Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Penyebab Anxiety saat Menyusui dan Cara Mengatasinya agar Tak Ganggu Mental Busui

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 09 Oct 2024 12:01 WIB

Ilustrasi menyusui
Penyebab Anxiety saat Menyusui dan Cara Mengatasinya agar Tak Ganggu Mental Busui/Foto: Getty Images/geargodz
Jakarta -

Sebagai pejuang menyusui, kecemasan sering kali muncul dan mengganggu keseharian ibu menyusui. Lantas, apa penyebab anxiety saat menyusui dan cara mengatasinya agar tak ganggu mental busui?

Baik orang tua baru ataupun yang sudah pengalaman memang tak menjadi jaminan bahwa mereka terbebas dari baby blues atau sederet permasalahan dalam menyusui. Pada praktiknya, siapa pun akan merasa kewalahan terutama orangtua baru yang kelelahan dan masih dalam tahap pemulihan pasca persalinan. Dalam fase ini, mereka pun lebih rentan terhadap stres.

Ya, tekanan menjadi ibu yang baik dan sempurna memang membuat para orangtua totalitas mengerjakan segala hal. Sering kali mereka menahan lelah di tengah padatnya jadwal menyusui. Tak jarang, mereka kerap merasa bersalah dan malu yang mendalam sehingga kondisi ini dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pasca persalinan.

Di sisi lain, kesehatan mental ibu yang buruk dapat membuat menyusui menjadi lebih sulit terutama jika ibu menjadi tegang dan menyebabkan gangguan dan penurunan harga diri.

"Semua faktor tersebut menciptakan efek bola salju," kata Wendy De Leon, konsultan laktasi utama di Cedars-Sinai.

Gangguan suasana hati merupakan komplikasi kehamilan nomor satu. Sering kali tidak disadari, gangguan tersebut dapat berakibat fatal. Penelitian dalam JAMA Psychiatry mengidentifikasi kesehatan mental yang buruk sebagai akar dari hampir seperempat dari semua kematian ibu dan menjadi pendorong terbesar dari krisis nasional.

Namun, ibu yang menyusui tidak harus menderita. Bunda dapat memprioritaskan kesejahteraan mental saat Bunda menghadapi seluk-beluk laktasi dan menjadi orangtua.

“Menyusui bayi baru lahir setiap dua jam sekali tidak hanya menuntut secara fisik, tetapi juga emosional,” kata Eynav Accortt, PhD, director of Cedars-Sinai’s Reproductive Psychology Program.

“Emosi adalah panduan yang berguna saat kita menjalani hidup. Ketika emosi negatif yang kuat menguasai dan mulai mengendalikan perilaku dan reaksi Bunda, inilah saatnya untuk mencari bantuan,” tambahnya.

Kenali anxiety saat menyusui

Ada banyak alasan mengapa seseorang menjadi cemas pada satu titik atau lainnya dalam hidupnya. Kecemasan adalah emosi yang normal dan sehat yang membantu memberi tahu bahwa sesuatu di lingkungan mungkin mengancam, baik secara fisik maupun emosional bagi diri sendiri atau orang-orang yang disayangi. 

Saat mengalami perasaan cemas, kondisi tersebut sering ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan dan fokus pada pikiran serta situasi yang membuat Bunda takut atau kesal, serta disertai dengan berbagai sensasi fisik.

Beberapa gejala juga mungkin muncul seperti detak jantung yang cepat, perubahan pernapasan (bernapas cepat), sesai atau nyeri di dada, kesemutan di lengan dan kaki, merasa mual, sakit perut, merasa puisng, kesulitan konsentrasi, sakit kepala, dan lainnya.

Cara mengatasi anxiety saat menyusui

Ada beberapa hal sederhana yang dapat diakukan untuk menyeimbangkan hidup dan mengatasi kecemasan. Fokusnya harus pada pengurangan fokus pada pikiran-pikiran yang mengkhawatirkan dan mencoba untuk memfokuskan kembali perhatian pada aktivitas kehidupan yang sedang terjadi saat ini, daripada apa yang mungkin terjadi di masa mendatang seperti dikutip dari laman Breastfeeding Network. Berikut ini cara mengatasi anxiety saat menyusui ya, Bunda:

1. Usahakan cari solusi atas masalah

Jika Bunda tidak dapat melakukan apa pun atau masalah itu belum terjadi maka sebaiknya lupakan saja. 

2. Berbicaralah dengan orang lain 

Para ibu lain dalam situasi yang sama untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang normal. Ini dapat dilakukan melalui komunitas, social media group,  atau forum daring.

Namun, Bunda mungkin menemukan bahwa suasana forum mungkin negatif dan membuat Bunda merasa lebih buruk. Jika itu terjadi, carilah tempat yang membantu Bunda merasa positif. Teruslah berbicara dengan orang-orang yang mencintai Bunda dan beri tahu mereka bagaimana perasaan Bunda.

3. Lakukan aktivitas yang menyenangkan

Hal ini mungkin perlu disesuaikan dengan kehidupan bersama bayi, tetapi cobalah untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan setiap hari, misalnya jalan-jalan, bermain dengan bayi, atau berenang. Jika Bunda bisa meminta seseorang untuk menjaga bayi, Bunda mungkin ingin meluangkan waktu selama setengah jam untuk berlari, mandi, mengecat kuku, membaca buku, atau bahkan pergi ke toilet sendiri.

4. Keluarlah dari rumah 

Pergilah ke toko untuk membeli susu atau berjalan-jalan di sekitar komplek rumah, atau pergilah berkendara. Menatap keempat dinding yang sama tidak akan membantu mengalihkan perhatian Bunda dan pikiran akan berputar-putar. Keluar meskipun hanya selama 15 menit sehari dapat membantu menjernihkan pikiran dan dapat membantu bayi  tidur juga.

5. Fokuslah pada hal-hal positif setiap hari 

Cobalah untuk menulis satu hal positif dalam buku harian harian atau cobalah 100 hari kebahagiaan di Facebook. Mungkin jika seseorang bertanya bagaimana keadaan Bunda, cobalah untuk memikirkan hal-hal positif terlebih dahulu sebelum memikirkan masalah.

Buat juga daftar semua hal yang Bunda lakukan dengan baik daripada hal-hal yang mungkin Bunda perjuangkan. Tarik napas dan abaikan mereka yang memberi nasihat yang tidak membuat Bunda merasa nyaman karena mereka hanya memberikan pendapat, bukan fakta. Bayi mereka mungkin sangat berbeda dari bayi Bunda, tetapi apa pun yang mereka lakukan adalah pilihan mereka, tetapi Bunda tidak harus mengikuti ide orang lain.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda