MENYUSUI
Benarkah Bunda dengan Ekonomi Mapan Cenderung Lebih Sukses Menyusui?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Kamis, 02 Jan 2025 08:30 WIBKondisi ekonomi yang baik disebut-sebut memengaruhi kesuksesan seseorang dalam menyusui anaknya. Artinya, benarkah Bunda dengan ekonomi mapan sedikit menghadapi hambatan dalam proses menyusui?
Laporan terkini dari Departemen Kesehatan Amerika bahwa pemberian ASI pada usia dini berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggal, kemiskinan, dan ras.
Manfaat menyusui seperti diketahui telah terbukti bagus untuk menjaga kesehatan Si Kecil di masa depan. Berbagai masalah kesehatan seperti virus perut, penyakit pernapasan bawah, infeksi telinga, dan meningitis lebih jarang terjadi pada bayi yang disusui dan tidak terlalu parah jika terjadi pada bayi tersebut.
Selain itu, menyusui juga menurunkan risiko bayi terkena diabetes, obesitas, asma, dan penyakit kronis lainnya. Bagi ibu, menyusui dapat menurunkan risiko terkena kanker ovarium dan payudara, serta penyakit kardiovaskular, seperti dikutip dari laman Yourtango.
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, dan dilanjutkan hingga usia satu tahun atau lebih, sesuai keinginan ibu dan bayi. Meskipun manfaat menyusui sangat banyak, para ibu banyak juga yang menghadapi tantangan berat untuk terus menyusui.
Laporan Departemen Kesehatan Amerika menemukan bahwa ibu di lingkungan yang ekonominya lebih mapan memiliki kemungkinan 1.6 kali lebih besar memberikan ASI secara eksklusif (hanya ASI, bukan susu formula) selama lima hari pertama kehidupan bayi daripada ibu di lingkungan yang lebih miskin.
Laporan lain menemukan bahwa perempuan yang di rawat di rumah sakit dengan dana yang lebih baik cenderung memberikan ASI eksklusif kepada bayi lahir mereka. Dan sebaliknya, rumah sakit dengan kinerja terendah dalam hal pemberian ASI ialah rumah sakit yang terutama melayani masyarakat miskin.
Pada kasus rumah sakit yang merawat warga Amerika berpenghasilan rendah mengalami pemotongan anggaran, mereka terpaksa menghentikan banyak program pelatihan ibu pertama kali, yang mencakup pendidikan menyusui.
Rumah sakit ini biasanya kekurangan staf, kewalahan dokter dan perawat yang cenderung memberikan susu formula daripada meluangkan waktu untuk membantu mempersiapkan dan mengajari ibu baru cara menyusui. Hal ini membuat ibu-ibu miskin mencoba cara lain untuk menyusui.
Peningkatan pendanaan untuk program perawatan bersalin bagi rumah sakit yang melayani masyarakat miskin merupakan salah satu cara yang mungkin untuk mengurangi kesenjangan menyusui antara masyarakat kaya dan miskin. Tetapi, meskipun menyusui mungkin hal yang alami, hal itu tidak selalu mudah, juga tidak terjadi begitu saja.
Beberapa ibu punya alasan tersendiri untuk tidak mau menyusui dan memilih untuk tidak melakukannya. Setiap orang harus memiliki petunjuk menyusui yang tersedia bagi mereka, baik mereka dari golongan kaya atau tidak.
ASI nutrisi terbaik untuk bayi sejak lahir
Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pemberian makanan bayi dan anak kecil, serta praktik pemberian makanan tradisional sangat penting untuk mendukung kesehatan yang baik, meningkatkan pertumbuhan anak, dan mengurangi angka kematian anak.
ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi yang direkomendasikan oleh WHO untuk bayi baru lahir dan bayi hingga usia 6 bulan. Namun, menurut statistik WHO, hanya 1 dari 3 anak di seluruh dunia yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, dan hanya 2 dari 5 yang langsung mendapatkan ASI pada jam pertama setelah lahir.
Selain itu, WHO dan UNICEF merekomendasikan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI bersamaan dengan menyusui setelah enam bulan pertama kehidupan untuk menghindari terhambatnya pertumbuhan pada masa kanak-kanak.
ASI saja tidak cukup untuk memastikan pertumbuhan anak yang memadai setelah usia enam bulan. Kualitas dan kuantitas makanan yang rendah, serta pengenalan makanan padat yang terlambat ditemukan sebagai penyebab kekurangan gizi.
Seperti diketahui bahwa pola makan ibu memengaruhi pola makan bayi. Karenanya diusulkan adanya pendekatan ekologis untuk memahami pengaruh gizi ibu terhadap praktik pemberian ASI dan pemberian makanan bayi dengan menganalisis faktor kontekstual seperti keluarga, masyarakat dan sistem perawatan kesehatan seperti dikutip dari laman Ncbi.
Kemudian, yang lain memperluas fokus model ini untuk juga mencakup konteks masyarakat dan lingkungan yang berubah. Memang, pemberian makanan pada anak telah diamati pada populasi pribumi didorong oleh konteks sosial dan lingkungan, yang diidentifikasi sebagai hal penting dalam memahami praktik pemberian ASI dan pemberian makanan pada bayi.
Misalnya, adanya perubahan dalam pilihan individu dan perilaku makanan di antara keluarga pribumi karena perubahan kondisi sosial-lingkungan, seperti budaya, aktivitas kerja, lingkungan alam, dan persediaan makanan tradisional. Dalam beberapa kasus, ibu mengganti makanan bayi tradisional dengan makanan kemasan selama periode pemberian makanan pendamping.
Nah, terlepas dari itu semua, sebenarnya pilihan ibu terhadap anaknya merupakan keputusan individual termasuk pilihan untuk menyusui. Sehingga, apa yang mereka putuskan dan berikan untuk Si Kecil merupakan pilihan terbaik dari para orang tua untuk anaknya.
Keputusan menyusui anak sangat mungkin dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga, dimulai dari pemilihan rumah sakit yang pro ASI hingga kesempatan untuk belajar menyusui lebih banyak dibanding mereka yang harus segera bekerja usai melahirkan.
Tetap semangat mengASIhi ya, Bunda. Semoga informasinya membantu, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Anak Menyusu Sampai 2 Tahun Lebih, Bolehkah?
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
5 Posisi Menyusui Paling Mudah dan Nyaman untuk Bunda, Cegah Puting Lecet
Penting! 6 Tips Menyusui untuk Ibu Baru, Bunda Perlu Tahu
Penyebab Cemas & Rasa Bersalah Sering Hantui Ibu Menyusui
Tips Nyaman Menyusui di Tempat Umum
TERPOPULER
7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3
12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara
11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun
10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan
15 Kalimat yang Sering Digunakan Orang dengan EQ Rendah
REKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3
10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan
12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara
11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Perjalanan Karier Andhara Early, dari Runner Up Gadis Sampul hingga Sukses Jualan Basreng
-
Beautynesia
7 Cara Cerdas Menghadapi Tindakan Agresif Orang yang Sedang Marah
-
Female Daily
Dreamgirls The Musical oleh Glitz Production Hadirkan Sentuhan Pesona Broadway di Jakarta
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Pernikahan Viral, Pengantinnya Bagi-bagi Tas Impor ke Bridesmaid di Pelaminan
-
Mommies Daily
Kenalan dengan Gaya Bercinta Sagitarius, Penuh Petualangan dan Seru!