menyusui
Apakah Ibu Menyusui Boleh Puasa Ramadan? Hukum Puasa, Amalan & Manfaat
Minggu, 19 Mar 2023 10:25 WIB
Ramadan menjadi bulan paling dinanti-nanti umat muslim. Apalagi, banyak ibadah dengan tawaran pahala berlipat jika dikerjakan di bulan suci ini. Nah, apakah ibu menyusui boleh puasa Ramadan juga ya, Bunda? Yuk, cari tahu hukum puasa, amalan, & manfaat lebih lanjut, Bunda.
Puasa Ramadan merupakan puasa wajib yang dilaksanakan setiap kali datang bulan Ramadan. Jika ada seseorang yang sudah memenuhi syarat wajib puasa dan syarat sah puasa namun tidak menjalankan ibadah puasa Ramadan, dia berdosa besar.
Begitu juga dengan qadha puasa Ramadan. Misalnya Bunda pernah tidak puasa di bulan Ramadan sebab sakit atau malas dan sengaja tidak berpuasa, wajib bagi Bunda untuk meng-qadhanya. Yakni berpuasa di luar Ramadan sebanyak hitungan hari puasa yang ditinggalkan di saat Ramadan.
Tak terkecuali bagi ibu menyusui, mereka juga kerap ikut berpuasa di bulan Ramadan. Banyak dari ibu menyusui yang melakukan puasa di bulan ini. Sah-sah saja memang ibu menyusui berpuasa selama bulan Ramadan, namun agama Islam masih memberikan kelonggaran puasa dengan menggantinya di lain waktu atau membayarkan fidyah.
Hukum puasa, amalan, & manfaat puasa ibu menyusui
Bagi ibu menyusui yang tetap mau menyusui, sebuah kekhawatiran pun sering muncul. Apakah kondisi puasa akan mempengaruhi kandungan zat gizi dalam ASI nantinya atau tidak. Sejumlah ilmuwan di Sudan melakukan penelitian yang diterbitkan di Sudan Journal of Medical Sciences.
Sebanyak 20 wanita yang sedang menyusui dengan usia 18-38 tahun yang mayoritas ialah ibu rumah tangga, dilibatkan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 100 ml ASI selama puasa dan 2 minggu berikutnya.
ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan mineral dalam jumlah yang seimbang. Selama puasa, tubuh mengalami perubahan fisiologis untuk menyesuaikan dengan kondisi puasa, begitu juga kandungan ASI. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa selama puasa terjadi penurunan kadar laktosa, protein, sodium, kalsium, kalium, dan fosfat.
Sedangkan kadar air dan zat besi tidak berubah. Namun demikian, disimpulkan bahwa puasa Ramadan tidak memiliki efek yang signifikan terhadap komposisi makronutrien terhadap ASI yang dapat menghambat pertumbuhan bayi.
Walau ada beberapa zat gizi yang menurun, hal ini dapat diminimalkan dengan mengonsumsi protein berkualitas tinggi dan memperbanyak konsumsi sayuran hijau. Untuk mencegah kekurangan kalsium, para ahli juga menyarankan untuk mengonsumsi susu minimal 300 ml per hari seperti dikutip dari buku 35 Manfaat Puasa Bagi Manusia yang diterbitkan Pena Kreativa.
Bagi ibu menyusui dengan usia bayi < 6 bulan, dianjurkan tidak puasa dulu untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan kekurangan energi. Sedangkan setelah usia > 6 bulan dan bayi didukung dengan makanan pendamping ASI, Bunda lebih leluasa untuk melakukan ibadah puasa.
![]() |
Tips puasa untuk ibu menyusui
Agar puasa Ramadan ibu menyusui tetap lancar, yuk ikuti tips berikut ini ya, Bunda:
1. Tetap terhidrasi
Asupan air setiap hari sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Dianjurkan untuk minum sedikit demi sedikit saat buka dan sahur. Minum terlalu banyak menjelang puasa hanya akan mengisi kandung kemih dan segera buang air kecil sehingga ibu menyusui merasa lebih haus sepanjang hari.
2. Makan dengan bijaksana
Makan makanan yang seimbang termasuk protein dan karbohidrat kompleks selama sahur. Dan, makan dengan asupan seimbang guna memberikan energi yang dibutuhkan Bunda sepanjang puasa.
3. Buka puasa tepat waktu
Sebaiknya, ibu menyusui buka puasa tepat waktu dan tidak menundanya dengan mengonsumsi makanan alami berenergi agar cepat kembali energi. Sebagai pembuka, Bunda dapat memadukan kurma dengan susu.
4. Menyusui langsung
Bagi Bunda yang menyusui langsung sepanjang hari, beberapa orang melihat bahwa bayinya menjadi sedikit rewel di akhir puasa karena tubuh ibu terkena dampak puasa.
Selain itu, refleks pengeluaran ASI dapat melambat karena tekanan puasa. Saat menyusui pada titik ini, kompresi payudara saat menyusui akan membantu mengeluarkan ASI dari bagian belakang payudara. Ibu akan melihat transfer ASI yang lebih baik yang dapat memuaskan bayi lebih cepat.
5. Memerah ASI
Memerah ASI bagi ibu menyusui yang terpisah dari bayinya sangatlah penting. Beberapa Bunda tidak menemukan perubahan sama sekali dalam hal jumlah ASI yang diperah, terutama pada paruh pertama hari itu.
Namun, beberapa mungkin menemukan bahwa hasil ASI perahnya pada akhir lebih rendah jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Saat ini terjadi, tetaplah tenang dan memahami bagaimana produksi ASI. Ketika ASI diperah dari payudara secara teratur, suplai ASI baru akan diproduksi.
Namun, ketika jumlah cairan tubuh berkurang sebagai bagian dari efek puasa, jumlah ASI bisa lebih sedikit rendah daripada biasanya.
Kapan saja selama hari puasa saat seorang ibu merasa terlalu lesu, penting baginya untuk mempertimbangkan dengan cermat kondisinya, serta kondisi bayinya, sebelum memutuskan untuk melanjutkan puasa. Konsultasikan dengan ulama dan dokter, tentang bagaimana menghadapi situasi seperti itu.
Oh iya, Bunda mengenai amalan yang bisa dilakukan di bulan Ramadan sangatlah banyak ya, Bunda. Jika Bunda sedang melewati masa nifas ataupun menyusui dapat memanfaatkan waktu dengan berbagai hal yang manfaat.
Misalnya saja menimba ilmu, beramal ma'ruf nahi munkar, serta melaksanakan berbagai ketaatan sekaligus meminimalisasi kemaksiatan karena setiap amal kebaikan di Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan video tentang 8 makanan penting untuk ibu menyusui yang berpuasa:
(pri/pri)