HaiBunda

MENYUSUI

Radang Kelenjar Susu: Definisi, Ciri Gejala, Penyebab & Cara Membedakan dengan Benjolan Kanker

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 23 Aug 2024 14:20 WIB
H2: Berapa Kelenjar Susu Dialami setelah Melahirkan?/Foto: Getty Images/PonyWang
Jakarta -

Radang kelenjar susu menjadi keluhan umum para ibu menyusui. Cari tahu yuk, ciri dan penyebabnya serta cara membedakannya dengan benjolan kanker.

Mastitis atau radang kelenjar susu merupakan pembengkakan dan kemerahan pada jaringan payudara. Terkadang, kondisi ini juga menjadikannya infeksi. 

Apa itu radang kelenjar susu atau mastitis?

Mastitis biasa terjadi ketika payudara Bunda membengkak, panas, dan terasa nyeri. Biasanya, radang ini hanya menyerang satu payudara saja dan gejalanya sering kali muncul dengan cepat. Mastitis atau radang kelenjar payudara juga menyebabkan pembengkakan dan kemerahan serta dapat menyebabkan nyeri dan kehangatan pada payudara. Selain itu, infeksi yang mungkin terjadi dapat menyebabkan demam dan menggigil, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.


Pada ibu menyusui radang kelenjar payudara atau mastitis disebut mastitis laktasi. Kondisi ini sangat membuat busui tidak nyaman dan kerap membuat busui menyapih bayinya lebih awal dari yang seharusnya. Namun, tetap menyusui sebenarnya jauh lebih baik untuk Bunda dan juga Si Kecil. Bahkan, ini juga berlaku ketika Bunda mengonsumsi antibiotik.

Jenis radang kelenjar susu atau mastitis

Radang kelenjar payudara atau mastitis adalah jenis infeksi payudara yang umum. Mastitis terutama terjadi selama menyusui karena puting susu dapat retak, sehingga bakteri dapat masuk ke payudara.

Saluran susu juga dapat tersumbat karena pengosongan payudara yang tidak tuntas atau tekanan berlebih pada payudara. Saluran susu yang tersumbat memungkinkan bakteri berkembang biak, yang dapat menyebabkan infeksi.

Ada beberapa jenis infeksi payudara, termasuk di antaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1.   Mastitis non infeksi

Mastitis non infeksi dapat terjadi ketika saluran atau lobus susu tidak mengalir dengan baik dan menjadi meradang. Bunda secara umum tetap merasa sehat. Tetapi, ada juga gejala yang dirasakan secara bertahap seperti payudara terasa panas dan nyeri (terutama di salah satu area payudara), suhu sedikit meningkat hingga 38.3 derajat celcius, dan lainnya seperti dikutip dari laman Hse.

2. Mastitis infeksi

Berbeda dengan mastitis non infeksi, pada kasus mastitis infeksi, payudara mungkin akan terasa nyeri, panas, dan bengkak. Gejala lainnya yang meliputi di antaranya demam atau suhu tinggi (38.8 derajat Celcius atau bisa lebih tinggi), menggigil, gejala mirip flu (nyeri dan pegal di sekujur tubuh), merasa tidak enak badan secara umum, dan lainnya.

mastitis/ Foto: Getty Images/ Orbon Alija

Penyebab radang kelenjar susu

Ada banyak penyebab radang kelenjar susu atau mastitis yang menghampiri busui ya, Bunda. Biasanya, penyebab utamanya yakni ASI terperangkap di payudara dan kemudian menyebabkan munculnya radang kelenjar susu atau mastitis. Selain itu, penyebab lainnya meliputi hal-hal berikut ini ya, Bunda:

1. Saluran susu yang tersumbat

Jika payudara tidak kosong sepenuhnya selama menyusui, salah satu saluran susu dapat tersumbat. Kemudian ASI menumpuk, yang menyebabkan infeksi payudara.

2. Kuman masuk ke payudara

Kuman dari permukaan kulit dan mulut bayi dapat masuk ke saluran susu. Hal ini dapat terjadi melalui retakan pada kulit puting susu atau melalui lubang saluran susu. Kuman dapat tumbuh dalam ASI yang tertahan di payudara yang tidak kosong.

Ciri-ciri gejala radang kelenjar susu

Mastitis atau radang kelenjar susu biasanya ditandai dengan berbagai ciri-ciri gejala yang muncul dengan cepat. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Area bengkak pada payudara yang mungkin terasa panas dan nyeri saat disentuh. Area tersebut mungkin menjadi merah, tetapi akan lebih sulit dilihat jika Bunda berkulit hitam atau cokelat seperti dikutip dari laman Nhs.
2. Benjolan payudara berbentuk baji atau area keras pada payudara.
rasa nyeri terbakar di payudara yang mungkin terus-menerus atau hanya terjadi saat Bunda menyusui.
3. Keluarnya cairan dari puting susu, yang mungkin berwarna putih atau mengandung bercak darah.
4. Bunda mungkin juga mengalami gejala seperti flu, seperti nyeri, suhu tinggi, menggigil, dan kelelahan.

Mengapa kelenjar susu dialami setelah melahirkan?

Radang Kelenjar Susu atau mastitis merupakan kondisi umum yang terjadi pada ibu menyusui. Biasanya terjadi dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Hampir sepertiga ibu menyusui dapat mengalami mastitis, dibandingkan dengan 5-9 persen perempuan yang belum pernah hamil. Pada kasus mastitis, biasanya ibu menyusui hanya mengalami satu bagian payudara saja yang terkena radang kelenjar susu sehingga menyusui sebenarnya masih dapat dilakukan meski sangat tidak nyaman ya, Bunda.

Infografis ASI tersumbat/ Foto: HaiBunda

Apakah radang kelenjar payudara bisa hilang sendiri?

Radang kelenjar susu atau mastitis sebenarnya bisa hilang atau sembuh dengan sendirinya ya, Bunda. Untuk menyembuhkannya, Bunda juga bisa mencoba pengobatan rumahan seperti menyusui pada sisi yang sakit setiap 2 jam atau lebih dan memijat payudara yang sakit seperti dikutip dari laman WebMd.

Jika Bunda tidak merasa lebih baik dalam 24 jam setelah melakukan upaya-upaya pengobatan alami dan rumahan, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi ya, Bunda. Karena dikhawatirkan terjadi risiko infeksi dan Bunda mungkin memerlukan antibiotik sebagai penyembuhan.

Penanganan radang kelenjar susu

Untuk meredakan mastitis atau radang kelenjar susu, ada baiknya Bunda melakukan beberapa upaya berikut ini:

1. Jika Bunda menyusui, teruslah menyusui bayi kapan pun mereka mau dan selama yang mereka mau. Bunda juga dapat menawarkan bayi Bunda ASI jika payudara Bunda terasa penuh dan tidak nyaman
2. Saat menyusui, pastikan bayi Bunda diposisikan dan melekat dengan benar. Bidan, petugas kesehatan, atau spesialis menyusui dapat memberi saran kepada Bunda mengenai hal ini.
3. Kain yang dibasahi air hangat dan dioleskan ke payudara (atau mandi) dapat memperlancar aliran ASI.
4. Nyeri payudara dapat diredakan menggunakan kompres dingin (misalnya kain yang dibasahi air dingin).
5. Istirahat dan minum banyak cairan.
6. Minum parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri atau suhu tinggi.
7. Jangan kenakan pakaian ketat atau bra sampai Bunda merasa lebih baik.
8. Jangan minum aspirin.
9. Jangan memerah ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi Bunda.
10. Jangan memberikan tekanan kuat pada payudara karena tekanan apa pun harus lembut.
11. Jangan berhenti menyusui secara tiba-tiba dan cari tahu cara berhenti menyusui.
12. Jangan mengoleskan minyak, rendaman, atau krim pada payudara.

Cara membedakan benjolan kanker atau kelenjar susu di payudara

Radang kelenjar susu atau mastitis mungkin sering kali dikhawatirkan para perempuan sebagai gejala kanker. Untuk menganalisa hal tersebut, terdapat perbedaan utama antara mastitis dan kanker payudara adalah mastitis juga dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan keluarnya cairan dari puting. Sementara ketiga gejala itu tidak umum terjadi pada benjolan kanker.

Seperti diketahui, radang kelenjar payudara atau mastitis adalah peradangan pada payudara, yang biasanya disebabkan oleh infeksi yang mendasarinya, seperti abses di bawah kulit, atau saluran susu yang tersumbat pada orang yang sedang menyusui. Bunda mungkin mengalami nyeri pada payudara selain gejala lain yang mudah terlihat. 

"Biasanya kulit menjadi lebih merah, lebih hangat, dan akan terasa sedikit lebih tebal," kata Jessica Young, MD, ahli bedah payudara di Roswell Park Comprehensive Cancer Center. “Bunda mungkin merasakan sedikit nyeri di area tersebut atau mengalami demam dan menggigil jika infeksi berlanjut. Jika terdapat abses di bawahnya, Bunda bahkan mungkin merasakan benjolan.”

Mirip dengan saat tubuh melawan infeksi apa pun, seperti flu atau COVID-19, mastitis juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, paling sering di bawah lengan atau di sekitar leher.

Meskipun mastitis dapat didiagnosis pada siapa saja termasuk pada perempuan, pria, dan orang yang sedang menyusui dan yang tidak menyusui sekalipun. Namun, mastitis paling sering terjadi pada seseorang yang sedang menyusui.

Pasokan ASI yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan saluran ASI, yang menyebabkan penyumbatan yang pada akhirnya dapat menjadi infeksi. Pada orang yang tidak menyusui, mastitis dapat disebabkan oleh sesuatu yang umum seperti rambut yang tumbuh ke dalam, kista sebasea, atau saluran yang tersumbat.

Untungnya, infeksi payudara ini mudah diobati. “Mastitis muncul cukup cepat, tetapi biasanya akan hilang dengan antibiotik,” kata Dr. Young. “Biasanya, jika infeksi tidak sembuh setelah satu atau dua kali pemberian antibiotik, saat itulah mereka akan dirujuk ke kami, untuk memeriksa apakah itu bukan penyakit lain.”

Sementara itu kanker payudara adalah subtipe kanker payudara yang langka, jelas Dr. Young. “Sayangnya, terkadang ini dapat disalahartikan sebagai infeksi, karena gejalanya sangat mirip.” Gejala-gejala ini, sangat mirip dengan mastitis, meliputi pembengkakan, kemerahan, dan penebalan kulit payudara, serta terasa hangat saat disentuh.

“Pasien mungkin mengonsumsi antibiotik selama berminggu-minggu sebelum mereka menyadari kondisinya tidak kunjung membaik,” kata Dr. Young. “Jika demikian halnya, langkah selanjutnya mungkin adalah melakukan biopsi kulit.”

Meskipun benjolan yang disebabkan oleh mastitis biasanya tidak akan terlihat pada mammogram, pemeriksaan pencitraan akan menunjukkan bahwa kulit mungkin menebal, yang selanjutnya menambah tumpang tindih gejala antara mastitis dan kanker payudara inflamasi.

Karena alasan inilah biopsi mungkin diperlukan untuk diagnosis. Nantinya, jaringan dari biopsi kecil diperiksa untuk menentukan apakah jaringan payudara benar-benar menunjukkan tanda-tanda kanker seperti dikutip dari laman Roswellpark.

"Kanker inflamasi sangat agresif, jadi kami ingin mulai mengobatinya secepat mungkin," jelas Dr. Young. "Tetapi penting untuk mengatakan bahwa mastitis sangat umum, sedangkan kanker payudara inflamasi sangat jarang."

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Penyebab Bayi ASI Sulit BAB, Salah Satunya Dehidrasi Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Kedekatan Darius Sinathrya dan Sang Putri yang Beranjak Remaja

Parenting Amira Salsabila

Saat Suami Tak Bekerja, Apakah Istri Wajib Menanggung Nafkah untuk Mertua?

Mom's Life Arina Yulistara

Cukup Tambah 3 Kata, ChatGPT Langsung Jawab Seperti Ahli

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Ayah Artis Antar Anak Sekolah Meski Sibuk, Andrew White hingga Dion Wiyoko

Parenting Nadhifa Fitrina

Didikan 'Kejam' Ayah Cinta Laura, Tak Boleh Beli Baju Baru Kalau Belum Usang

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ucapan Terima Kasih Aldi 'Bragi' untuk Ikke Nurjanah, Dukung Sang Putri di Hari Pernikahan Tanpa Drama

5 Potret Kedekatan Darius Sinathrya dan Sang Putri yang Beranjak Remaja

Saat Suami Tak Bekerja, Apakah Istri Wajib Menanggung Nafkah untuk Mertua?

Kapan Fenomena Night Terror pada Bayi Terjadi? Ini Waktu, Tanda, Penyebab & Cara Mengatasinya

Cukup Tambah 3 Kata, ChatGPT Langsung Jawab Seperti Ahli

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK