Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Pelekatan Menyusui Mampu Bentuk Karakter Anak, Bangun Kepercayaan Antara Bunda & Si Kecil

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 12 Jun 2024 14:23 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui
Pelekatan Menyusui Mampu Bentuk Karakter Anak, Bangun Kepercayaan Antara Bunda & Si Kecil/Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Jakarta -

Menyusui memiliki peran besar bagi tumbuh kembang anak. Katanya, berawal dari pelekatan menyusui berperan besar bentuk karakter anak lho, Bunda. 

Berbicara mengenai menyusui ternyata momen ini tidak saja agenda untuk pemberian nutrisi pada Si Kecil semata. Lebih dari itu, menyusui juga dapat membantu perkembangan keterikatan melalui interaksi intim yang teratur antara ibu dan anak. 

Hal tersebut tidak saja menciptakan ketenangan pada anak, tetapi juga membuat mereka rileks dan menjadi pereda stres bagi ibu. Melansir Ncbi, menyusui dapat menenangkan dan memberikan analgesia pada bayi, terbukti dengan berkurangnya laju jantung dan metabolisme serta berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri saat menyusu.

Apakah pelekatan menyusui berpengaruh pada karakter anak?

Sebagai bagian dari menyusui, pelekatan yang baik tentunya dapat melancarkan agenda menyusui. Selain meminimalisir rasa sakit di puting, pelekatan yang tepat juga membantu keluarnya ASI secara maksimal. 

Perlu diketahui bahwa kontak kulit ke kulit memiliki arti penting dalam membentuk keterikatan antara ibu dan bayi. Praktik intim ini, yang seringkali dibarengi dengan menyusui, memiliki kemampuan untuk memulai ikatan emosional yang mendalam.

Dalam momen skin to skin, kedekatan fisik memicu memicu pelepasan oksitosin yang biasa disebut dengan “hormon pengikat”. Respons biologis ini menimbulkan kenyamanan, keamanan, dan hubungan yang mendalam. 

Hasil penting dari interaksi tersebut adalah penguatan penerimaan ibu terhadap isyarat dan kebutuhan bayinya. Kedekatan fisik dan kontak kulit langsung memfasilitasi peningkatan kesadaran terhadap sinyal nonverbal bayi, sehingga menumbuhkan pemahaman intuitif tentang kebutuhan mereka. 

Responsif yang peka ini menjadi sangat penting dalam membangun kepercayaan dan keintiman emosional ketika ibu belajar untuk segera menafsirkan dan memenuhi kebutuhan bayinya seperti dikutip dari laman Cureus.

Di luar dimensi emosionalnya, kontak kulit ke kulit mempunyai peran praktis dalam memfasilitasi keberhasilan menyusui. Kedekatan pada momen-momen ini dapat memicu refleks menyusu alami bayi, yang sering kali menghasilkan proses pelekatan yang lebih lancar dan sesi menyusui yang lebih efektif. Hal ini menunjang kebutuhan nutrisi bayi dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak. 

Dampak jangka panjang dari kontak kulit-ke-kulit adalah terbentuknya ikatan ibu dan bayi yang kuat dan bertahan lama. Fondasi kepercayaan dan keintiman yang dipupuk melalui interaksi ini merupakan landasan bagi keterikatan yang aman. Penelitian telah menunjukkan bahwa praktik skin-to-skin di awal masa pasca persalinan dapat berkontribusi terhadap hasil perkembangan yang lebih positif, termasuk peningkatan pertumbuhan kognitif dan emosional.

Selain manfaat tersebut, pelekatan saat menyusui juga dapat mengembangkan keterikatan yang aman dan regulasi emosional pada anak. Seperti diketahui bahwa keterikatan yang aman mengacu pada hubungan emosional dan ikatan antara bayi dan pengasuh utamanya, biasanya ibu. Kelekatan ini ditandai dengan anak merasa aman, dicintai, dan percaya diri dengan kehadiran pengasuhnya. 

Bayi dengan kelekatan aman secara aktif mengeksplorasi lingkungannya dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat. Mereka memiliki dasar kepercayaan yang memungkinkan mereka mencari kenyamanan dan dukungan dari pengasuhnya saat dibutuhkan. Menyusui berkontribusi pada pengembangan keterikatan yang aman melalui interaksi yang konsisten dan responsif antara pengasuh dan bayi. 

Saat seorang ibu menyusui, ia mendekap bayinya erat-erat, memberikan kedekatan fisik, kontak mata, dan kontak kulit ke kulit. Interaksi ini menumbuhkan rasa keintiman dan hubungan antara pengasuh dan bayi, membantu bayi membangun ikatan emosional yang kuat.

Aktivitas menyusui juga melibatkan pelepasan hormon seperti oksitosin, yang sering disebut sebagai 'hormon cinta'. Oksitosin meningkatkan perasaan hangat dan hubungan antara ibu dan bayi. Interaksi positif dan pengalaman emosional ini menciptakan landasan bagi pemahaman bayi tentang hubungan, membentuk dasar bagi interaksi sosial di masa depan.

Secara regulasi emosional, hal ini mengacu pada pengelolaan dan pengendalian emosi seseorang sebagai respons terhadap situasi yang berbeda. Ini adalah keterampilan penting untuk kesejahteraan emosional dan interaksi sosial yang sehat secara keseluruhan.

Bayi dilahirkan dengan kemampuan pengaturan emosi yang terbatas dan sangat bergantung pada pengasuhnya untuk membantunya mengatur emosinya. Menyusui berperan dalam mengembangkan keterampilan pengaturan emosi dengan memberikan sumber kenyamanan dan ketenangan selama masa-masa sulit. 

Saat bayi disusui, mereka merasakan kedekatan fisik, kehangatan, dan makanan, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Mengisap saat menyusui juga memberikan efek menenangkan pada sistem saraf bayi. Melalui interaksi menyusui yang konsisten, bayi belajar bahwa pengasuhnya adalah sumber kenyamanan dan dukungan yang dapat diandalkan.

Pemahaman ini menumbuhkan rasa aman, yang memungkinkan bayi mengembangkan kemampuan menenangkan diri dan mengatur emosinya secara bertahap. Seiring berjalannya waktu, bayi mulai menginternalisasikan pengalaman dan strategi ini, berkontribusi pada pertumbuhan ketahanan emosional dan keterampilan pengaturan diri mereka.

Nah, itulah mengapa menyusui dan pelekatan yang baik sangat penting dilakukan agar semua manfaat tersebut bisa didapat. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda