
menyusui
Bila Busui Alami Keguguran, Haruskah Tetap Menyusui atau Stop?
HaiBunda
Kamis, 14 Apr 2022 14:10 WIB

Jakarta - Permasalahan selama menyusui dan kehamilan memang beragam ya, Bunda. Ada kalanya, ibu menyusui keguguran pun menjadi hal yang membuat dilema Bunda di luar sana.
Sedianya, memang ASI menjadi asupan terbaik bagi bayi sejak lahir. Sehingga, tak jarang banyak busui yang kemudian mendapati kehamilan, mereka tetap mengupayakan proses menyusui berjalan seperti biasanya.
Memang, hal ini sah-sah saja kok, Bunda. Meskipun ada banyak pendapat yang bertentangan tentang masalah menyusui selama kehamilan, tidak ada penelitian yang pernah menemukan peningkatan risiko keguguran pada wanita yang terus menyusui anaknya yang lebih besar selama kehamilan.
Dalam kebanyakan kasus, tidak ada alasan untuk menyapih hanya karena kehamilan. "Selama orang tua dan bayi mengatasi perubahan yang dibawa oleh rahim yang sedang tumbuh dan ingin terus menyusui, mereka bisa dan harus," ujar Halifax CJ Blennerhassett, seorang bidan, seperti dikutip dari laman Todaysparent.
Memang ya, Bunda, fakta bahwa menyusui melepaskan oksitosin, hormon yang sama yang membantu menciptakan kontraksi selama persalinan. Tetapi, tidak ada bukti yang sah bahwa ini bisa berbahaya.Â
"Penelitian menunjukkan rahim tidak responsif atau sensitif terhadap oksitosin sampai minggu-minggu terakhir kehamilan normal," ujar Anita Arora, seorang konsultan laktasi di Oakville, Ontario.
Di masa terdahulu, dokter biasanya menyarankan wanita untuk berhenti menyusui ketika mereka hamil lagi. Kekhawatirannya ialah bahwa menyusui dapat menghilangkan nutrisi bayi yang sedang berkembang atau dapat merangsang kontraksi rahim karena menyusui menyebabkan peningkatan kadar oksitosin yang juga dapat menyebabkan kontraksi rahim.
![]() |
Tetapi, tidak ada bukti konklusif bahwa ini terjadi. Bayi yang lahir dari ibu yang menyusui selama kehamilan tampak sehat sempurna. Konsensusnya ialah terpulang kepada setiap ibu yang memutuskan apakah akan tetap menyusui selama kehamilan baru atau tidak.
Dalam beberapa kondisi berisiko tinggi, seperti plasenta previa, dokter mungkin menyarankan untuk meningkatkan kewaspadaan. Tetapi, sebagian besar tetap menyusui selama kehamilan dan tampak aman.
Meski demikian, perlu juga diwaspadai bahwa ada juga sekitar tiga dari setiap empat keguguran terjadi selama trimester pertama kehamilan. Keguguran ini biasanya disebabkan masalah pada janin.Â
Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.
Simak juga video tentang risiko makan pepaya mentah untuk bumil.
IBU MENYUSUI KEGUGURAN, HARUSKAH TETAP MENYUSUI?
Ibu Menyusui Keguguran, Haruskah Tetap Menyusui?/Foto: iStock
Keguguran yang terjadi pada trimester kedua sering kali disebabkan masalah kesehatan yang dialami ibu dan menyusui tidak berhubungan dengan keduanya.
Pada wanita berusia 30 tahun atau kurang, sekitar satu dari 10 kehamilan berakhir dengan keguguran. Perkiraan ini berlipat ganda di antara wanita berusia 35 hingga 39 tahun menjadi dua dari 10 kehamilan yang mengakibatkan keguguran.
Sekitar dua dari tiga keguguran pada trimester pertama disebabkan kelainan kromosom pada janin. Sering kali, bila ada kelainan kromosom, janin tidak memiliki informasi yang dibutuhkan untuk berkembang dengan baik dan mengakibatkan keguguran.
Selain kelainan kromosom, kondisi lain dan faktor gaya hidup sehat dapat meningkatkan risiko keguguran selama trimester pertama. Ini termasuk dengan masalah pada plasenta, merokok, penggunaan narkoba atau alkohol, dan obesitas.
Nah, bagaimana kondisinya jika ibu menyusui keguguran ya, Bunda? Apakah proses menyusui harus lanjut atau setop terlebih dahulu?
Sedianya, memang tak semua wanita yang mengalami keguguran akan menyusui. Namun, biasanya wanita memulai proses menyusui antara minggu kedua belas dan keenam belas kehamilan. Setelah keguguran, Bunda dapat memerah ASI selama berhari-hari atau berminggu-minggu, seperti dikutip dari laman Very Well Family.
Sangat dapat dimengerti mengapa kebanyakan wanita ingin berhenti menyusui sesegera mungkin, sebanyak untuk diri mereka sendiri dan pasangan yang mungkin juga sedang berduka. Jika ingin mencegah atau mengurangi produksi ASI, hal terbaik yang dilakukan yakni hindari menyentuh atau merangsang puting karena dapat meningkatkan aliran ASI.
Kemudian, Bunda juga dapat menempatkan daun kol dingin di dalam bra untuk meredakan pembengkakan. Bunda juga dapat minum pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen serta mengenakan bra yang nyaman.Â
Jika ada saluran yang tersumbat, sebaiknya Bunda perlu memijat payudara dan memeras ASI melalui puting untuk membuka pori-pori yang tersumbat. Sementara itu, peradangan atau infeksi apa pun harus diperiksakan ke dokter ya, Bunda, terutama jika disertai rasa sakit.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Ketika Menteri Kanada Menyusui Bayinya di Tengah Rapat Parlemen

Menyusui
Pujian John Legend untuk Istri yang Prioritaskan Kebutuhan Anak

Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda