HaiBunda

MENYUSUI

7 Kesalahan Pumping yang Bikin ASI Seret dan Keluar Sedikit

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 05 Oct 2024 14:01 WIB
Kesalahan Pumping yang Bikin ASI Seret dan Keluar Sedikit/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Pumping atau memerah Air Susu Ibu (ASI) bisa menjadi cara terbaik untuk menjaga suplai ASI. Pumping juga dapat mencegah ASI seret yang kerap dikhawatirkan oleh banyak Bunda menyusui.

Dilansir What to Expect, pumping ASI dapat dilakukan kapan pun. Waktu yang tepat akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi Bunda.

Beberapa ibu baru mulai pumping tepat setelah bayi lahir. Sementara ibu lainnya menunggu beberapa minggu atau bulan sebelum mulai memompa ASI.


"Pada saat bayi berusia 4 hingga 6 minggu, menyusui seharusnya terjadi lebih alami, dan ibu mungkin memiliki cukup waktu di antara sesi menyusui untuk memompa ASI tambahan yang dapat disimpan untuk digunakan nanti," kata dokter anak Lauren Crosby, M.D., F.A.A.P.

Pumping ASI dapat dilakukan menggunakan tangan atau alat pompa ASI. Meski terkesan mudah, tidak semua Bunda menyusui berhasil melakukan pumping di percobaan pertamanya.

Kesalahan pumping yang bikin ASI seret

Ada beberapa kesalahan pumping yang sering kali tidak disadari oleh para Bunda saat mengASIhi anaknya. Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 7 kesalahan pumping yang bisa bikin ASI seret dan keluar sedikit:

1. Sering menunda pumping ASI

Jangan menunda pumping ASI bila Bunda sedang berada di luar rumah. Menunda pumping juga dapat menurunkan produksi ASI.

Bunda tidak boleh lupa dengan konsep ASI, yakni supply dan demand. Permintaan (demand) dapat dipenuhi dengan mengosongkan payudara. Menunda-menunda jadwal pumping terlalu sering hanya akan menyebabkan produksi ASI makin berkurang.

"Tubuh memproduksi ASI sesuai dengan permintaan. Lalu tiba-tiba, kita menginginkan ASI tambahan melalui pumping, yang merupakan rangsangan baru bagi tubuh. Saat mulai memompa ASI, pastikan untuk memompa secara teratur agar produksi ASI bagus. Pada awalnya, memompa secara teratur lebih penting daripada produksi ASI yang dihasilkan," kata pakar laktasi dan fisioterapis di India, Kavita Singh, dikutip dari The Health Site.

2. Jadwal pumping tidak tepat

Pumping ASI baiknya dilakukan sesuai jadwal agar ASI tak seret. Bayi baru lahir menyusui 8 hingga 12 kali dalam 24 jam. Bunda dapat mengintimidasi pola menyusui Si Kecil dengan memerah minimal 8 kali sehari dengan total durasi 100 menit per hari.

Untuk memudahkan perhitungan dan jadwalnya, Bunda dapat memerah dengan durasi 15 sampai 20 menit setiap 2 atau 3 jam sekali, atau minimal 10 menit per sesinya. Pastikan untuk terus memerah selama 2 hingga 5 menit pasca tetesan terakhir ya. Sebaliknya, hindari memberi jarak sampai lebih dari 5 jam untuk memerah ASI.

"Bila setelah memerah selama 10 menit aliran ASI melambat, ibu dapat melakukan beberapa teknik melancarkan ASI, seperti memijat atau menekan payudara," tulis konselor laktasi F.B. Monika dalam Buku Pintar ASI dan Menyusui.

3. Bunda tidak memahami teknik pumping yang tepat

Keahlian Bunda dapat memerah juga dapat memengaruhi produksi ASI. Ini termasuk dalam menggunakan alat pumping untuk menyiapkan ASIP ya.

"Keahlian ibu mempraktikkan teknik memerah tangan sangat penting dalam pengoptimalan pengosongan payudara," kata Monika.

"Bila ibu memerah menggunakan alat pompa, maka alat pompa bersiklus rendah (kurang dari 40 kali per menit) kurang efektif dalam mengosongkan payudara," sambungnya.

Ilustrasi Ibu Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

4. Menggunakan corong pompa dengan ukuran yang salah

Corong pompa ASI memiliki ukuran menyesuaikan payudara Bunda. Memilih ukuran yang benar sangat penting untuk menghindari rasa sakit pada puting dan mencegah ASI seret.

"Komponen alat pompa lain, seperti ukuran corong yang tepat juga memengaruhi hasil perah," ungkap Monika.

Untuk memastikan ukuran corong sesuai, Bunda dapat menghitung diameter puting, lalu dicocokkan dengan ukuran pompa ASI. Misalnya, diameter puting 20 sampai 22 mm bisa menggunakan ukuran pompa ASI sekitar 24 mm.

5. Berpikir ASI 'kosong' hanya karena tidak keluar

Kesalahan yang umum terjadi pada ibu baru adalah mengakhiri sesi pumping terlalu cepat lantaran ASI tidak keluar. Mereka berpikir bahwa payudara sudah kosong atau tak lagi dapat mengeluarkan ASI.

Perlu dipahami ya, ASI biasanya tetap berada di payudara, kecuali bila Bunda mengalami kebocoran, menyusui Si Kecil, atau memompanya. Saat menyusui atau memompa, ASI dikeluarkan dari saluran ASI melalui refleks pengeluaran ASI. Sebagian Bunda akan merasakan pengeluaran ASI seperti payudaranya ditusuk jarum.

Bila ASI tak kunjung keluar, cobalah melakukan rangsangan dengan memijat area payudara atau melakukan skin to skin dengan Si Kecil. Jangan lupa untuk memenuhi asupan cairan untuk meningkatkan produksi ASI ya.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, wanita usia subur (19-49 tahun) yang tidak hamil dan menyusui membutuhkan 2350 mililiter (ml) cairan per hari. Sementara pada Bunda menyusui, kebutuhan cairan tambahan adalah 800 ml atau hampir 3,2 liter per hari.

6. Konsumsi obat yang bisa memengaruhi suplai ASI

Selama menyusui, Bunda jangan minum obat sembarangan. Ada beberapa jenis obat yang dapat menurunkan suplai ASI, seperti kontrasepsi oral yang mengandung estrogen atau dekongestan tertentu.

"Ibu menyusui sebaiknya menghindari obat resep dan obat bebas tertentu yang dapat menurunkan produksi ASI. Jika kembali menggunakan alat kontrasepsi, pastikan untuk memberi tahu dokter, sehingga mereka dapat menawarkan metode yang tidak akan mengganggu produksi ASI Anda," ungkap konsultan laktasi dan perawat Meredith Wallis, MS, APRN, CNM, IBCLC, dikutip dari Healthline.

7. Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi

Salah satu kesalahan pumping yang kerap dilupakan adalah ketika Bunda memiliki ekspektasi yang tinggi. Banyak Bunda suka membandingkan produksi ASI-nya dengan Bunda lain, hingga menganggap produksi ASI berlebih sebagai standar keberhasilan menyusui.

"Setiap ibu akan selalu menganggap suplai dan produksi ASI terlihat berbeda dari orang lain. Kelebihan suplai dan menyimpannya ke dalam freezer adalah hal yang tidak realistis untuk semua orang. Padahal, menetapkan harapan yang realistis itu penting," ungkap Singh.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

Busui, Ini 3 Manfaat Memompa ASI di Malam Hari

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini

Parenting Nadhifa Fitrina

Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kenangan Bubun Nitip ASI malah Jadi Basi

Komik Bunda Tim HaiBunda

Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bukan Putri Diana, Ternyata Ini Gaun Pengantin Termahal di Keluarga Kerajaan Inggris

Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%

Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini

Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya

Pemerintah Jadikan 18 Agustus 2025 Libur Nasional, Ajak Warga Lomba 17-an!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK