Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Penyebab BAB Bayi ASI Berwarna Kuning dan Encer, Apakah Tanda Alami Diare?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 10 Jun 2024 11:00 WIB

7 Ciri-Ciri Ruam Popok Akan Sembuh Sebelum ke Dokter, Jangan Panik Dulu Bun
Penyebab BAB Bayi ASI Berwarna Kuning dan Encer, Apakah Tanda Alami Diare?/Foto: Getty Images/iStockphoto/globalmoments
Daftar Isi
Jakarta -

Warna dan tekstur BAB pada bayi memang kerap berubah-ubah ya, Bunda. Tak jarang, feses mereka pun lebih berair daripada biasanya. Lantas, apa penyebab BAB bayi ASI berwarna kuning dan encer, apakah tanda bayi alami diare ya, Bun?

Frekuensi bayi BAB setiap harinya memang akan terus meningkat sejak mereka lahir. Di awal kelahirannya, bayi mungkin hanya BAB sekali atau dua kali sehari saja. Kemudian, durasinya meningkat hingga 5-10 kali sehari pada saat mereka berusia satu minggu. 

Saat bayi bertumbuh dan makan lebih banyak, ia pun akan mulai BAB lebih sedikit, sehingga pada usia 6 minggu ia hanya BAB sekali setiap beberapa hari, seperti dikutip dari laman Whattoexpect.

Selain itu, warna dan konsistensi feses bayi baru lahir juga bervariasi tergantung dari apalah Bunda sedang menyusui atau memberikan mereka susu formula. Kotoran bayi yang diberi ASI cenderung lembek, kumuh, bahkan terkadang encer. Dan, kotoran bayi baru lahir yang diberi susu formula lebih kental dan terbentuk sempurna.

BAB bayi ASI berwarna kuning dan encer

Sekitar hari ketiga dan keempat kehidupan bayi baru lahir, setelah semua mekonium keluar, Bunda akan melihat apa yang disebut dengan feses transisi. Ini tandanya bayi Bunda mulai mencerna ASI atau susu formula dan beralih ke kotoran bayi normal. Kotoran ini akan berwarna lebih terang, kuning kehijauan atau cokelat, dan teksturnya encer serta berbutir.

Pada bayi yang mendapat ASI, kotorannya kerap terlihat seperti mustard. Warnanya biasanya berwarna kuning, hijau atau coklat muda. Konsistensinya akan encer, bahkan encer, dan terkadang berbiji, lembek, kental, lembut, pucat, atau menggumpal.

Bagaimana ciri BAB bayi diare?

Bayi yang baru lahir biasanya memiliki kotoran yang lembut dan licin, terutama jika ia hanya diberi ASI. Mereka juga banyak buang air besar, terkadang beberapa kali sehari. Jadi sulit untuk mengetahui apakah mereka menderita diare atau tidak.

Namun, jika feses bayi sangat encer atau ukurannya lebih besar bahkan mungkin bocor dari popoknya dan lebih sering dari biasanya, ia mengalami diare.

Jika bayi diberi susu formula sebagian atau seluruhnya, kotorannya mungkin lebih encer atau encer. Susu formula biasanya membuat kotoran bayi lebih kencang dan berwarna cokelat muda. Diare pada bayi yang diberi susu formula akan tetap encer, meski warnanya bisa berbeda-beda seperti feses pada umumnya.

Penyebab bayi diare

Ada banyak penyebab diare pada bayi. Sebagian besar gejala ini umum terjadi dan hilang dengan sendirinya. Diare pada bayi biasanya tidak berlangsung lama. Dalam kasus yang jarang terjadi, diare mungkin merupakan tanda ada sesuatu yang tidak beres, dan bayi mungkin memerlukan pengobatan.

Sebuah penelitian medis terhadap 150 bayi menemukan bahwa bayi yang diberi ASI hanya mengalami lebih sedikit diare dibandingkan bayi yang diberi susu formula sebagian atau seluruhnya. Sekitar 27 persen bayi yang mendapat ASI sering mengalami diare, sedangkan hampir 72 persen bayi yang mendapat susu formula eksklusif sering mengalami diare.

Di luar itu, masih banyak alasan mengapa bayi Bunda bisa terkena diare meskipun Bunda sedang menyusuinya. Ini termasuk diantaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1. Perubahan pola makan

Jika Bunda sedang menyusui bayi, perubahan pola makan dapat memicu diare pada bayi. Misalnya, jika Bunda makan banyak makanan pedas atau makanan penutup manis pada suatu malam, hal ini mungkin akan mengubah ASI. Hal ini dapat membuat perut bayi keroncongan dan mengeluarkan ASI terlalu cepat sehingga menyebabkan diare.

2. Obat-obatan

Jika Bunda mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik, obat-obatan ini juga dapat masuk ke dalam ASI dan memicu diare pada bayi. Beberapa suplemen nutrisi seperti vitamin dan bubuk protein mungkin juga bocor ke dalam ASI dan membuat perut bayi kembung seperti dikutip dari laman Healthline.

Saat Bunda menyusui, dapat diasumsikan bahwa semua yang Bunda konsumsi dapat mengubah ASI. Perubahan kecil saja dapat memicu diare pada perut bayi yang sensitif, meskipun hal ini tidak sering terjadi.

Cara mengatasi bayi diare

Diare memang tidak selalu bisa dihentikan secepatnya tetapi mencegahnya agar tidak terlalu parah bisa dilakukan melalui pengobatan rumahan ya, Bunda. Dalam kebanyakan kasus, diare pada bayi akan membaik dengan sendirinya dan bayi tidak memerlukan perawatan medis. Berikut yang bisa Bunda lakukan di rumah saat Si Kecil mengalami diare:

1. Jagalah agar bayi tetap terhidrasi. Tetaplah menyusui jika Bunda sedang menyusui. Jika Bunda memberi susu formula, buatlah susu formula seperti biasa dan berikan bayi.
2. Tanyakan kepada dokter anak tentang minuman elektrolit untuk bayi. Ini dapat membantu menggantikan cairan dan garam yang hilang saat bayi mengalami diare. Namun perlu diperhatikan bahwa pada kasus diare normal, ASI atau susu formula saja sudah cukup.
3. Gantilah popok bayi Bunda sesering mungkin. Usahakan untuk menjaganya sekering mungkin untuk membantu mencegah ruam popok.
4. Jika Si Kecil mengonsumsi makanan padat, berikan ia sedikit makanan yang dapat membantu meredakan diare. Seperti misalnya biskuit, sereal, semacam spageti, dan pisang

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda