendek di siang hari. Dan, ibu menyusui mungkin berpikir ini berarti bayinya lapar karena ASI-nya lebih sedikit.

Banner Kondisi Janin Saat Bunda Berhubungan SeksBanner Kondisi Janin Saat Bunda Berhubungan Seks/ Foto: HaiBunda/Annisa Shofia

Clarke mengatakan beberapa perubahan yang dialami busui merupakan hal normal, termasuk adanya penurunan ASI. Ibu menyusui sering merasa payudara mereka tidak membesar atau ketika mereka berhenti mengeluarkan ASI di antara waktu menyusui, suplai ASI mereka turun.

"Sebenarnya suplai susu setiap ibu otomatis telah diatur tubuh," sambung Clarke.

Adalah hal umum bagi busui untuk memproduksi ASI secara berlebihan di awal sebelum tubuhnya akhirnya mengerti berapa banyak yang benar-benar perlu dibuat setiap hari.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga video tentang 6 kandungan skincare yang aman untuk ibu menyusui di bawah ini ya.

[Gambas:Video Haibunda]




4 PENYEBAB PRODUKSI ASI SEDIKIT, JANGAN DISEPELEKAN, BUN!

Ibu dan bayi

Ilustrasi ibu dan bayi/Foto: iStock

Saat menjalani tumbuh kembang, wajar bila bayi mengambil lebih sedikit waktu untuk menyusu. Bayi yang baru lahir mungkin membutuhkan 30 atau 40 menit untuk mengisi perutnya. Ketika usia tiga bulan, dia mungkin puas setelah hanya lima atau 10 menit menyusu.

Sementara itu, pada empat dan enam bulan, kebanyakan bayi menjadi mudah terganggu, bahkan ketika mereka menyusu. Biasanya, bayi akan berhenti menyusu selama beberapa detik bila teralihkan sesuatu yang lain seperti suara TV.

"Banyak wanita akhirnya berpikir ini berarti dirinya tidak memiliki cukup ASI untuk membuat bayi tetap tertarik untuk menyusu," kata Clarke.

Selain hal tersebut, beberapa penyebab produksi ASI sedikit juga disebabkan beberapa hal berikut ini, Bunda. Simak yuk ulasannya seperti dikutip dari laman Utswmeb.

1. Merasa stres atau cemas

Stres merupakan pembunuh nomor satu pasokan ASI, terutama dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Antara kurang tidur dan menyesuaikan diri dengan jadwal bayi, peningkatan kadar hormon tertentu seperti kortisol dapat secara dramatis mengurangi suplai ASI.

2. Tambahan susu formula

Setelah bayi lahir, payudara beroperasi berdasarkan supply & demand. Pemberian ASI eksklusif mendorong permintaan yang lebih tinggi sehingga payudara menghasilkan lebih banyak ASI.

Namun, suplementasi dengan susu formula untuk beberapa kali menyusui setiap hari memberi tahu tubuh bahwa ia tidak perlu memproduksi susu sebanyak itu dan suplai ASI Bunda akan mulai berkurang.

3. Makan atau minum terlalu sedikit

Mungkin banyak busui yang tergoda melakukan diet guna menurunkan berat badan ekstra yang didapatkan selama kehamilan. Meskipun diet sehat itu penting, pastikan untuk makan cukup demi mengisi 500 kalori yang terbakar oleh menyusui setiap hari.

Pertimbangkan makan camilan sehat, seperti apel, selai kacang, diantara waktu makan untuk menutup kesenjangan kalori.

4. Sakit

Hanya karena terkena virus atau serangga seperti flu, pilek, atau virus perut tidak akan mengurangi suplai ASI. Namun, gejala terkait kelelahan, diare, muntah, atau nafsu makan menurun pasti bisa. Mintalah bantuan di rumah ketika Bunda sakit sehingga Bunda dapat terus memproduksi ASI yang cukup untuk menyusui atau memompa ASI.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda