
menyusui
Mengenal Obat Cripsa untuk Hentikan ASI: Kegunaan, Efek Samping, & Aturan Konsumsi
HaiBunda
Kamis, 16 Nov 2023 15:08 WIB

Menghentikan produksi ASI terutama secara dadakan mungkin menjadi pekerjaan tersendiri. Entah karena berbagai alasan tak lagi bisa menyusui, hal ini biasanya perlu dibantu dengan obat medis seperti Cripsa. Yuk, mengenal obat Cripsa untuk menghentikan ASI lebih lanjut.
Berhenti menyusui setelah kehilangan bayi atau anak yang masih menyusui mungkin membuat produksi ASI tetap berjalan. Ini karena tubuh tidak secara otomatis menghentikan produksinya meski Bunda telah kehilangan Si Kecil.
Biasanya, menggunakan obat untuk menghentikan ASI dapat membantu dan bekerja paling baik bagi ibu yang berada di kondisi tersebut. Tetapi, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter, bidan ataupun tenaga medis untuk informasi lanjut mengenai jenis obat-obatan yang akan digunakan.
Mengenal obat Cripsa untuk hentikan ASI
Pada 20 Agustus 2014, the Coordination Group for Mutual Recognition and Decentralised Procedures – Human (CMDh) mendukung rekomendasi mayoritas mengenai penggunaan obat-obatan yang mengandung bromokriptin melalui mulut untuk mencegah atau menekan produksi ASI (laktasi) setelah melahirkan.
CMDh setuju bahwa obat-obatan hanya boleh digunakan untuk tujuan ini (dengan kekuatan hingga 2,5 mg) bila ada alasan medis yang memaksa untuk menghentikan laktasi, seperti kebutuhan untuk menghindari tekanan lebih lanjut setelah kehilangan bayi selama atau setelah melahirkan, atau pada ibu dengan infeksi HIV, yang tidak boleh menyusui.
Bromokriptin tidak boleh digunakan secara rutin untuk mencegah atau menghentikan produksi ASI, dan tidak boleh digunakan pada perempuan dengan peningkatan risiko efek samping yang serius, termasuk ibu dengan berbagai kelainan yang meningkatkan tekanan darah atau yang pernah atau pernah menderita penyakit jantung atau gangguan kejiwaan yang parah. Tekanan darah harus dipantau agar tanda-tanda awal peningkatan dapat dideteksi dan pengobatan segera dihentikan seperti dikutip dari laman Ema.europa.
Obat semacam bromocriptine dapat menyebabkan berbagai efek samping mulai dari pusing dan mual hingga rambut rontok serta serangan jantung. Beberapa perempuan bahkan meninggal setelah mengonsumsi bromokriptin.
Dekongestanyang umum, Sudafed (pseudoephedrine), mungkin berguna juga untuk menghentikan laktasi, menurut penelitian yang diterbitkan the British Journal of Clinical Pharmacology di 2003. Para Bunda dalam penelitian tersebut (hanya ada delapan) melaporkan penurunan ASI yang signifikan pada produksinya setelah dosis tunggal Sudafed.
Meski penelitiannya sudah dipublikasikan beberapa waktu lalu, penggunaan Sudafed masih menjadi topik populer di kalangan para ibu. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS belum menyetujui Sudafed untuk tujuan mengakhiri produksi susu, yang dianggap sebagai penggunaan obat 'di luar label'.
Meskipun Bunda tidak memerlukan resep untuk membeli Sudafed, tanyakan kepada dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu untuk memastikan resep tersebut sesuai untuk Bunda.Â
Oh iya, Bunda, terkait obat untuk menghentikan ASI lainnya, seperti halnya obat Cripsa yang merupakan merek dagang bromocriptine juga banyak dipercaya untuk menghentikan ASI. Cripsa diketahui mengandung zat aktif Bromocriptine. Obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit parkinson. Obat ini dapat digunakan secara tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat lain (seperti levodopa).Â
Indikasi umum dari obat ini yakni hiperprolaktinemia, sindrom premenstruasi, akromegali, dan penyakit parkinson. Penggunaan obat ini sendiri harus sesuai petunjuk dokter ya, Bunda. Untuk hiperprolaktinemia: 2,5 mg sebanyak 2 kali sehari selama 2 atau 3 hari, dilanjutkan sampai 14 hari.
Untuk sindrom premenstruasi: 2,5 - 5 mg/hari selama 1-5 minggu. Dan untuk akromegali: 5-20 mg sebanyak 3 kali sehari. Sementara untuk penyakit parkinson yakni pada minggu pertama 1-1,25 mg menjelang tidur, minggu kedua 2-2,5 mg sebelum tidur malam, minggu ketiga 2,5 mg sebanyak 2 kali sehari, dan minggu keempat 2,5 mg sebanyak 3 kali sehari. Sesudah pemberian 3 kali sehari, tingkatkan sebanyak 2,5 mg tiap 3-14 hari, tergantung respons pasien, lanjutkan sampai diperoleh dosis optimal, biasanya di antara 10-40 mg/hari.
Untuk menghentikan ASI dosisnya sebanyak 2,5 mg selama 2-3 hari, kemudian bisa ditingkatkan menjadi 2,5 m g sebanyak 2 kali sehari selama 14 hari.Â
![]() |
Dalam mengonsumsi obat ini, ada baiknya Bunda mengonsumsinya sesudah makan dan perhatikan kontraindikasi dan efek sampingnya. Obat ini memiliki kontraindikasi yakni hipersensitif terhadap alkaloid ergot dan efek sampingnya yakni hipotensi ortostatik, hidung tersumbat, gangguan GI, somnolen. Jarang konstipasi, gangguan pencernaan, gelisah, gangguan psikomotrorik, basospasme yang diinduksi flu. Lemas, eritromelalgia, diuresis.Â
Ada baiknya, konsultasikan dengan dokter mengenai pengonsumsian obat ini agar lebih aman. Jika Bunda ingin membarengi dengan proses alami dalam menghentikan ASI, cara-cara berikut bisa dicoba ya Bunda:
1. Peras ASI secukupnya saja untuk kenyamanan. Semakin banyak Bunda memerah, semakin banyak ASI yang Bunda produksi.
2. Selama 1 hingga 2 hari pertama perah setiap payudara setiap 4 jam, namun hanya selama 5 menit. Tujuannya bukan untuk mengosongkan payudara sepenuhnya, tetapi secukupnya agar terasa nyaman.
Untuk beberapa hari berikutnya, peras ASI setiap 5 jam, tetapi hanya selama 3 hingga 4 menit.
3. Kemudian peras saja beberapa kali sehari agar payudara Bunda tidak terasa penuh.
4. Mungkin diperlukan waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu hingga ASI berhenti diproduksi.
5. Kenakan bra yang kuat dan suportif.
6. Minumlah jika Bunda haus. Minum lebih sedikit tidak akan menghentikan produksi ASI Bunda.
7. Jika payudara sangat penuh atau berat, mandi air hangat atau gunakan kompres panas selama beberapa menit sebelum memerah.
8. Jika terdapat benjolan, bintik merah atau perih, pijat benjolan tersebut sambil memeras.
9. Gunakan kompres dingin pada payudara setelah memerah jika terasa sakit atau bengkak.
10. Gunakan obat pereda nyeri jika diperlukan.
Semoga informasiya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
5 Cara Mengatasi Bengkak Payudara Saat Menyapih Si Kecil

Menyusui
5 Cara Menghentikan ASI untuk Bunda yang Mulai Menyapih Si Kecil

Menyusui
Bolehkah Anak Menyusu Lagi setelah Disapih? Simak Jawaban Dokter Laktasi

Menyusui
Sampaikan 10 Kalimat Positif Ini pada Anak agar Mudah Disapih

Menyusui
10 Cara Menyapih Anak Tanpa Drama, Bisa Ditiru Nih Bun!


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda