
menyusui
Ketahui Aroma ASI Normal dan Cara Menjaga Kualitasnya
HaiBunda
Kamis, 06 Jun 2024 16:05 WIB

Daftar Isi
Para ibu sering terlupa mengecek kualitas ASI perah secara berkala sebelum diberikan pada Si Kecil. Padahal, risiko ASI yang rusak bisa terjadi kapan saja. Ketahui aroma ASI normal dan cara menjaga kualitasnya agar nutrisi untuk Si Kecil terjaga sempurna ya, Bunda.
ASI yang normal biasanya memiliki aroma khas dan rasa sedikit manis. Hal ini tentu berbeda ketika aroma ASI cukup menyengat ketika dicium. Ini artinya, ASI tersebut sudah rusak dan sebaiknya tidak diberikan pada Si Kecil ya, Bunda.
Aroma ASI yang normal
Kebanyakan ibu mengatakan bahwa aroma ASI seperti halnya susu sapi namun terkadang lebih lembut dan manis. Tetapi, ada juga yang mengatakan kalau ASI mereka terkadang beraroma sabun. Biasanya, hal ini disebabkan tingginya tingkat lipase, enzim yang membantu memecah lemak, seperti dikutip dari laman Healthline.
Seperti diketahui bahwa ASI yang telah dibekukan dan dicairkan mungkin memiliki aroma yang sedikit asam dan hal ini merupakan hal yang normal. ASI yang tidak benar-benar asam, akibat ASI yang dipompa dan kemudian tidak disimpan dengan benar akan berbau tidak enak, seperti saat susu sapi menjadi asam.
Sementara dari sisi rasa, ASI rasanya sebenarnya seperti susu tetapi mungkin jenisnya berbeda dari susu yang biasa dibeli di toko. Deskripsi yang paling populer ialah seperti halnya susu almond yang sangat manis. Rasanya pun dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi ibu.
Dan dari segi tekstur, ASI biasanya sedikit lebih encer dan ringan dibandingkan susu sapi. Banyak ibu menggambarkan tingkat keenceran tersebut seperti halnya susu sapi yang encer.
Meski demikian, kandungan ASI sangatlah lengkap karena mengandung air, lemak, protein, dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh. ASI juga memiliki hormon pertumbuhan untuk perkembangan otak, dan juga sifat anti-infeksi untuk melindungi bayi yang rentan dari penyakit yang diderita oleh anak.
Cara menjaga kualitas ASI agar tetap berkualitas dan tidak bau
Kualitas ASI memang perlu dijaga sebaik mungkin agar nutrisi di dalamnya tidak rusak ya, Bunda. Karenanya, penting bagi ibu menyusui yang memerah ASI untuk senantiasa memperhatikan proses penyimpanan ASI sebelum dan sesudah dibekukan.
ASI sedianya dapat disimpan pada suhu ruangan, di lemari es, atau di dalam freezer. Dan, berapa lama Bunda dapat menyimpan ASI tersebut akan bergantung pada lokasi dan wadah yang digunakan.Â
Dalam kebanyakan kasus, Bunda sebaiknya menyimpan 2 hingga 4 ons ASI sekaligus. Rata-rata, ini adalah jumlah susu yang dikonsumsi bayi dalam sekali menyusui. Menyimpan jumlah yang lebih kecil, yaitu 1 hingga 2 ons, juga dapat berguna ketika Bunda perlu memberikan camilan yang lebih kecil atau untuk bayi yang berusia kurang dari 6 minggu.
Wadah yang dapat digunakan untuk menyimpan ASI antara lain kaca dan wadah plastik bersisi keras, serta plastik ASI lainnya yang memang aman digunakan khusus untuk wadah ASI.
Saat menyimpan ASI, penting untuk memberi label pada setiap wadah dan mencantumkan tanggal pemerahan dan jumlah susu dalam setiap wadah. Gunakan susu yang terlebih dahulu diperah untuk menjaga persediaan ASI tetap segar dan menghindari susu kedaluwarsa atau asam seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.
Menyimpannya dalam jumlah yang lebih kecil dapat bermanfaat karena dapat dihangatkan dengan cepat dan dapat membantu mengurangi jumlah yang Bunda buang. Hal ini sangat penting terutama jika menyangkut susu yang telah Bunda bekukan dan kemudian dicairkan. Susu yang dicairkan atau dihangatkan memiliki umur simpan yang jauh lebih pendek dibandingkan jika disimpan di lemari es.Â
ASI dapat disimpan hingga empat hari dalam lemari es standar, tiga hingga empat bulan di dalam freezer kulkas standar, 6-12 bulan dalam freezer dalam yang terpisah, dan dalam tas pendingin berinsulasi dengan kantong es beku hingga 24 jam saat bepergian.
![]() |
Bolehkah ASI berbau diberikan kepada bayi?
Pemberian ASI memang sebaiknya senantiasa diperhatikan ya, Bunda. ASI yang berbau menyengat tentunya tidak direkomendasikan diberikan pada Si Kecil.
Apalagi, bayi baru lahir memiliki sistem pencernaan yang sangat lemah dan daya tahan tubuh yang buruk, sehingga jika Bunda tidak berhati-hati dalam menyusui bayi, ASI yang rusak atau terlambat akan menimbulkan bahaya tertentu bagi bayi. Beberapa konsekuensi umum yang dapat terjadi yakni sebagai berikut:
1. Diare
Mirip dengan orang dewasa yang mengonsumsi makanan kedaluwarsa, gangguan pencernaan. Bayi yang diberi ASI basi mungkin akan segera mengalami diare.Â
2. Muntah
Selain sakit perut, muntah juga merupakan tanda adanya gangguan pencernaan, baik pada orang dewasa maupun bayi.Â
3. Kram perut
Bayi yang menggunakan ASI basi, kedaluwarsa, atau menggumpal dapat menyebabkan kram perut, kembung, kembung, sakit perut, dan rewel seperti dikutip dari laman Vinmec.
4. Keracunan makanan
ASI yang rusak akan terkontaminasi sehingga menyebabkan bayi tertular bakteri dan mengalami diare serta muntah-muntah. Yang lebih berbahaya adalah menyebabkan keracunan makanan, yang dapat membahayakan nyawa anak-anak.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Perlukah Mencatat Waktu atau Jam Perah pada Kantong ASI?

Menyusui
Bayi Bisa Mencium Bau ASI Bundanya, Simak Fakta Menariknya!

Menyusui
Bolehkah ASI Perah yang Sudah Diminum Disimpan di Kulkas? Bunda Menyusui Perlu Tahu

Menyusui
Bau ASI seperti Besi, Ketahui Penyebab dan Cara Menyimpan yang Benar

Menyusui
Hati-hati Pilih Deodoran & Parfum, Bisa Bikin Bayi Mogok Nyusu


5 Foto
Menyusui
5 Potret Kiki Amalia Pamerkan Hasil ASI Perah untuk Baby Aleesya yang Berusia 2 Bulan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda