Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

6 Penyebab Bayi Menangis setelah Menyusu, Ketahui Cara Mengatasinya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 30 Nov 2023 14:35 WIB

Selected focus on little cute baby crying on her mother hand.
Kenapa Bayi Menangis setelah Menyusu? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya/Foto: iStock
Daftar Isi
Jakarta -

Sudah kenyang menyusu, tiba-tiba bayi malah menangis. Bubun jadi khawatir deh dengan Si Kecil. Kira-kira, kenapa bayi menangis setelah menyusu ya, Bunda? Cari tahu penyebabnya, yuk.

Menyusui biasanya mendatangkan kenyamanan dan kehangatan pada bayi ya, Bunda. Tak heran, sebagian dari mereka langsung tertidur pulas usai menyusui. Tetapi, ada juga sebagian kondisi bayi yang justru menangis setelah menyusu.

Memang ya, Bunda, ada banyak alasan mengapa bayi menangis setelah menyusu. Bunda sebaiknya tetap tenang dan tidak perlu khawatir karena banyak juga kok, Bunda yang mengalami hal sama di luar sana. Sehingga, kondisi ini sebenarnya wajar terjadi pada bayi.

Penyebab bayi menangis setelah menyusu

Berbicara mengenai bayi menangis usai menyusu, ada beberapa alasan yang ada di balik kondisi tersebut, Bunda. Berikut ini beberapa diantaranya ya, Bunda:

1. Kolik

Kolik merupakan salah satu penyebab umum bayi menangis setelah menyusu. Tidak ada penyebab kolik yang dapat didiagnosis ya, Bunda. Meskipun hal ini agak mengkhawatirkan pada bayi, yakinlah bahwa sekitar setengah dari semua bayi kolik akan sembuh pada usia tiga hingga empat bulan. Hal-hal seperti memberi makan Si Kecil dengan posisi lebih tegak dapat membantu meringankan gejalanya.

2. Refluks asam

Faktanya, penyakit ini merupakan penyebab umum bayi menangis selama dan setelah menyusu. Penyakit ini juga menyerang hampir sebagian besar bayi dengan setidaknya 4 dari 10 bayi mengalaminya dalam tahun pertamanya.

Refluks terjadi ketika bayi secara teratur mengeluarkan ASI selama atau segera setelah menyusu. Tingkat keparahannya bisa bervariasi, dari yang relatif ringan hingga yang lebih parah, gejala jangka panjang, yang merupakan tanpa penyakit gastro-oesophageal reflux disease (GORD).

Beberapa anak menderitanya karena sistem pencernaannya belum berkembang sepenuhnya dan itu artinya sistem pencernaannya belum berkembang sebagaimana mestinya. Masalah ini seringkali bisa teratasi dengan sendirinya seiring pertumbuhan Si Kecil seperti dikutip dari laman Infacol.

3. Gas

Terkadang, bayi dapat menelan sedikit udara saat menyusu, namun tubuhnya tidak mampu memproses udara tersebut melalui sistem pencernannya. Artinya, gas yang terperangkap dapat menimbulkan tekanan, dan perut bergas sehingga tidak nyaman dan nyeri.

Bunda dapat meminimalisasinya dengan memberikan makan dalam posisi tegak, sering menyendawakan bayi, dan tidak menidurkannya langsung setelah menyusu, serta perhatikanlah selalu apa yang Bunda makan.

4. Sensitivitas dan alergi makanan

Terkadang, bayi mungkin menangis setelah menyusu karena kepekaan atau alergi terhadap makanan. Jika sedang menyusui, bisa jadi Si Kecil sensitif atau alergi terhadap makanan yang Bunda makan. Jika Bunda memberikan susu formula, itu bisa berarti sufor yang Bunda berikan kepada bayi yang menjadi penyebabnya.

5. Tumbuh gigi

Kebanyakan bayi akan mulai tumbuh gigi antara usia 4 dan 6 bulan. Namun, hal ini tidak menjamin gigi akan muncul segera setelahnya. Beberapa bayi mungkin mengalami tumbuh gigi selama beberapa bulan sebelum giginya menembus gusi seperti dikatakan Michelle Roth, BA, IBCLC, seorang Konselor Laktasi, dikutip dari laman Momlovesbest.

Jika bayi mengalami nyeri akibat tumbuh gigi, Bunda dapat membantunya dengan membasuh gusinya dengan air dingin sebelum menyusu. Celupkan ibu jari ke dalam air dan gosokkan langsung ke gusi bayi. Atau biarkan mereka mengunyah waslap yang sudah basah lalu agak beku.

6. Sariawan

Sariawan biasanya merupakan kondisi yang terlihat. Jika Bunda mencurigai bayi menderita sariawan, lihatlah ke dalam mulutnya. Jika ada sariawan, sebaiknya Bunda memeriksakan bayi ke dokter untuk diberikan obat yang membantu pemulihannya lebih cepat.

Mother calming her crying baby girlIlustrasi/ Foto: Getty Images/damircudic

Cara mengatasi bayi menangis usai menyusu

Beberapa cara memang dapat dilakukan untuk menenangkan bayi yang menangis usai menyusu. Beberapa cara praktis yang bisa dilakukan yakni sebagai berikut ya, Bunda:

1. Menawarkan dot untuk diisap yang dapat membantu bayi menghilangkan stres tanpa menangis.
2. Cobalah mengayun bayi dengan lembut yang dapat menenangkan dan membuat mereka rileks.
3. Bernyanyi dengan tenang untuk bayi.
4. Peluk dan gendong bayi erat-erat. Menyentuh, menggendong, dan memeluk bayi dapat membuat bayi merasa aman dan terlindungi. Bunda juga dapat memasukkan bayi ke dalam selimut untuk memberikan kenyamanan ekstra.
5. Cobalah untuk berjalan-jalan atau mengajaknya berkeliling. Hal ini tidak saja membuat tangisannya mereda tetapi juga menghasilkan perubahan positif pada suasana hati anak Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda