sign up SIGN UP search

menyusui

12 Cerita Haru Bunda Pekerja Menyusui di Kantor, Ada yang Bahagia hingga Mau Resign

Annisa Karnesyia   |   Haibunda Jumat, 12 May 2023 17:01 WIB
Ilustrasi Ibu Menyusui Bekerja caption
Jakarta -

Menyusui menjadi momen yang tak terlupakan bagi sebagian besar Bunda. Apalagi bila ibu menyusui memutuskan untuk kembali bekerja di kantor.

Bekerja sambil memberikan ASI eksklusif memang bulan hal yang mudah. Bunda harus pintar-pintar membuat strategi agar Si Kecil tetap terpenuhi nutrisinya.

Kendala biasanya muncul bila beban kerja yang banyak membuat Bunda tidak punya waktu untuk pumping. Akibatnya, stok ASI berkurang dan masalah menyusui bisa muncul.


Cerita para Bunda pekerja menyusui di kantor

Berbagai kendala ibu bekerja yang menyusui ini bisa membuat down. Tak heran bila ada Bunda yang memutuskan berhenti kerja karena sulit menjalankan strateginya.

Nah, berikut ini 12 cerita Bunda tentang suka duka menyusui sambil bekerja di kantor yang telah HaiBunda rangkum:

1. Bunda Wulan

"Sebagai ibu menyusui yang bekerja, tantangan banget buat nyetok ASI Perah. Bawaan ke kantor jadi ekstra lebih banyak, dan kalau pulang enggak bisa mampir2 karena takut ASIP jadi basi. Jadi kalau teman-teman ada yang ajak hangout, terpaksa bilang 'Maaf enggak dulu.'," kata Bunda Wulan.

"Bahkan, pas anak kedua, saking penginnya pumping sambil beresin kerjaan biar enggak makan waktu dan bisa pulang on time, korban laptop kesiram ASI, nasib apes banget. Tapi, perjuangan semua itu enggak ada apa-apanya kalau lihat anak tumbuh maksimal, upaya kita untuk tetap memberikan ASI jadi semacam pengganti waktu kita yang enggak bisa membersamai mereka selama kerja."

2. Bunda Prita

"Menyusui di kantor justru jadi pengalaman yang menyenangkan. Karena untungnya kantor saya menyediakan nursery room yang memadai dengan perlengkapan yang komplit. Kantor saya pun memberikan izin kepada para busui untuk memompa ASI ruang nursery. Saat pumping, saya jadi banyak berkenalan dan mengobrol dengan busui lain di kantor. Bahkan saya beberapa kali bisa membawa bayi dan menitipkannya di nursery room sambil tetap bisa bekerja," cerita Bunda dua anak ini.

3. Bunda Nuzul

"Bawaan alat tempur buat pumping di tengah kepadatan KRL ke kantor itu ada banget, pegal dan emosinya hehe.., belum lagi kalau kena sikut-sikutan. Kalau lagi kerja enggak di kantor worry banget cari kulkas buat simpan ASIP, soalnya ice gel ada umurnya, takut basi," ungkap Bunda Nuzul.

4. Bunda Nisa

"Menyusui as a working mom ada-ada saja tantangannya. Lumayan pegel ya Bun bawa pompa ASI segede magicom pulang pergi naik KRL, kadang-kadang payudara keras gara-gara telat pumping, tapi terkadang juga kaget hasil produksinya turun drastis waktu stres karena kerjaan lagi banyak atau lagi haid," ujar Bunda Nisa.

ibu menyusuiibu menyusui bekerja/ Foto: iStock

5. Bunda Fitri

"Pengalaman menyusui sebagai ibu bekerja Alhamdulillah ketolong banyak WFH, jadi anak lebih banyak DBF. Paling berkesannya karena jadi ngalamin momen-momen meeting sambil nyusuin bayi di pangkuan, atau pas lagi harus standby kerja tapi dia merengek minta nyusu karena udah jam tidur. Jadi auto handal multitasking begitu," ungkap Bunda Fitri.

6. Bunda Firli

"Kebetulan momen-momen menyusui pas masih pandemi dan kerja masih lebih banyak WFH-nya, ini kebantu banget sih buat bunda bekerja. Jadi seringnya nyusuin anak sambil kerja di depan laptop, tangan ngetik, anak nyusu, sambil meeting juga bisa nyusuin karena misal anak pas jam tidur dan harus nyusu. Enggak sempat pumping karena mikirnya masih banyak di rumah, jadi mending DBF," ungkap Bunda satu anak ini.

7. Bunda Cutik

"Tantangan banget waktu ngantor di Pulo Gadung pas masih menyusui anak pertama. Jauh banget dari rumah di Jaksel. Kadang harus pumping di mobil sambil nikmatin jalan macet," cerita Bunda Cutik.

8. Bunda Novita

"Pengalaman pertama kali menyusui sambil kerja. Mesti kejar tayang karena stoknya pas-pasan. Alhamdulillah, ngerasa banyak terbantu sama keadaan dan situasi saat itu sampai sekarang karena saat awal mulai kerja lagi usia anak udah 4 bulan, kerja masih ada WFH-nya dan saat itu 2 bulan lagi anak udah mulai masuk MPASI jadi kebantu makan, pake pompa ASI handsfree jadi bisa pumping di jam pulang pas naik busway (sempat diliatin orang karena suaranya), dan sampai sekarang pun tetap bisa pumping sambil kerja di meja kantor, di nursery room kantor ataupun di rumah," kata Bunda Novita.

"Sekali lagi bersukur dan jadi salah satu rejeki bisa dapat kantor yang tidak menghalangi untuk tetap bisa mengasihi sambil bekerja khususnya atasan dan rekan-rekan-rekan yang saling support."

Lazada

9. Bunda Triya

"Pengalaman menyusui sambil kerja aku, alhamdulillah enggak ada masalah yang berarti. Sejak sebelum mulai masuk kerja, sudah stok ASIP yang alhamdulillah cukup untuk anak selama ditinggal kerja. Berhubung dulu masih ada kerja ke luar kantor, jadi pumpingnya emang sesempatnya saja. Sempat juga sih ngalamin payudara sakit dan ASI tersumbat karena terlewat pumping pas lagi kerja. Tapi setiap ngalamin itu, aku pijat laktasi di akhir pekan supaya enggak sampai mastitis," ujar Bunda Triya.

"Kalau kerjanya lagi enggak keluar kantor, aku pumping di nursery room kantor, atau kalau enggak sempat ke nursery room, aku pompa di meja pake pompa handsfree dan supaya bisa tetap kerja sambil pumping. ASIP-nya bisa ditaruh di nursery room. Alhamdulillah selama kerja tetep bisa full menyusui dua tahun," sambungnya.

10. Bunda Kinan

"Di kantor wajib rutin pumping, apalagi kalau lagi dinas luar kota/negeri juga enggak lupa bawa 'bekal' cooler bag, cooler gel, dan kantong ASIP. Nitip ASIP di freezer dapur hotel tempat menginap juga sering, termasuk saat lagi dinas ke Kupang dan Singapura," kata Bunda Kinan.

"Karena kerja jadi jurnalis, liputan pun selalu bawa cooler bag. Harus sempat-sempatin pumping juga di mana saja, bisa di ruang menyusui mal atau malah kadang di toilet hotel. Alhamdulillah, stok ASIP enggak berlebih banyak, tapi cukup buat memenuhi kebutuhan anak sampai usia 2,5 tahun."

Ilustrasi Ibu MenyusuiIlustrasi Ibu Menyusui Bekerja/ Foto: Getty Images/iStockphoto/blanscape

11. Bunda Melly

"Bekerja sambil menyusui itu sekitar 12 tahun lalu saat anak sulung umur 18 bulan. Itu baru mulai kerja lagi setelah lama jadi IRT. Awalnya pumping di musola, tapi karena suara Breast Pumpnya (BP) agak berisik jadi enggak enak, pindah ke toilet karena enggak ada tempat lagi. Alhamdulillah waktu itu anak sudah 18 bulan, jadi kebutuhannya enggak banyak, masih bisa diakalin sama UHT pas di rumah. Nah, pas anak kedua ini yang terasa benar. Setelah habis masa cuti melahirkan, dua minggu sebelumnya terasa banget beratnya sampai mau resign. Akhirnya, ngobrol ke atasan dan bisa nego cuti sampai 6 bulan. Karena di luar aturan, 3 bulan itu enggak dapat gaji sama sekali. Niatnya mau ngebut nyetok ASIP (ASI perah) tapi tetap saja enggak kekejar, karena kalau di rumah menyusui langsung dan tipe yang aslinya berat buat kerja lagi jadi kurang semangat buat nyetok ASIP." cerita Bunda Melly.

"Setelah jatah cuti tambahan habis, waktunya masuk kerja lagi. Awal masuk itu banyak bawaannya, dari pemanas air, termos, sabun cuci piring khusus, spon cuci piring. Semuanya saya tinggal di loker kantor. Kalau harian hanya membawa cooler bag, breast pump electrical, botol plastik dan botol kacang. Alhamdulillah, waktu itu tugasnya hanya di kantor saja. Minggu awal masih rajin, bisa pompa dua hingga tiga kali sehari. Pagi dalam perjalananan kalau diantar, di kantor dua kali. Ada ruang yang bisa buat pump, jadi enggak di toilet lagi seperti saat anak sulung. Lama-lama jatah pumping berkurang, sekali saja udah alhamdulillah karena enggak enak juga lama-lama pumping. Pernah juga suatu kali sampai panas dingin karena botol yang dibawa kotor-enggak cek di rumah. Kalau mau sterilin juga pasti butuh waktu. Jadilah enggak pumping di kantor, rasanya udah enggak karuan. Enggak konsen," lanjutnya.

"Belum lagi pengalaman stok ASIP di rumah sudah mau habis, anaknya nangis kejer haus. Tapi saya enggak rela anaknya minum susu formula. Setelah waktunya pulang, langsung buru-buru, eh kejebak macet. Mana dulu belum ada ojek online, jadi kebayang kan mau naik ojek dari Senayan ke Pondok Cabe itu bisa muaaahaaal banget. Akhirnya minta tolong orang yang di rumah gendong atau ajak main dulu. Saya baru naik ojek dari Lb Bulus untuk menghemat biaya, dan sampai rumah anaknya udah tidur capek nangis. Dengar suara mamanya pulang, bangun lagi. Setelah itu baru saya susui. Pengalaman bekerja sambil menyusui ini nggak bertahan lama, baru masuk sebulan akhirnya resign beneran."

12. Bunda Lestari

"Aku baru melahirkan anak pertama. Setelah 3 bulan cuti, kini baru masuk kantor lagi. Dilema banget krn bayi jadi jarang tidur siang karena aku sudah masuk kantor. Baru 3 hari masuk kantor rasanya anak jadi lebih kurus. Awal masuk kantor, ASIP-ku banyak ke buang tiap hari. Bayi enggak mau minum dari botol selalu mau muntah. Selain itu, perut kembung, jarang pup, sama sering kolik. Kurusan juga ya ampunn enggak tega deh ninggalin ke kantor. Aku bingung apa mesti ganti botol ya karena susunya enggak pernah abis dari botol, ke buang mulu. Kayanya bayiku penginnya DBF bukan dari botol karena belum terbiasa juga si. Ya ampun dilema banget ini tiap mau ke kantor," kata Bunda 31 tahun ini.

"Mana sekarang jadi jarang pipis dan pup. Sekarang jadi jarang nyusunya. Misal kelar DBF jam 9 malam, paling nanti nyusu lagi jam 3 atau 4 subuh. Biasanya jam 12 malam bangun, pantes pipisnya sedikit. Kacau ini jam nya berantakan semenjak aku tinggal kerja. Berat rasanya, di kantor pun kepikiran anak. Pas pumping enggak keluar ASI-nya. Masa tiap pumping aku liat foto sama video bayi terus. Kalau keadaan begini terus aku jadi lebih yakin resign deh.. Huhu aku tak tegaa," sambungnya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak juga daftar perlengkapan penting untuk ibu menyusui yang bekerja, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!