menyusui
Daun Kelor Vs Daun Katuk, Mana yang Lebih Baik untuk ASI? Perbedaan dan Manfaatnya
Sabtu, 27 May 2023 07:50 WIB
Sayuran berwarna hijau memang efektif meningkatkan produksi ASI termasuk diantaranya daun kelor dan daun katuk. Nah, daun kelor vs daun katuk, mana yang lebih baik untuk ASI ya, Bunda?
Menyusui merupakan hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap ibu. Apalagi, permasalahan yang dihadapi kerap beragam, termasuk yang paling sering dikeluhkan yakni ASI yang kurang lancar. Biasanya, hal ini menjadi kendala umum para pejuang ASI.
Tak heran, beragam cara dilakukan para busui untuk meningkatkan pasokan ASI mereka. Termasuk dengan mengonsumsi berbagai makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI selama menyusui.
Daun kelor vs daun katuk
Beberapa yang dipercaya yakni daun kelor dan juga daun katuk. Ibu menyusui mungkin sudah sangat bersahabat dengan daun-daunan tersebut. Bahkan, kerap menjadikannya sayuran segar dalam asupan harian.
Oh iya, Bunda, daun katuk sendiri dikenal sebagai tanaman perangsang ASI, karena mengandung sterol (dengan turunannya fitosterol) dan polifenol yang dapat meningkatkan produksi ASI, merangsang hormon desitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran ASI. Serta, daun katuk juga memiliki efek laktogogum yang dapat meningkatkan jumlah ASI karena mengandung zat yang bersifat fitosterol.
Demikian juga dengan tanaman kelor, di Indonesia tanaman ini disebut tanaman ajaib karena memiliki banyak manfaat bagi manusia di antaranya untuk ibu menyusui.
Sama halnya dengan daun katuk, daun kelor juga mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi dapat meningkatkan produksi ASI (efek laktogogum). Kandungan nutrisi yang banyak pada tanaman kelor, dimanfaatkannya tidak hanya untuk ibu menyusui, tetapi juga dapat juga untuk mengatasi masalah malanutrisi pada balita.
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa daun katuk berperan dalam menyuburkan ASI sehubungan dengan peranan laktogogum dalam merefeksikan prolaktin, yaitu refleks merangsang alveoli untuk memproduksi susu.
Refleks dihasilkan dari reaksi antara prolaktin dan hormon adrenal steroid. Kemudian, ditemukan juga bahwa pemberian ekstrak daun katuk pada ibu menyusui 3x300 mg/hari selama 15 hari dapat meningkatkan produksi ASI 50,7 persen sehingga dapat dikatakan pemberian ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI efektif.
Daun katuk kelor dan katuk sebagai ASI booster
Semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu menyusui sesungguhnya dapat dijadikan ASI booster bagi ibu selama yang bersangkutan memercayai dan mensugesti bahwa makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan produksi ASI.
Dan, perlu disadari juga bahwa efek booster ASI dapat berbeda-beda pada setiap orang. Seorang ibu yang suka mengonsumsi kacang hijau dan merasa produksi ASI-nya meningkat dan banyak, tetapi efek tersebut belum tentu terjadi pada ibu menyusui lainnya. Beberapa penelitian mengidentifikasikan bahwa laktogogum bekerja melalui dua cara.
Cara yang pertama dengan menstimulasi hormon prolaktin dan yang kedua dengan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Sehingga, tidak ada booster ASI tertentu yang lebih direkomendasikan dibandingkan dengan booster ASI lainnya.
Karena walaupun booster ASI dapat membantu dalam beberapa kasus untuk mengatasi masalah produksi ASI yang sedikit, booster ASI bukan satu-satunya solusi ketika produksi ASI tidak lancar. Karena, jika ibu mengalami gangguan psikologi atau ibu tidak memberikan ASI dini, dapat berpengaruh dalam pengeluaran ASI.
Jika ibu mengonsumsi makanan yang seimbang, fungsi dari ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor tidak akan maksimal. Laktogogum bekerja ketika ASI sering dilakukan atau diisap oleh bayi. Karena itu, laktogogum dalam ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor lebih efektif dalam peningkatan produksi ASI ketika ibu sering memberikan ASI-nya kepada bayi.
Hal ini karena isapan bayi merupakan salah satu faktor pemicu produksi ASI dengan memberikan sinyal ke otak untuk melepaskan hormon yang diperlukan untuk produksi ASI, seperti dikutip dari laman Theshinejournal.
Daun kelor sendiri diketahui mengandung vitamin, mineral, dan asam amino esensial serta sejumlah glikosida. Ini telah digunakan sebagai galactogogue di Asia khususnya di Filipina. Studi kecil dari Filipina menunjukkan bahwa itu mungkin memiliki beberapa aktivitas sebagai galactogogue pada ibu bayi prematur dengan meningkatkan prolaktin serum ibu dan volume susu.
Beberapa penelitian kecil yang dilakukan dengan buruk menemukan bahwa daun kelor tidak meningkatkan kualitas susu. Galactogogue tidak boleh menggantikan evaluasi dan konseling pada faktor-faktor yang dapat dimodifikasi dan memengaruhi produksi ASI.
Daun kelor sendiri banyak digunakan sebagai makanan dan obat-obatan di ASI dan Afrika dan satu penelitian kecil tidak menemukan efek samping pada ibu menyusui yang menelan daun kelor. Tetapi, daun kelor dapat merangsang pembekuan darah. Jadi, tetap berhati-hati pada siapa pun yang berisiko mengalami pembekuan darah.
Sebuah studi membandingkan pertumbuhan bayi ASI yang ibunya diberikan bubuk daun kelor atau ekstrak daun kelor. Keduanya diberikan dalam dosis 3,2 gram per hari. Setelah 3 bulan, pertumbuhan berat atau panjang bayi tidak berbeda antara kedua kelompok, seperti dikutip dari laman Ncbi.
Kemudian, sebuah penelitian kecil membandingkan kualitas susu dari 10 ibu menyusui bayi antara usia 1 dan 4 bulan yang makan satu kue yang mengandung 3,5 gram tepung kelor setiap hari dengan 7 ibu yang tidak makan kue. Tidak ada perbedaan yang ditemukan setelah satu bulan kandungan nutrisi susu dari kedua kelompok.
Pada akhirnya, efektivitas booster ASI apa pun terpulang kembali pada masing-masing ibu. Karena, setiap makanan atau minuman termasuk booster ASI memberikan efek yang berbeda pada masing-masing orang. Untuk itu, bijaklah dalam menentukan booster ASI dan konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi jika mengalami kendala selama menyusui.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Simak juga video tentang khasiat daun kelor untuk ibu menyusui: