Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Alasan Bayi ASI Jarang Buang Air Besar (BAB) dan Batas Aman Tidak Sembelit

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 09 Jun 2024 11:19 WIB

bayi menangis
Alasan Bayi ASI Jarang Buang Air Besar (BAB) dan Batas Aman Tidak Sembelit/Foto: Getty Images/miodrag ignjatovic
Daftar Isi
Jakarta -

Tak sedikit bayi yang kuat menyusu tetapi malah jarang BAB. Hmm, kira-kira apa sih, alasan bayi ASI jarang buang air besar (BAB) dan sejauh mana batas aman tidak sembelit, Bunda?

Ada banyak penyebab bayi jarang BAB terutama pada bayi yang menyusu atau mendapatkan ASI. Karena itu, para ibu menyusui perlu mengetahui penyebabnya agar bisa memberikan pengobatan dan perubahan nutrisi yang tepat.

Penyebab bayi ASI jarang BAB

ASI memang sangat baik bagi pencernaan bayi dan bahkan dianggap sebagai pencahar alami. Tidak heran, bayi yang diberi ASI cenderung lebih banyak BAB dibandingkan bayi yang diberi susu formula pada beberapa hari pertama setelah lahir.

Namun, setelah 3 hingga 6 minggu, bayi yang diberi ASI cenderung buang air besar lebih sedikit (mungkin 1 atau 2 kali per minggu) dibandingkan bayi yang diberikan susu formula. Hal ini mungkin tampak mengkhawatirkan tetapi sebenarnya masih dalam batas normal ya, Bunda, seperti dikutip dari laman Vinmec.

Jika Bunda perhatikan, bayi yang mendapat ASI dan BAB lebih sedikit, bukan berarti anak tersebut mengalami sembelit kecuali jika feses Si Kecil keras sehingga membuat anak sulit BAB. 

Bagi Bunda yang terus memberikan ASI pada Si Kecil, tidak perlu khawatir ya, Bunda. Sebab, bayi yang mendapatkan ASI jarang mengalami sembelit, Bun. Namun, beberapa kondisi memang dapat menyebabkan bayi jadi jarang BAB. Berikut ini beberapa penyebabnya ya, Bunda:

1. Kurangnya serat dalam makanan 

Sembelit bisa terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Jika seorang anak diberikan makanan padat seperti sereal, gandum, atau kacang-kacangan yang tidak mengandung serat, kekurangan nutrisi ini dalam makanannya menyebabkan kurangnya serat pada tinja anak sehingga membuat anak mengalami jarang BAB.

2. Dehidrasi

Ketika anak mengalami gangguan kesehatan seperti pilek, batuk, nasofaringitis, atau gangguan tumbuh gigi, anak mengalami demam, diare, dehidrasi, dan kemungkinan jarang BAB atau sembelit.

3. Susu formula

Terkadang, bayi diberi susu formula karena kekurangan atau kekurangan ASI, yang juga dapat menyebabkan jarang BAB. Susu formula lebih sulit dicerna dibandingkan ASI, itulah sebabnya susu formula dapat menyebabkan tinja bayi menjadi sangat banyak dan keras. Bayi yang alergi protein susu juga akan mengalami konstipasi bila diberikan susu formula.

4. Kondisi cuaca yang tidak mendukung

Cuaca panas dan lembap dapat menyebabkan bayi mengeluarkan banyak keringat sehingga berujung pada dehidrasi. Oleh karena itu, kurangnya kandungan air pada tubuh anak dapat menyebabkan mereka jarang BAB dan bahkan sembelit.

5. Kebiasaan makan ibu

Buang air besar bayi terkadang juga bergantung pada kebiasaan makan ibu. Pola makan seorang ibu dapat menentukan kesehatan bayinya. Jika pola makan ibu kurang serat dan kelebihan zat besi, bayi juga bisa mengalami BAB yang jarang dan juga sembelit.

Newborn crying, sleep of children. Tired Mother with Upset Baby Suffering with Post Natal Depression.Alasan Bayi ASI Jarang Buang Air Besar (BAB) dan Batas Aman Tidak Sembelit/ Foto: Getty Images/Nelly Senko

Batas aman bayi ASI jarang BAB?

Semua bayi memang unik ya, Bunda. Tidak saja kebiasaan mereka tetapi juga urusan seberapa sering BAB. Memang, sebagian bayi kerap jarang BAB dan membuat para ibu khawatir. Sementara, sebagian lainnya BAB dengan lancar setiap kali selesai menyusu. 

Mengenai seberapa sering bayi baru lahir BAB, sekali dalam 7 hari, atau 7 kali dalam sehari keduanya baik-baik saja ya, Bunda. Asalkan, bayi tetap tumbuh, tetap ceria, dan sehat. Meskipun jumlah BAB tidak menentukan, jika bayi tampak kesakitan saat mencoba BAB atau kotorannya sangat keras dan kering, Bunda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Bayi sehat di bawah 6 bulan terkadang bisa mengejan dan menangis sebelum BAB. Hal ini dikenal sebagai 'dyschezia' dan kecuali jika kotorannya juga keras, hal ini bukanlah konstipasi dan akan hilang dengan sendirinya. 

Feses bayi juga akan berubah seiring waktu serta pertumbuhan dan perkembangannya dan juga perubahan pola makannya, seperti dikutip dari laman Pregnancybirthbaby.

Kapan perlu menemui dokter?

Bayi yang jarang BAB lambat laun juga bisa berisiko mengalami sembelit. Biasanya, sembelit pada bayi memang sering terjadi ya, Bunda. Tetapi, seringkali hal ini akan berlalu tanpa intervensi.

Jika Bunda khawatir bayi mengalami sembelit, melihatnya tidak nyaman atau kesakitan, dokter akan menilai kondisi tersebut dan merekomendasikan strategi yang aman untuk bayi. Dokter juga akan memutuskan perawatan medis yang mungkin dilakukan berdasarkan keadaan bayi Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda