MENYUSUI
Kanker Payudara dan Alzheimer: Studi Temukan Pengaruh Positif Terapi Terhadap Otak Perempuan
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Senin, 14 Jul 2025 09:00 WIBPenyakit kanker menjadi risiko mematikan yang perlu diwaspadai. Tetapi, sebuah studi terbaru justru menemukan fakta mengejutkan. Dalam kaitannya kanker payudara dan Alzheimer, studi temukan pengaruh positif terapi terhadap otak perempuan.
Mengutip dari laman Fox News, kanker biasanya memang tak dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa kanker dapat mengurangi risiko demensia bagi beberapa pasien.
Sebuah studi tersebut dipimpin oleh The Seoul National University College of Medicine yang menunjukkan bahwa penyintas kanker payudara memiliki risiko sedikit lebih rendah terkena penyakit Alzheimer dibandingkan dengan mereka yang telah menjalani perawatan.
Studi tersebut dipublikasikan di Jama Network Open, dan melibatkan lebih dari 70 ribu penyintas kanker payudara dibandingkan dengan kelompok kontrol bebas kanker selama rata-rata 7,3 tahun.
Manfaat terapi kanker payudara pada otak perempuan
Secara keseluruhan, penyintas kanker payudara terutama mereka yang berusia 65 tahun ke atas menunjukkan risiko demensia sebanyak 8 persen lebih rendah dalam lima tahun setelah perawatan.
Kemudian, mereka yang menerima radiasi menunjukkan pengurangan risiko paling besar, seperti ditemukan para peneliti.
Studi ini sendiri telah disesuaikan dengan faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap risiko Alzheimer, termasuk usia, tingkat pendapatan, lokasi geografis, indeks massa tubuh, penyakit penyerta, serta perilaku terkait kesehatan (merokok, mengonsumsi alkohol, dan aktivitas fisik).
Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan kekhawatiran sebelumnya tentang pasien kanker payudara yang mengalami penurunan kognitif setelah perawatan. Kemoterapi sebelumnya telah dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut chemo brain, di mana pasien mengalami penurunan kognitif.
"Cemo brain mengacu pada disfungsi kognitif, termasuk masalah berpikir dan memori, yang terjadi pada pasien kanker selama dan setelah kemoterapi, tulis para peneliti.
Namun, berbeda dengan Alzheimer, pada chemo brain ini gangguan kognitif digambarkan halus dan tidak menghalangi pasien untuk mengingat kembali memori yang telah lama hilang.
"Kekhawatiran tentang chemo brain dan efek samping jangka panjang pengobatan kanker payudara terhadap kognisi memang umum. Tetapi, temuan kami menunjukkan bahwa pengobatan ini tidak secara langsung menyebabkan AD," catat para peneliti.
Hasil penelitian terhadap penyintas kanker payudara
Secara keseluruhan, para penyintas kanker payudara terutama mereka yang berusia 65 tahun ke atas menunjukkan risiko demensia sebanyak 8 persen lebih rendah dalam lima tahun setelah pengobatan.
Faktanya, mereka menyatakan bahwa beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu yang diberikan kepada pasien kanker payudara dapat membantu mengurangi pembentukan protein amiloid-beta dan tau proteins di otak, yang merupakan salah satu ciri khas Alzheimer.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti merekomendasikan agar pasien kanker payudara mengambi langkah-langkah untuk mengurangi faktor risiko Alzheimer yang dapat dimodifikasi, seperti merokok dan diabetes, serta menjalani pengobatan kanker standar.
Selain itu, karena studi ini berfokus pada pasien kanker payudara yang dapat dioperasi, studi ini mungkin tidak mewakili risiko Alzheimer di antara pasien lanjut usia, mereka yang memiliki komordibitas kritis, atua pasien dengan penyakit stadium lanjut, catat para peneliti.
"Kami tidak dapat mengevaluasi peningkatan risiko Alzheimer jangka panjang karena periode tindak lanjut kami relatif singkat (maksimal 11 tahun), tulis mereka.
"Studi tambahan dengan periode observasi jangka panjang diperlukan untuk mengkaji hubungan jangka panjang antara risiko Alzheimer dan durasi kesintasan kanker payudara."
Menurut Maria C. Carrillo, Ph.D, Kepala Sains Asosiasi Alzheimer dan Kepala Urusan Medis di Chicago, bahwa topik penelitian ini telah dieksplorasi dalam studi-studi sebelumnya.
"Ada banyak laporan yang dipublikasikan dari studi observasional tentang penyintas kanker dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer, tetapi juga beberapa yang menemukan peningkatan risiko," ujar Carrillo, yang tidak terlibat dalam studi terbaru ini.
Pakar tersebut memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan mendadak berdasarkan studi ini. "Penelitian sebelumnya tentang keberlangsungan hidup dan pengobatan kanker serta risiko Alzheimer telah menghasilkan hasil yang beragam, bahkan kontradiktif," kata Carrollio.
Memang, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian terutama penelitian yang lebih lama pada populasi studi yang lebih representatif.
Terapi radiasi turunkan risiko Alzheimer
Mereka yang menerima terapi radiasi menunjukkan penurunan risiko paling besar, demikian ditemukan para peneliti. Aspek paling menarik dari studi ini ialah, temuan bahwa terapi radiasi ini dikaitkan dengan penurunan risiko Alzheimer sebesar 23 persen, sementara pengobatan kanker lainnya tidak menunjukkan penurunan risiko. Hal ini biasanya disebabkan oleh kemampuan radiasi untuk menurunkan tingkat peradangan, kata pakar tersebut.
Mengapa radioterapi dapat melindungi kesehatan kognitif?
Jon Stewart Hao Dy, MD, seorang ahli saraf bersertifikat yang berafiliasi dengan Asosiasi Neurologi Filiphina mengatakan bahwa ia tidak menemukan temuan studi yang mengejutkan.
Dy, yang tak terlibat dalam studi ini, mengatakan bahwa ketika seorang pasien didiagnosis menderita kanker payudara dan menjalani perawatan berbasis bukti yang diperlukan, termasuk pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi, mereka kemungkinan akan menerima perawatan yang memadai dan segera untuk mengendalikan komodibitas lainnya serta mencegah risiko jangka panjang disfungsi kognitif akibat kemoterapi.
Ia juga menyinggung mengapa terapi radiasi mungkin memberikan manfaat jangka pendek terhadap perkembangan Alzheimer. "Mekanisme biologis di balik risiko jangka pendek yang lebih rendah ini merupakan potensi radioterapi untuk mengurangi astrogliosis dan mikrogliosis serta memiliki efek antiinflamasi dan neuroprotektif," jelas Dy, seperti dikutip dari laman Medical News Today.
Dy mengatakan bahwa orang yang ingin mengurangi risiko jangka panjang terkena Alzheimer harus berfokus pada pengendalian faktor risiko vaskular seperti tekanan darah dan diabetes.
Rizwan Bashir, MD, seorang ahli saraf di AICA Orthopedics, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa temuan yang menunjukkan potensi manfaat jangka pendek dari radiasi sangat menarik.
"Meskipun hasilnya masih awal dan memerlukan interpretasi yang cermat, hasil ini membuka pintu bagi hipotesis yang bermakna tentang mekanisme yang mendasarinya," kata Bashir.
Bashir mengatakan bahwa terapi radiasi diketahui bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh atau mengganggu pembentukan plak amiloid yang keduanya berkaitan dengan patologi Alzheimer.
"Selain itu, estrogen memainkan peran kompleks dalam biologi kanker dan neurodegenerasi," ujar Bashir. Dengan menurunkan kadar estrogen melalui terapi hormon, secara paradoks dapat mengurangi risiko Alzheimer pada beberapa pasien.
Bashir menekankan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian jangka panjang di bidang ini. "Penelitian ini menggembirakan karena menantang asumsi dan menunjukkan bahwa pengobatan terkait kanker tertentu dapat memengaruhi risiko demensia dengan cara yang tak terduga," kata Bashir.
Penelitian longitudinal lebih lanjut akan sangat penting dalam mengklarifikasi hubungan ini. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Ternyata, ini Awal Mula Hadirnya Ruang Menyusui di Tempat Kerja, Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Amankah Penderita Kanker Payudara Menyusui Bayi? Ini Kata Dokter
Kenali Perbedaan Tumor Payudara Jinak & Ganas, Busui Perlu Tahu
4 Jenis Tes Kesehatan Payudara dan Kisaran Biayanya, Simak Bun
Cara Bedakan Benjolan Payudara Akibat Masalah Menyusui dan Kanker
TERPOPULER
Jangan Asal Angkat Jempol di Negara Ini, Artinya Mengejutkan!
10 Contoh Teks MC Penutupan MPLS 2025 untuk SD, SMP, SMA yang Singkat-Terbaru
Diet Artis Korea Park Ji Hyun, Berat Badan Pernah Capai 80 Kg
Meriahnya Ultah Ke-25 Syifa Hadju, Dapat Ucapan Romantis dari Sang Kekasih El Rumi
Bikin Iri, Aaron Kwok Beri Kartu Kredit Tanpa Limit pada Sang Istri yang Hamil Anak Ketiga
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi Cair yang Bagus dan Aman, Pilihan Terbaik untuk Si Kecil
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sepatu Sekolah Terbaik yang Bagus dan Awet
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu untuk Kecerdasan Otak Anak Usia 12 Tahun
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Serum Terbaik untuk Sehatkan dan Merawat Kulit
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sikat Gigi Anak yang Aman dan Lembut
ZAHARA ARRAHMATERBARU DARI HAIBUNDA
F4 Reuni di Atas Panggung, Jerry Yan hingga Vic Chou Terlihat Awet Muda
Waktu Tepat Melakukan Pijat Kehamilan yang Aman untuk Janin, Bunda Perlu Tahu
10 Contoh Teks MC Penutupan MPLS 2025 untuk SD, SMP, SMA yang Singkat-Terbaru
Jangan Asal Angkat Jempol di Negara Ini, Artinya Mengejutkan!
Diet Artis Korea Park Ji Hyun, Berat Badan Pernah Capai 80 Kg
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Selektif Pilih Pasangan, Ini Pandangan Ivan Gunawan Soal Pernikahan
-
Beautynesia
3 Tanda Hubungan dengan Pasangan Tidak Lagi Membuatmu Bahagia Menurut Ahli
-
Female Daily
Siap Ketawa Lagi, Film Jo Jung Suk ‘My Daughter is a Zombie’ Bakal Tayang di Indonesia!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
8 Foto Rachel Brosnahan, Keponakan Kate Spade yang Jadi Lois Lane di Superman
-
Mommies Daily
8 Model Rambut Favorit Gen Alpha, dan Produk Haircare Rekomendasi