Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bolehkah Ibu Menyusui Puasa Setengah Hari? Ini Pandangan Medis dan Islam

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Senin, 11 Mar 2024 11:40 WIB

ilustrasi menyusui muslim
Bolehkah Ibu Menyusui Puasa Setengah Hari? Ini Pandangan Medis dan Islam/Foto: Getty Images/Noah Saob
Daftar Isi
Jakarta -

Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan kedatangannya oleh umat Islam. Amalan ibadah dan limpahan pahala yang ditawarkan, tentunya adalah tawaran yang menguntungkan diri. Tak terkecuali bagi para ibu menyusui.

Ibu menyusui juga ingin tetap menjalankan kewajibannya sebagai muslim, berpuasa dengan taat. Walaupun begitu, ada beberapa hal yang bisa menahannya untuk berpuasa dengan aman. Sehingga, menjadi sebuah pertanyaan untuknya.

Bolehkah ibu menyusui berpuasa setengah hari atau penuh di bulan Ramadhan nanti? Berikut HaiBunda siapkan informasi berpuasa untuk ibu menyusui, di mata Islam dan medis.

Hukum puasa untuk ibu menyusui menurut islam

Puasa Ramadhan wajib hukumnya untuk seluruh muslim, tak terkecuali bagi Bunda di sini yang sedang menyusui bayinya.

Akan tetapi, ibu yang sedang menyusui anaknya diberikan kelonggaran oleh Allah SWT untuk tidak berkewajiban puasa, bahkan hingga dalam satu bulan penuh Ramadhan berjalan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dikutip dari buku Majelis Ramadhan karya Muhammad Shalih Al-Utsaimin:

إنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصَّومَ عَنِ المُسافِرِ وَعَنِ المُرضِعِ وَعَنِ الْحُبلى

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh sholat bagi musafir serta mencabut kewajiban puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Meskipun begitu, tak ada salahnya seorang ibu yang sedang menyusui, berkeinginan untuk menjalani ibadah puasa saat Ramadhan. Hal ini dikarenakan hukum berpuasa yang beralih dari yang wajib menjadi dibebaskan, melihat bagaimana kondisi kesehatan Bunda dan bayi yang dikandung.

Mazhab-mazhab terbesar yang dianut oleh umat Islam juga berpendapat tentang apakah boleh bagi seorang ibu menyusui berpuasa setengah hari ataupun penuh selama Ramadhan nanti.

Menurut para ulama Islam juga hukum ibu menyusui bahwasanya adalah boleh dilakukan ataupun tidak. Hal ini semua berdasarkan keinginan serta kondisi kesehatan yang dimilikinya serta janin yang dikandung.

Orang dewasa tidak boleh puasa setengah hari

Dari sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan pencabutan hukum wajib puasa, hal itu hanya berlaku pada orang dewasa yang sedang sakit, bermusafir, serta hamil atau menyusui. Sehingga, orang dewasa yang tidak termasuk dalam kategori tersebut, haram hukumnya bagi mereka untuk berpuasa setengah hari maupun satu hari penuh.

Dengan kondisi sehat tanpa adanya penyakit yang diderita atau kondisi yang menyulitkan untuk berpuasa, maka ia termasuk dalam kategori muslim yang wajib sekali menunaikan puasa secara penuh. 

Hal ini berbanding terbalik dengan anak-anak yang belum melewati masa baligh-nya. Anak-anak di sekitar umur tersebut, memang diperbolehkan berpuasa setengah hari dengan andaian untuk belajar berpuasa sedari dini. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Muhadzzab:

  وَأَمَّا الصَّبِيُّ فَلَا تَجِبُ عَلَيْهِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يُفِيْقَ). وَيُؤْمَرُ بِفِعْلِهِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ إِذَا أَطَاقَ الصَّوْمَ وَيُضْرَبُ عَلَى تَرْكِهِ لِعَشْرٍ قِيَاساً عَنِ الصَّلاَة 

Artinya, “Adapun anak kecil, maka tidak wajib baginya berpuasa, karena ada hadis Nabi SAW, ‘Kewajiban diangkat dari tiga orang, yaitu anak kecil hingga ia balig, orang yang tidur hingga bangun, orang gila sampai ia sadar.’ Anak kecil berumur tujuh tahun diperintahkan untuk berpuasa apabila ia kuat, dan anak yang sudah berumur sepuluh tahun dipukul jika meninggalkan puasa, diqiyaskan dengan shalat,” (Lihat Abu Ishaq Ibrahim Asy-Syairazy, Al-Muhadzzab fî Fiqhis Syafi’i, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyyah], juz I, halaman 325).

Pengaruhnya ibu menyusui puasa terhadap ASI dan bayi secara medis

Kondisi puasa yang dijalani oleh ibu menyusui khawatirnya dapat memberikan dampak pada kualitas dan kandungan zat gizi dalam ASI. 

Merujuk pada buku 35 Manfaat Puasa Bagi Manusia oleh Pena Kreativa, bagi ibu menyusui dengan usia bayi kurang dari enam bulan, sebaiknya tidak berpuasa dulu untuk mencegah adanya dehidrasi dan kekurangan energi. Di samping itu, untuk ibu menyusui dengan bayi berusia lebih dari 6 bulan, maka ia diperbolehkan untuk berpuasa, dengan syarat adanya makanan pendamping ASI untuk bayinya.

Lalu, apakah berpuasa memberikan dampak pada kandungan gizi ASI bagi Bunda yang memiliki bayi?

Masih dari sumber buku yang sama, dijelaskan ada sejumlah ilmuwan di Sudan melakukan penelitian terhadap 20 orang ibu menyusui. Hal ini dilakukan untuk meneliti kandungan gizi pada ASI yang diambil sampelnya dari para ibu menyusui tersebut. Sampel tersebut berupa ASI yang diperoleh selama berpuasa dua minggu.

Umumnya, ASI mengandung jumlah protein, lemak, karbohidrat, dan mineral yang seimbang. Nah, dari meneliti sampel tersebut, diketahui bahwa selama puasa, terjadi perubahan kandungan gizi dalam ASI. Kadar laktosa, protein, sodium, kalium, kalsium, dan fosfat mengalami penurunan jumlah. Di sisi lain, untuk kadar air dan zat besi tetap di jumlah yang sama dengan ASI tanpa berpuasa. 

Walaupun terjadi perubahan jumlah di beberapa zat gizi, dihitung sebagai hal yang tidak memberikan pengaruh buruk signifikan pada tumbuh kembang bayi yang dikandung. Jumlah zat gizi yang terpenuhi dari kandungan ASI tersebut dapat digantikan dengan Bunda mengonsumsi protein berkualitas tinggi di waktu sahur dan berbuka.

ilustrasi menyusui muslimilustrasi menyusui muslim/ Foto: Getty Images/Noah Saob

Tips puasa untuk ibu menyusui

Walaupun dinilai aman untuk dilakukan, seorang ibu menyusui yang ikut berpuasa di Ramadhan nanti, perlu tahu apa saja batasan dan anjuran dalam berpuasa nanti. Karena jika asal-asalan dan semaunya, bayi yang dikandung dapat terganggu tumbuh kembangnya.

Oleh sebab itu, ada baiknya Bunda mengetahui dan mengikuti beberapa tips-tips ini agar puasanya tetap lancar. Yuk, disimak penjelasannya!

1. Berjaga untuk selalu dalam kondisi hidrasi

Jumlah asupan air yang tercukupi jumlahnya merupakan kunci penting agar tubuh terjaga dari dehidrasi. Ibu hamil perlu mengonsumsi air mineral dengan baik, sehingga kebutuhan air dalam tubuh akan terpenuhi sepanjang aktivitas puasa.

2. Makan dengan baik

Yang dimaksud makan dengan baik adalah dengan memperhatikan makanan dan minuman apa saja yang masuk dalam tubuh. Memperhitungkan kandungan nutrisi dan gizi yang seimbang untuk kebaikan diri dan bayi yang dikandung. Sehingga, usahakanlah untuk tidak melewatkan waktu sahur, karena itu adalah waktu untuk menimbun energi dalam beraktivitas di siang hari menjelang buka puasa.

3. Buka puasa tepat waktu

Seperti dengan sunnah Rasulullah SAW, sebaiknya Bunda sebagai seorang ibu yang menyusui, berbuka puasalah secara tepat waktu. Selain itu, hal ini juga membantu mengembalikan segera energi yang hilang di waktu sebelumnya,

4. Memerah ASI

Memerah ASI merupakan satu cara untuk membantu aktivitas menyusui pada Si Kecil, Bun. Hal ini disebabkan jumlah ASI yang terkadang suka tak keluar dengan jumlah yang diinginkan, baik kurang ataupun lebih.

Sehingga saat ada di waktu ASI keluar dengan jumlah yang besar, sebaiknya diperah dan disimpan di suhu dingin. ASI tersebut digunakan untuk berjaga-jaga, kalau ASI di kemudian hari tidak keluar dengan jumlah yang dibutuhkan.

Selain empat tips di atas, perlu diingatkan kembali bagi para ibu menyusui untuk senantiasa melakukan kontrol dengan dokter, apabila benar-benar ingin berpuasa di Ramadhan nanti.

Kondisi ibu menyusui harus membatalkan puasa

Bagi para Bunda yang menyusui Si Kecil dan akan ikut berpuasa di Ramadhan nanti, baiknya sudah memutuskan atas dasar keadaan yang menyesuaikan umur serta kesehatan diri serta bayi, ya.

Oleh karena itu, ketika berpuasa nanti, Bunda perlu untuk segera membatalkan puasanya apabila mengalami beberapa gejala di bawah ini, ya. 

  • Merasa begitu haus.
  • Warna air seni yang menggelap.
  • Pusing yang berdenyut di kepala.
  • Gampang lelah dan tidak bersemangat.
  • Mulut terasa kering.

Nah, apabila Bunda yang sedang menyusui Si Kecil, mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah batalkan puasa yang ditunaikan. Karena lima gejala tersebut merupakan tanda dehidrasi, yang berdampak pada tumbuh kembang janin di perut. Hal tersebut juga membahayakan kesehatan Bunda, terlebih lagi dengan riwayat anemia yang diderita.

Ketentuan fidyah untuk ibu menyusui yang tidak puasa Ramadhan

Atas dasar perintah Allah SWT, seorang ibu menyusui diperbolehkan bebas berpuasa, tetapi dengan syarat melakukan qadha puasa serta membayar fidyah nantinya. Adapun fidyah dalam puasa adalah wajib hukumnya, bagi mereka yang dalam kondisi susah payah atau berhalangan untuk berpuasa. Hal ini dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 184:

وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn

Artinya: Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.

Bentuk fidyah yang diberikan adalah makanan pokok, seperti beras. Sebagaimana dijelaskan dalam Mazhab Imam Syafi'i dan Maliki, jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah satu mud (5-6 liter) per hari utang puasa yang ada. Sedangkan, mazhab Hanafi beranggapan pada jumlah atu sha' (3,125 kg) makanan pokok yang dibutuhkan.

Pembayaran fidyah juga tak selalu perlu dilakukan semasa bulan Ramadhan, tapi juga bisa sebulan sebelumnya bagi para Bunda yang menyusui.

Tata cara qadha puasa bagi ibu menyusui

Dalam empat mazhab terbesar yang dianut umat Islam, berpendapat bahwa ibu menyusui diwajibkan berpuasa qadha. Tata cara jenis puasa pengganti utang Ramadhan ini, dilakukan sebanyak hari puasa yang ditinggalkan.

Puasa qadha harus dilakukan selepas Ramadhan, secara berturut-turut atau selang-seling. Asalkan utang puasanya diselesaikan tepat sebelum Ramadhan selanjutnya datang.

Tak hanya membayar fidyah, kewajiban lainnya untuk membayar utang puasa Ramadhan oleh ibu menyusui ialah dengan puasa qadha.

Seorang ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa baik setengah hari maupun penuh di waktu Ramadhan. Tetapi, perlu diingat untuk memperhatikan kondisi diri dan bayi yang dimiliki. Selain itu, baiknya juga lakukan konsultasi dengan dokter, demi puasa yang aman dan sehat.

Semoga informasi di atas tentang serba-serbi berpuasa bagi ibu menyusui di mata Islam dan medis, dapat bermanfaat untuk Bunda dan Si Kecil, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda