sign up SIGN UP search

menyusui

Mengenal Hiperlaktasi, Kondisi yang Sempat Dialami Ratna Galih saat mengASIhi

Putri Monica Patricia   |   Haibunda Rabu, 01 Mar 2023 07:50 WIB
Anak Kembar Ratna Galih caption
Jakarta -

Aktris Ratna Galih pernah mengungkap ia mengalami hiperlaktasi saat menyusui kelima anaknya. Bahkan saat menyusui anak pertamanya, produksi ASI Ratna berlebih atau hiperlaktasi.

Meski sudah menyusui langsung, memompa ASI, dan menjadi donor ASI, Ratna tetap memproduksi ASI berlebih. Akibat kondisinya ini, Ratna sampai langganan masuk Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit.

"Aku itu tipe yang hiperlaktasi. Jadi pada saat anak yang pertama, walaupun sudah disusu, dipompa, menyusui anak orang lain, tetap setiap bulan aku langganan masuk UGD," kata wanita 34 tahun ini saat wawancara eksklusif bersama HaiBunda, belum, lama ini.


Mengenal hiperlaktasi

Di masa-masa awal menyusui, pernahkah Bunda mengalami kelebihan ASI? Kondisi ini dinamakan hiperlaktasi, Bunda. Ketika mengalami ini mungkin Bunda akan merasa tidak nyaman karena payudara tetap teras penuh bahkan setelah menyusui.

Dikutip dari Mayo Clinic, hiperlaktasi biasanya terjadi pada Bunda yang sedang di masa awal menyusui dan ini menyebabkan payudara penuh dan bocor yang tidak kunjung terasa melunak bahkan setelah menyusui. Hiperlaktasi dapat menyebabkan Bunda merasa nyeri di payudara, pembengkakan parah, dan pengeluaran ASI yang menyakitkan pun cukup sering terjadi.

Kelebihan pasokan ASI ini juga dapat membuat proses menyusui Si Kecil menjadi sulit. Semburan ASI yang terlalu kuat ketika Si Kecil menyusu, sering kali menyebabkan Si Kecil tersedak dan batuk.

Dilansir dari UK Health Care, kelebihan pasokan ASI ini dapat membuat berat badan Si Kecil bertambah banyak lho, Bunda. Ini karena Si Kecil terlalu banyak mengonsumsi foremilk yang kaya karbohidrat dan tidak mendapatkan cukup hindmilk yang kaya lemak. Si Kecil juga mungkin akan rewel pada saat menyusu karena kesulitan mempertahankan lekatan sehingga ia akan bersikap tidak tertarik pada ASI. Ketika Bunda mengalami hiperlaktasi, ASI Bunda mungkin juga mengandung gas.

Bunda yang sedang mengalaminya mungkin penasaran dengan bagaimana ini terjadi atau bagaimana cara mengatasi kondisi ini. Nah berikut ini adalah penyebab, gejala, hingga cara mengatasi hiperlaktasi dilansir dari Mayo Clinic dan UK Health Care.

Penyebab hiperlaktasi

Payudara secara alami memang membuat banyak susu pada menjelang akhir minggu pertama menyusui. Ini berarti tubuh Bunda tidak tahu berapa banyak susu yang dibutuhkan bayi sehingga menghasilkan lebih banyak.

Ini biasanya menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia bayi. Hiperlaktasi atau kondisi kelebihan ASI ini, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lho, Bunda. Untuk mengenalinya, berikut adalah beberapa penyebab Bunda mengalami hiperlaktasi.

  • Terlalu banyak memompa. Ini bisa sebelum atau sesudah menyusui, atau saat Bunda jauh dari Si Kecil.
  • Beralih sisi (kiri dan kanan) terlalu sering.
  • Memiliki sejumlah besar alveoli (kantong susu). Ini memengaruhi seberapa cepat Bunda membuat susu. Masalahnya, tidak ada tes untuk mengetahui berapa banyak alveoli yang Bunda miliki.
  • Obat yang meningkatkan produksi ASI

Tanda-tanda Bunda mengalami hiperlaktasi

Berikut adalah beberapa tanda yang akan muncul pada Bunda dan Si Kecil jika Bunda mengalami hiperlaktasi.

Untuk ibu:

  • Payudara penuh dan tidak nyaman bahkan setelah menyusui.
  • Membocorkan banyak susu di antara waktu menyusui.
  • Puting sakit. Mungkin sulit bagi bayi untuk mendapatkan atau mempertahankan pelekatan yang dalam.
  • Susu menyemprot saat bayi melepaskan payudara.
  • Saluran yang sering tersumbat atau mastitis. Mungkin ada nyeri tembak jauh di dalam payudara.

Untuk bayi:

  • Sering tersedak, batuk atau tersedak saat makan.
  • Menggigit atau menjepit puting untuk memperlambat aliran.
  • Menyusui singkat tanpa henti - lima hingga 10 menit, melengkung ke belakang, mengunci dan terus.
  • Sering bersendawa dan buang gas di antara waktu makan.
  • Sering muntah di antara waktu makan.
  • Kenaikan berat badan yang cepat – lebih dari satu ons sehari selama beberapa hari.
  • Menambah berat badan tetapi tidak puas di antara waktu menyusui.

Cara mengatasi hiperlaktasi

Jika Bunda merasa sedang mengalami hiperlaktasi, coba bicarakan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Mereka mungkin akan merekomendasikan Bunda untuk  menyusui di satu sisi per sesi menyusui dan menawarkan payudara yang sama setidaknya selama dua jam. Jika payudara Bunda yang lain terasa penuh dan tidak nyaman, perah dengan tangan atau pompa selama beberapa saat.

Posisikan Si Kecil untuk menyusu dalam posisi duduk sehingga gravitasi memperlambat aliran ASI, mungkin bisa membantu. Cobalah bersandar saat menyusui. Selain itu, sering-seringlah menyendawakan bayi dan biarkan Si Kecil melepaskan payudara sesuai kebutuhan.

Hiperlaktasi biasanya berhenti dalam beberapa minggu. Jika masalah berlanjut, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin memeriksa apakah tiroid Anda berperan.

Itulah Bunda beberapa hal seputar hiperlaktasi mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya. Jika kondisi hiperlaktasi berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan video tentang 12 tempat pijat dan konseling di Jakarta:

[Gambas:Video Haibunda]



(pri/pri)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!