Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

ASI Keluar Hanya Sedikit Apakah Bayi Kenyang? Simak Faktanya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 07 Jul 2024 11:40 WIB

Ilustrasi Ibu dan Anak Menyusui
ASI Keluar Hanya Sedikit Apakah Bayi Kenyang? Simak Faktanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Akacin Phonsawat
Daftar Isi
Jakarta -

Minimnya ASI membuat ibu menyusui jadi stres berat. Lantas, apakah ASI keluar hanya sedikit membuat bayi kenyang ya, Bunda?

Terkadang, keterlambatan waktu keluarnya ASI berubah menjadi masalah berkelanjutan yang menyebabkan rendahnya produksi ASI. Permasalahan ini pun akhirnya menimbulkan kekhawatiran bagi para ibu menyusui terhadap produksi ASI mereka. Meskipun sebenarnya, kondisi ini normal terjadi pada sebagian ibu menyusui.

Mengapa ASI keluar hanya sedikit?

Payudara yang tidak terasa penuh tidak menandai bahwa produksi ASI-nya sedikit ya, Bunda. Penting diketahui bahwa sebenarnya sekitar beberapa minggu hingga satu bulan setelah kelahiran, payudara ibu menyusui akan terasa lebih lembut dan tampak lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Hal ini normal dan bukan berarti persediaan ASI terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Selain itu, bayi terkadang meningkatkan frekuensi menyusunya untuk meningkatkan suplai ASI. Ini disebut cluster feeding dan merupakan kondisi yang normal serta tidak berarti menandakan ada masalah dengan persediaan ASI Bunda. Masalah pasokan ASI yang sebenarnya ialah saat kondisi tersebut menyebabkan bayi menunjukkan tanda-tanda lapar, rewel, atau penambahan berat badan yang buruk seperti dikutip dari laman Nationwidechildrens.

Beberapa kondisi memang menjadikan ibu menyusui mengalami keterlambatan keluarnya ASI dan akhirnya berdampak pada keberlanjutan produksi ASI mereka. Penyebabnya diantaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1. Kondisi pasca melahirkan, seperti operasi caesar, kelahiran prematur, stres saat melahirkan, dan obat-obatan tertentu.
2. Perdarahan berlebihan (perdarahan pasca melahirkan yang parah).
3. Sebagian potongan plasenta tetap berada di tubuh ibu yang menyusui.
4. Kondisi tiroid, sindrom ovarium polikistik, diabetes, atau obesitas.
5. Operasi payudara yang pernah dilakukan yang memotong sebagian saraf, jaringan pembuat susu, atau saluran susu.
6. Jaringan payudara kelenjar tidak cukup.
7. Obat-obatan dan herbal.
8. Kontrasepsi hormonal terutama untuk alat KB yang mengandung estrogen.
9. Jarang menyusui atau memompa ASI.
10. Terkena sakit.
11. Alami stres.
12. Jalani kehamilan.

Apa yang harus dilakukan saat ASI keluar sedikit?

Jika produksi ASI yang rendah tampaknya menjadi masalah, namun bayi Bunda tampaknya menyusu dengan efektif, bicarakan dengan dokter atau konselor laktasi mengenai masalah tersebut ya, Bunda. Kemungkinan, saran berikut ini akan diberikan untuk mengatasi kondisi yang Bunda alami:

1. Pastikan bayi melekat dengan baik dan Bunda serta bayi  berada pada posisi yang nyaman.
2. Tawarkan kedua payudara setiap kali menyusui. Biarkan bayi tetap menyusu pertama kali selama ia masih menyusu dan menelan. Tawarkan payudara kedua saat bayi melambat atau berhenti menyusu pada payudara pertama.
3. Sering-seringlah menyusui. Tingkatkan frekuensi menyusui atau memompa menjadi 10 hingga 12 kali dalam 24 jam.
4. Tingkatkan jumlah kontak kulit ke kulit yang Bunda lakukan dengan bayi. Lepaskan baju Bunda dan baju bayi lalu letakkan bayi Bunda di dada dengan sprei atau baju menutupi keduanya.
5. Cek riwayat kesehatan Bunda dengan dokter atau konselor laktasi. Hal ini dapat membantu untuk mengetahui apakah ada kondisi kesehatan, pengobatan, atau obat yang mengganggu produksi ASI.

Tanda bayi mendapatkan cukup ASI

Saat pertama kali mulai menyusui, Bunda mungkin bertanya-tanya apakah bayi Bunda mendapat cukup ASI. Menjawab kondisi ini, mungkin perlu beberapa saat sebelum Bunda merasa yakin bahwa bayi mendapatkan apa yang dibutuhkannya.

Pemberian ASI eksklusif (hanya ASI) dianjurkan selama sekitar 6 bulan pertama kehidupan bayi. Sehingga, bayi hanya butuh ASI dalam memenuhi nutrisinya. Ketika Bunda memperkenalkan susu botol nantinya hanya akan mengurangi jumlah ASI yang Bunda produksi. Karenanya, selalu tingkatkan produksi ASI agar kebutuhan bayi senantiasa terpenuhi dengan baik seperti dikutip dari laman Healthy Children.

Berikut ini tanda-tanda bayi mendapat cukup ASI yang perlu Bunda ketahui:

1. Bayi mulai menyusu dengan beberapa kali isapan cepat diikuti dengan isapan yang panjang dan berirama serta menelan dengan jeda sesekali.
2. Bunda dapat mendengar dan melihat bayi menelan.
3. Pipi bayi tetap membulat, tidak cekung, saat menyusu.
4. Mereka tampak tenang dan santai saat menyusu.
5. Bayi akan lepas dari payudaranya sendiri setelah selesai menyusu.
6. Mulut mereka terlihat lembab setelah disusui.
7. Bayi tampak puas dan puas setelah sebagian besar menyusu.
8. Payudara terasa lebih lembut setelah disusui.
9. Puting Bunda terlihat kurang lebih sama setelah disusui, tidak rata, terjepit, atau putih.
10. Bunda mungkin merasa mengantuk dan rileks setelah menyusui.

Mengenali tanda bayi mendapatkan cukup ASI setidaknya membuat Bunda lebih tenang. Dengan begitu, Bunda tidak merasa khawatir apakah pasokan ASI yang Bunda produksi cukup atau tidak untuk kebutuhan bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda