Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Penyebab Rasa ASI Perah Terasa Basi dan Bahayanya untuk Bayi

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 22 May 2023 16:45 WIB

Mother is pouring milk from breast milk storage bags to baby bottle with measuring scale,  Breast Pumping milk concept. selective focus.
Penyebab Rasa ASI Terasa Basi dan Bahayanya untuk Bayi/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Memberikan ASI kepada bayi memang perlu diperhatikan betul ya, Bunda. Jangan sampai ASI yang diberikan justru terasa basi. Nah, kira-kira apa ya, penyebab ASI terasa basi dan bahayanya untuk bayi? Cari tahu yuk, Bunda.

Risiko ASI terasa basi bisa terjadi karena beberapa hal yang kadang tidak disadari para Bunda. Terutama bagi Bunda yang memerah ASI di luar rumah dan baru bisa menyimpan dalam freezer beberapa jam setelahnya. Berbagai hal pun bisa menyebabkan ASI terasa basi sebelum diberikan kepada bayi.

ASI seharusnya memiliki semua nutrisi yang diperlukan seperti gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral lain yang sesuai untuk perkembangan bayi. Karena itu, meski tidak ada waktu untuk menyusui secara langsung, banyak ibu masih berusaha memompa ASI agar bisa diberikan pada bayinya. 

Penyebab ASI perah basi

Namun, dalam proses penyimpanan, karena berbagai alasan, ASI yang dicairkan dapat berisiko berbau dan berasa asam atau basi. Beberapa penyebabnya pun beragam ya, Bunda. Seperti misalnya menggunakan botol atau wadah ASI yang tidak memenuhi syarat, juga dapat membuat ASI terasa basi.

Kemudian, seringkali banyak ibu menyusui menyimpan ASI perah mereka di pintu lemari es, di mana tempat tersebut suhunya tidak terlalu dingin dan mudah dicairkan. Sehingga, penyimpanan pun tidak maksimal dan bakteri mudah masuk serta ASI cepat rusak, seperti dikutip dari laman Vinmec.

Produk Lazada

Jika ASI disimpan terlalu lama, kandungan gizi dan mineralnya juga lama kelamaan akan berkurang. Jika dibiarkan, juga dapat menyebabkan ASI rusak dan mempengaruhi bayi. Dan, pengisian ASI perah di botol atau kantong yang berlebihan juga dapat menyebabkan ASI rusak atau kadaluarsa karena ASI ialah cairan yang ketika dibekukan akan mengembang. Jika terlalu penuh akan mudah meluap dan rusak.

Klik di halaman selanjutnya yuk, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak informasi mengenai ASI perah lainnya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PENYEBAB RASA ASI BASI DAN BAHAYANYA UNTUK BAYI

Banner Ciri ASI Basi

Penyebab Rasa ASI Terasa Basi dan Bahayanya untuk Bayi/ Foto: iStockphoto

Tips menyimpan ASI agar tak cepat basi

Para ahli sendiri menganjurkan agar ibu yang memerah ASI, menuangkan sekitar 3/4 dari wadah yang tersedia sebelum disimpan. Kemudian, tidak disarankan mencampurkan ASI yang sudah disimpan dengan ASI segar karena menyebabkan ASI mudah rusak dan terasa basi. Karena, perbedaan suhu antara kedua jenis ASI perah tersebut akan mempengaruhi kualitas dan kondisi penyimpanan ASI.

Bahaya bayi minum ASI basi

Bahayanya untuk bayi yang mengonsumsi ASI terasa basi pada dasarnya mereka dapat terpengaruh pencernaannya ya, Bunda. Pada dasarnya jika mereka sakit karena ASI yang rusak ialah keracunan makanan. 

"Berapa lama bayi sakit karena ASI yang basi tergantung pada keadaan, termasuk berapa banyak yang dikonsumsi dan kondisi ASI yang rusak tersebut," ujar Dr Mona Amin, DO, FAAP, seorang dokter anak, seperti dikutip dari laman Romper.

Perjuangan 5 Bunda Seleb Besarkan Anak Berkebutuhan Khusus

Jadi, kesembuhan tersebut akan bergantung pada jumlahnya ya, Bunda. Selain itu, Bunda pun perlu memantau gejalanya secara intensif sebelum akhirnya memeriksakannya ke dokter jika kondisi bayi semakin memburuk.

Jika bayi segera mengeluarkan ASI yang basi yang dikonsumsinya, mungkin mereka tidak menghadapi masalah apa pun. Namun, jika mereka mengonsumsi ASI basi, ada kemungkinan mereka menunjukkan tanda-tanda keracunan makanan seperti muntah, diare, demam ringan, dan sakit perut.

Seperti penyakit bawaan makanan lainnya, gejala kemungkinan akan muncul dalam 2 hingga 48 jam. Terkadang, kondisi tersebut akan sembuh dengan sendirinya dengan waktu tertentu. Tetapi, jika gejalanya tak kunjung membaik setelah sehari, muntah berlebihan, dan demam tinggi, segera membawanya ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu, Bunda.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda