
menyusui
Pengalaman Bunda Umroh Tanpa Si Kecil, Simak Tips Stok ASIP & Pumping di Tanah Suci
HaiBunda
Kamis, 15 Feb 2024 08:15 WIB

Daftar Isi
- Kisah Bunda jalani umrah tanpa Si Kecil
- Strategi Bunda Lusi menyetok ASIP
- Cara Bunda Lusi menyimpan ASIPÂ di Tanah Suci
- Tips menyimpan ASIPÂ saat umrah menurut konselor laktasi
- Persiapan busui umroh tanpa mengajak Si Kecil
- Tips mengatur jadwal pumping saat ibadah umroh
- Tips lancar menyusui sekembali dari Tanah Suci
Beribadah ke Tanah Suci tetapi masih memiliki bayi yang disusui rasanya bikin galau ya, Bunda. Hmm, padahal niat beribadah sudah matang. Yuk, cari tahu tips tetap lancar menyusui sekembali dari Tanah Suci saat umrah tanpa Si Kecil.
Perjalanan umroh merupakan ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Belakangan, selepas pandemi memang tren beribadah umroh kembali naik. Tak heran, banyak umat muslim yang menjadi bagian di dalam perjalanan ibadah umroh tersebut.
Biasanya, durasi perjalanan umroh bisa bervariasi antara 7 hingga 15 hari tergantung jenis paket yang Bunda pilih dan waktu yang Bunda miliki. Bagi para ibu yang tidak terikat tugas menyusui, mungkin selama apa pun mereka beribadah tidak masalah ya, Bunda.
Nah, tetapi bagi para ibu menyusui yang beribadah umroh dan tidak membawa Si Kecil tetapi tetap berkomitmen untuk tetap mengASIhi tentu menjadi hal yang perlu dipikirkan.
Kisah Bunda jalani umrah tanpa Si Kecil
Hal itu dialami Lusiana Mustinda, Bunda yang kini berdomisili di Jakarta ini pernah meninggalkan bayinya saat sang anak berusia tiga bulan untuk menjalani umrah selama 9 hari.
Bunda yang akrab disapa Lusi ini mengaku sejak awal dirinya memutuskan untuk tidak mengajak kedua anaknya ikut umrah karena ia pergi ke Tanah Suci bersamaan dengan tugas dinas dari kantor.
"Memang meninggalkan anak saat usianya masih tiga bulan cukup berat. Terutama anakku pada waktu itu masih berusia tiga bulan dan ASI eksklusif. Tapi yang membuat saya yakin untuk meninggalkan Si Kecil umrah adalah stok ASIP yang cukup," kisahnya kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu. Â
Bunda Lusi menceritakan ketika ditinggal selama 9 hari umrah, sang suami ambil cuti beberapa hari. Ketika suami kembali bekerja, Si Kecil akan diasuh oleh eyangnya. Selain itu, Bunda Lusi juga tidak merasa khawatir karena stok ASI aman dan suami memang biasa membagi tugas ketika mengurus anak.
Strategi Bunda Lusi menyetok ASIP
"Untuk ASIP memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari untuk stok saat ditinggal kerja. Tapi Qadarallah stok ASI-nya akhirnya terpakai semua saat ditinggal umrah.
Meski begitu, ia tetap membawa alat pumping, bahkan sampai dua jenis pompa ASI! "Jadi ketika sedang di Makkah yang banyak menghabiskan waktu di Masjidil Haram, saya bawa pumpingan handsfree jadi bisa pumping sambil baca Qur'an. Tapi kalau di Madinah, bolak balik hotelnya dekat jadi pumping saat sedang di hotel," ucapnya.
"Kalau cuaca sih alhamdulillah enggak berpengaruh ke produksi ASI ya karena ketika di masjid kita selalu minum air zamzam sehingga tubuh terhidrasi baik," tambahnya.
Lalu bagaimana cara Bunda Lusi menyimpan ASIP selama di Tanah Suci? Ia mengungkapkan hasil pumpingan dimasukkan ke plastik klip dan diberi label nama dan nomor kamar. Lalu, ASIP dititip ke freezer milik restoran di hotel.
"Sebenarnya di kamar hotel ada kulkas tapi tidak bisa membekukan ASI. Jadi setelah pumping simpan dulu di kulkas kamar dan malamnya semua dijadikan satu untuk dititip," katanya.
Ia pun memberikan tips agar membawa ice pack yang banyak dan tas ASI lebih dari satu. Karena, kala itu Bunda Lusi membawa 6 ice pack dengan harapan ASI masih bisa beku selama perjalanan kurang lebih 9 jam.
Sayangnya waktu itu, ada beberapa pumpingan awal yang terpaksa dibuang karena sudah mencair ketika tiba di Jakarta. "Kebetulan umrah kemarin kita transit ke Dubai dulu jadi waktunya lebih lama," ucapnya.
Cara Bunda Lusi menyimpan ASIPÂ di Tanah Suci
Menurut Bunda Lusi, supaya ASIP aman, pastikan sebelum di-packing, ASI sudah beku dan diberi ice pack sekelilingnya. Selain itu, ASI juga dibalut dengan bubble wrap agar tidak mudah cair.
Meski begitu, ia mengaku tidak semua ASIP hasil pumping bisa dikonsumsi oleh Si Kecil karena ada juga yang sudah rusak atau hampir rusak.
"Memang agak tricky soal simpan per-ASI-an ini. Tapi yakin Allah pasti kasih kemudahan untuk hamba-Nya yang ingin berusaha. Hehe setiap hari setor ASI ke freezer dapur hotel terus pas pindah kota kita packing lagi. Nanti sampai di kota lain buka dan cek lagi, simpan di freezer. Jadi harus baik baik sama mas restonya kasih tip biar semangat tiap kali kita nitip ASI," kisahnya.
Bunda Lusi juga memberikan tips agar produksi ASI bisa tetap lancar setelah umrah, "Harus banyak minum air putih dan juga konsumsi makanan sehat. Jangan skip makan buah dan sayur ketika makan di hotel."
![]() |
Tips menyimpan ASIPÂ saat umrah menurut konselor laktasi
Mengenai hal tersebut, dr Vivit Kurnia Arini, seorang Konselor Menyusui dan PMBA serta seorang Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui dan PMBA mengatakan bahwa bagi ibu yang sedang menyusui sebenarnya tetap diperbolehkan melaksanakan perjalanan ibadah umroh.
Terkait rencana ibadah umroh tanpa Si Kecil, Bunda tentunya dapat mempersiapkan penyetokan ASIP dimulai dari 1 bulan sebelum keberangkatan. Dan, jika anak direct breastfeeding, sebaiknya Bunda dapat melakukan rutin pompa ASI sesuai jadwal setelah anak menyusu langsung kurang lebih 15 menit per satu sesi pompa pasca direct breastfeeding, saran dr Vivit.
Persiapan busui umroh tanpa mengajak Si Kecil
Melakukan perjalanan umroh tanpa Si Kecil tentunya memerlukan upaya tersendiri ya, Bunda. Apalagi, Bunda tetap berkomitmen untuk mengASIhi selama perjalanan umroh dilakukan.Â
Agar Bunda tetap tenang dan stok ASIP aman, berikut ini tops dari dr Vivit mengenai persiapan yang harus dilakukan sebelum keberangkatan busui umroh tanpa mengajak Si Kecil:
1. Konsultasi ke konselor laktasi terdekat.
2. Pastikan ibu sudah memiliki support system yang kuat untuk menjaga dan meng-handle Si Kecil yang nantinya akan ditinggal sementara waktu.
3. Mulai rutin melakukan pemerahan ASI, agar nantinya bayi memiliki ASIP perah yang cukup.
4. Keluarga atau pengasuh sudah mulai diajarkan cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah yang akan diberikan ke bayi serta belajar bertahap 1 hari 2x untuk memberikan ASI perah ke bayi dengan media selain dot yaitu cup feeder, gelas sloki ataupun sendok hingga bayi dan pengasuh mahir mendekati hari H.
Tips mengatur jadwal pumping saat ibadah umroh
Setelah sukses mempersiapkan stok ASI perah, strategi selanjutnya yang perlu dipikirkan yakni bagaimana busui nantinya mengatur jadwal pumping di tengah rangkaian ibadah umroh.
Apalagi, perjalanan umroh sering kali padat aktivitas sehingga busui perlu memiliki perencanaan matang agar jadwal pumping dan ibadah bisa berjalan seimbang.
Berikut ini tips dari dr Vivit ya, Bunda, yang bisa dipraktikkan di sela-sela ibadah umroh:
1. Bawa perlengkapan memerah (pompa ASI, wadah ASI, cooler bag beserta ice gel/ice pack) yang mudah dibawa dalam perjalanan
2. Rutin memompa ASI per 2/3 jam dan konsisten, tapi jika kesulitan maka pilih jam yang paling mendekati dengan jadwal pompa berikutnya
3. Niatkan dalam hati bahwa umroh adalah ibadah namun memompa ASI juga merupakan ibadah sehingga hati pun tidak terbebani. Dengan demikian hormon oksitosin (hormon cinta) akan bekerja dengan baik dan memudahkan ibu dalam proses memerah ASI nya.
Bunda juga perlu memperhatikan asupan bergizi seimbang selama perjalanan umroh sehingga pasokan ASI tetap lancar. Perlu diingat bahwa hal yang dapat meningkatkan produksi ASI adalah isapan bayi, semakin sering bayi menyusu dengan perlekatan yang tepat maka produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan nya.Â
Tips lancar menyusui sekembali dari Tanah Suci
Selain upaya ekstra dalam menyetok ASIP bagi ibu menyusui yang umroh tanpa Si Kecil, tantangan selanjutnya yang perlu dipikirkan ialah bagaimana tetap lancar menyusui sekembalinya dari Tanah Suci. Agar Bunda tetap tenang dan menyusui tetap lancar, simak tipsnya berikut yuk, Bunda:
1. Luruskan niat dalam menjalankan ibadah umroh agar mendapat keridhoan Allah SWT.Â
2. Ibadah umroh adalah ibadah special yang waktunya fleksibel dan dapat dilakukan sepanjang tahun sehingga sebelum merencanakan ibadah ini pastikan usia anak siap yaitu lebih dari 6 bulan ketika anak sudah mendapatkan ASI dan MPASI. Dan, akan lebih baik lagi jika anak lebih dari 1 tahun
3. Memiliki support system yang baik dan mampu beradaptasi dalam merawat, menjaga dan memberikan ASI perah dengan media lain selain dot agar bayi tidak bingung puting
4. Rutin memerah ASI selama perjalanan ibadah dengan konsisten 2/3 jam sekali dan tidak lebih dari 4 jam sekali dengan tujuan menjaga produksi ASI sehingga ketika pulang ke Tanah Air, stok ASIP tetap terjaga dan bayi juga dapat tetap menyusu ke ibu.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
3 Panduan Menyimpan ASI Perah di Freezer agar Tak Rusak Nutrisinya

Menyusui
5 Penyebab ASI Perah Sedikit, Bagaimana Solusinya?

Menyusui
Mengharukan! Bayinya Meninggal, Ibu Ini Tetap Pompa dan Donorkan ASI

Menyusui
Cara Tepat Menyimpan ASI Perah, Ibu Menyusui Wajib Simak

Menyusui
Bolehkah ASI Perah Dihangatkan Lebih dari Satu Kali?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Kiki Amalia Pamerkan Hasil ASI Perah untuk Baby Aleesya yang Berusia 2 Bulan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda