Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

7 Ciri ASI Perah Basi, Kenali Tandanya dari Bau dan Warna

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Sabtu, 30 Dec 2023 08:00 WIB

Mother is pouring milk from breast milk storage bags to baby bottle with measuring scale,  Breast Pumping milk concept. selective focus.
7 Ciri ASI Perah Basi, Kenali Tandanya dari Bau dan Warna/Foto: iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Sadarkah Bunda? Penyimpanan yang kurang tepat bisa membuat risiko ASI perah mudah basi. Lantas, apa saja ciri ASI perah basi ya, Bunda. Kenali tandanya dari bau dan warnanya di sini.

ASI memiliki aroma yang khas dan segar. Ketika ASI tercium tidak seperti biasanya, bisa jadi mengindikasikan kalau ASI perah basi. Biasanya, saat ASI basi akan timbul bau tengik dan tidak sedap. Aromanya akan semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Selain itu, rasa dari ASI juga mulai berubah karena rasa manis alami susu segar dengan cepat tergantikan oleh rasa yang agak asam atau asam. Seiring berjalannya waktu, tekstur dan warna susu yang sudah basi akan berubah pula. Teksturnya mungkin berlendir, kental, dan berwarna kuning.

Ciri ASI perah basi

Kecepatan pembusukan ASI biasanya bergantung pada banyak faktor, termasuk jumlah bakteri pembusuk yang ada, suhu penyimpnan susu, dan paparan cahaya.

Jika Bunda tidak yakin apakah ASI perah basi atau tidak, mulailah menciumnya. Jika tidak berbau, cobalah sedikit sebelum menuangkan segelas penuh, seperti dikutip dari laman Healthline.

ASI menjadi rusak biasanya karena adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan sehingga dapat menurunkan kualitasnya. Bunda tahu bahwa ASI rusak jika memiliki bau atau rasa yang tidak enak atau perubahan tekstur. Ada baiknya, tidak memberikannya kepada Si Kecil untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan mengingat pencernaan bayi masih sensitif.

Cara mengenali ASI basi

ASI perah yang dipompa dari ibu yang bekerja memang sebaiknya disimpan dengan baik. Ketika penyimpanannya tidak maksimal, kualitas ASI pun bisa rusak termasuk munculnya risiko ASI perah basi. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengetahui ASI basi. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. ASI yang dicairkan biasanya berwarna putih gading, mempunyai aroma sedap, dan tidak asam. Berbeda ketika ASI mulai basi maka warnanya menjadi kuning. Ini menandakan ASI sudah basi.

2. ASI yang segar biasanya mempunyai aroma sedap. Ketika ASI yang dicium memunculkan bau tak sedap artinya menandakan ASI tersebut sudah basi.

3. Tidak larut saat ASI dikocok juga menandakan ASI sudah basi. Biasanya, ASI yang masih berkualitas bagus saat dikocok sejenak akan terlihat bercampur antara endapan atas dan bawah. Ketika ini tidak terjadi, kemungkinan ASI sudah basi.

4. Rasa asam pada basi juga menjadi ciri ASI perah basi. Ketika Bunda menciumnya berbau tidak sedap dan ditandai dengan rasa asam ketika coba Bunda mencicipinya, menandakan ASI tersebut sudah basi ya, Bunda.

5. Saat ASI masih layak dikonsumsi, lapisan susu dan krim masih tampak bagus. Penampilannya juga masih segar dengan lemak naik ke atas membentuk lapisan krim sedangkan lapisan bawah membentuk lapisan susu. 

6. Tekstur ASI basi biasanya menggumpal atau berbutir atau terdapat bintik putih kecil yang mengambang di dalamnya. Jika Bunda melihat adanya tanda tersebut, sebaiknya jangan berikan pada bayi dan menyingkirkannya.

7. Tersimpan di kulkas lebih dari empat hari membuat ASI kemungkinan tidak dapat digunakan. Untuk umur simpan yang maksimal, Bunda dapat meletakkannya di freezer dan bukan di bagian pintu yang suhunya paling berfluktuasi.

Cara terbaik menyimpan ASI perah agar tak mudah basi

Berikut ini beberapa pedoman yang dapat dilakukan saat memerah ASI dan bagaimana cara menyimpan ASI agar kualitasnya tetap terjaga ya, Bunda:

1. Cuci tangan dan bersihkan payudara dengan air bersih sebelum memompa atau memerah ASI.

2. Bersihkan dan sterilkan pompa ASI dan aksesorinya secara memadai termasuk wadah penyimpanannya setelah digunakan.

3. Buang pompa ASI dan aksesorinya jika Bunda melihat ada jamur di pipanya atau peralatannya terlihat usang.

4. Tutup rapat botol penyimpanan atau wadah agar ASI tetap aman dari oksidasi kimia dan penyerapan bau dari sayuran atau buah lain.

5. Cairkan ASI sesuai urutan penyimpanannya, artinya cairkan ASI yang disimpan terlebih dahulu. Jangan pula membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan.

6. Periksa ASI yang disimpan apakah ada pembusukan sebelum diberikan kepada bayi seperti dikutip dari laman Mom Junction.

7. Segera simpan ASI perah dalam lemari es. ASI dapat bertahan pada suhu 4 derajat Celcius jika disimpan dengan benar selama empat hari di kulkas.

Namun, jangan pindahkan botol ke freezer setelah waktu tersebut untuk memperpanjang umur penyimpanannya. Jika dibekukan setelah dipompa, sebaiknya ASI dikonsumsi dalam waktu enam bulan jika freezer terpisah dari lemari es dan dua minggu jika freezer berada di lemari es.

Letakkan juga ASI perah di bagian belakang freezer dan jangan pernah di pintu yang suhunya berfluktuasi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda